"Ge-Gerald bagaimana bis-"
"Aku tahu, Lovia sebenarnya yang aku jumpai di taman hiburan waktu itu, kembaranmu, dan yang membullyku adalah dirimu. Kau Sofia bukan Lovia,"
Lagi-lagi Lovia dibuat terkejut dengan perkataan Gerald. Bagaiamana Gerald bisa tahu semuanya?
"Aku benarkan, Lovia?" ulang Gerald dengan senyum miringnya.
Lovia menelan salivahnya terlebih dahulu, lalu seberusaha mungkin menganggukan kepalanya.
"Kau benar, Gerald, yang kau jumpai di taman hiburan waktu itu adalah kembaranku, dan yang membullymu adalah aku. Tapi, aku memang Lovia bukan Sofia,"
Gerald mengernyitkan dahinya bigung, "Maksudmu apa?"
"Aku Lovia, aku duluan yang pertama melihatmu di taman hiburan. Berharap aku bisa menyapamu waktu itu, tapi nyatanya kembaranku, Sofia yang mendapatakanmu, kau menghampirinya. Sofia bercerita tentangmu denganku, awalnya aku hanya biasa saja, dan saat Sofia menunjukkan bahwa yang menolongnya adalah dirimu, aku marah, karena aku menyukaimu. Dan Sofia juga menyukaimu, dan ternyata kalian saling menyukai," Gerald terus mendengarkan cerita Lovia, tanpa memotongnya sama sekali.
"Dan bicara tentang sekolah, aku yang bersekolah di sana di tempat sekolahmu juga. Tapi, aku mengubah indetitasku menjadi Sofia, Sofia kembaranku mengetahui tentang aku memakai namanya, dan dia tidak masalah meski awalnya dia tidak mau. Aku melakukan itu agar aku bisa menjadi Sofia, gadis yang kau sukai. Aku sengaja membullymu agar kau membenci Sofia, namun nyatanya kau tidak bisa membenci Sofia, karena kau begitu mencintainya. Aku kesal, aku marah, kenapa selalu Sofia yang menjadi pemenangnya di setiap apapun itu? Ibu, ayah lebih menyanyangi Sofia dibanding aku, dan dirimu mencintai Sofia. kenapa aku, Lovia tidak bisa menjadi Sofia? Bukankah aku dan Sofia memiliki wajah yang sama?" Lovia berhenti bicara, dan memandangi Gerald dengan mata yang berkaca-kaca.
"Lo-Lovia-"
"Kau tahu Gerald? aku jahat, sangat jahat,"
"Kau tidak jahat, Sayang,"
"Aku jahat Gerald, aku membunuh kembaranku sendiri seolah-olah dia bunuh diri, padahal aku yang membunuhnya hanya untuk mendapatkan apa yang Sofia dapatkan, terutama dirimu,"
"Aku tahu, Lovia, aku tahu kau yang membunuh kembaranmu, dan membuatnya seolah-olah bahwa dia bunuh diri. Aku tahu semua tentangmu, yang tidak aku ketahui bahwa kau memang Lovia,"
Lovia mendengar ucapan Gerald, langsung menintihkan air matanya. Jadi, selama ini Gerald sudah tahu? Tapi, kenapa Gerald hanya diam saja?
"Ke-kenapa kau hanya diam jika sudah tahu?"
"Aku ingin kau mengatakannya padaku,"
"A-aku bukan pembunuh ibumu..." ujar Lovia lirih.
"Aku tahu, Sayang," jawab Gerald, menghampus air mata istrinya.
"Gerald, siapa yang kau cintai sebenarnya? Lovia atau Sofia?" tanya Lovia. Jujur, Lovia sedikit takut mengatakan ini kepada Gerald, takut jika Gerald mengatakan bahwa dia mencintai Sofia bukan Lovia.
"Tentu saja Lovia, kenapa harus bertanya?"
"Tidak mungkin Lovia yang kau cintai, sedangkan yang kau jumpai di taman adalah Sofia, yang membuat jantungmu berdebar senyuman Sofia, bukan Lovia. Lovia adalah wanita jahat yang suka membullymu,"
Gerald menangkup wajah Lovia, dan mencium
keningnya, "Lovia dengar, tidak perduli apa yang kau lakukan dulu terhadapku, dan juga meski senyuman Sofia yang pertama kali membuat jantungku berdebar, tapi akhirnya yang aku cintai dirimu Lovia, aku sangat mencintai Lovia, aku bahkan rela bertukar nyawa deminya," Lovia tak kuasa menahan air matanya untuk tidak jatuh lagi. Perkataan Gerald sungguh membuatnya terharu. Akhirnya impiannya terpenuhi, yaitu Gerald mencintainya tanpa dia menggunakan indetitas kembarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Psycho Prison
ChickLit#𝗗𝗔𝗥𝗞 𝗥𝗢𝗠𝗔𝗡𝗖𝗘 Mempunyai kekasih psikopat yang tampan adalah impianku yang konyol. Tapi, bagaimana jika impianku yang konyol itu beneran menjadi kenyataan? "Kau yakin menerimaku sebagai kekasihmu?" "Iya!" "Kenapa?" "Karena, aku ingin m...