Chapter 34 ♗

702 127 4
                                    

Anak-anak Hayden

⧫︎ ⧫︎ ⧫︎

Di pagi hari Valias bisa melihat kumpulan prajurit serta mage melalui jendela kamarnya.

Sudah mulai?

Valias sudah selesai bersiap dan pintu terketuk. Kalim hadir di depan pintu dengan Kei di belakangnya. Kei memakai pakaian hitam, namun dengan lencana Hayden. Pedang bersarung coklat miliknya masih tergantung di sabuk di pinggangnya. Kali ini Kei terlihat lebih seperti komandan kerajaan dibandingkan pemimpin bandit dalam pelarian. Valias tidak menyembunyikan senyumnya.

"Selamat pagi." Valias berujar. Kei memberi tatapan matanya sebelum memalingkan wajah.

Kalim membawa mereka ke tempat di mana para prajurit dan mage itu berkumpul.

"Adikku."

Frey memakai pakaian mewah berwarna merah dengan lencana dan banyak insignia di luaran bajunya. Mata emasnya tampak cerah dan rambut peraknya berkilau di bawah matahari pagi. Dia tampak seperti calon raja sejati.

Valias memberi senyum kecil. "Kakak."

Kei dibuat bingung dengan panggilan kedua orang itu tapi tidak mengatakan apa-apa.

"Kau beristirahat dengan baik?" Frey membiarkan semua orang di sana melihat keakrabannya dengan si remaja berambut merah

"Tentu, kakak. Kau melakukan pekerjaan bagus menyiapkan individu-individu bertalenta ini."

Frey dikejutkan oleh ucapan Valias tapi kembali memamerkan seringainya.

"Semuanya. Aku, Frey Nardeen akan memberi tahu kalian hal apa yang akan kita lakukan di hari ini. Anak-anak kerajaan kita, mengalami ketidakadilan dan penderitaan di dalam wilayah kita. Kalian akan bergerak di bawah perintah adikku, Valias Bardev. Kita akan membersihkan penyelewengan yang ada di Hayden.

"Ayahku, mendiang Chalis Nardeen sudah tidak ada, dan aku, calon raja selanjutnya akan memulai pemerintahannya yang baru. Mulai hari ini, aku akan memulai langkahku menjadi pemimpin kerajaan Hayden. Mari kita tunjukkan pada semua orang bahwa pasukan ksatria dan mage istana akan memburu mereka yang melakukan tindakan tidak adil di tanah Hayden."

Para ksatria dan mage sebelumnya tidak tahu kenapa mereka diminta berkumpul di depan istana.

Namun, kini, di depan barisan yang terbentuk oleh mereka, sang putra mahkota memberikan pidatonya. Menunjuk seorang putra Count yang namanya menjadi perbincangan hangat di istana belakangan minggu ini sebagai pemberi komando untuk mereka.

Seorang remaja berumur 18 tahun. Dengan rambut merah dan tubuh ringkih.

Namun ucapan Frey sudah memberi semangat kepada mereka. Selama ini, mereka hanya berdiam di istana tanpa melakukan apapun. Tapi akhirnya, hari ini sang calon raja memanggil mereka ke hadapannya dalam rangka menyingkirkan penyelewengan yang ada di Hayden.

Mereka belum tahu pasti penyelewengan apa yang dimaksud pria yang berdiri di hadapan mereka itu. Tapi yang pasti, ketika pria tersebut memberitahu mereka untuk menyingkirkan ketidakadilan, maka yang akan ada di hati dan benak mereka hanyalah semangat untuk mewujudkan hal itu.

"Siap!!" Para ksatria berseru tanpa komando dan para mage memberikan bungkukkan mereka. Vetra, berdiri di barisan paling depan, bisa melihat sosok Valias lagi. Dirinya sudah memikirkan tentang bagaimana perang akan terjadi di Hayden. Setelah sibuk dengan pikirannya selama satu setengah hari penuh, akhirnya dirinya dan teman-teman sesama magenya dipanggil menghadap Frey.

Ketidakadilan?

Vetra sudah mellihat begitu banyak ketidakadilan di kota mage tempatnya berasal. Karena itulah dia memutuskan untuk pergi. Jika Valias Bardev, yang ditunjuk oleh Frey akan mengajaknya memberantas ketidakadilan di Hayden, maka Vetra akan dengan senang hati bergerak di bawah komandonya.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang