Episode 7

147 15 2
                                    

"Kami membawa putra putri Aldebaran"

.
.
.
.

Ali mengeluarkan sebuah kotak hitam dari dalam ranselnya, kotak itu terlihat usang, tapi mungkin masih dapat berfungsi dengan baik.

Kami berempat berada dikamarku sekarang, kamar yang tidak terlalu kecil dengan ruangan kedap suara, membuat kami leluasa melakukan apapun didalamnya. Bunda telah pergi ke kantornya satu jam yang lalu.

"Ini apa ali?"tanya seli penasaran.

"Kotak hitam kapal" jawab ali dengan muka seriusnya.

"Eh kapal apa?" Tanyaku.

"Kedua orang tuaku" jawab ali pelan.

Raib dan seli tertegun mendengar jawaban ali. Apa yang dikatakan ali saat mereka berada di acara lady Oopraah apa itu benar? Seorang anak laki laki yang tinggal selama belasan tahun dengan ilusi bahwa orang tuanya masih hidup, bahwa mereka sibuk keluar negeri.

padahal...

Apa bayi yang lahir ditengah badai besar itu ali?

"Ali.." ucap raib pelan.

"Yeah" ucap ali pelan ia mengerti apa yang dipikirkan teman temannya.

"Kenapa kau membawannya ali?" Tanyaku

Ali tidak menjawab pertanyaanku ia sibuk dengan peralatan dengan hologram ditangannya mengotak atik segala tombol disana. Entah apa yang sikusut itu cari.

"Kalian lihat ini?" Tunjuk ali pada sebuah peta lautan di salah satu gambar peta bumi.

"Laut atlantic utara?" Gumamku pelan

"Ehh iya ga sih?" Lanjutku karena ragu.

"Kalian tahu apa persisnya?" Tanya ali menatap kami bertiga.

Kami menatap ali pelan sedangkan seli masih menatap layar hologram dengan seksama.

"Lautan. Apa mungkin Sagaras?" Jawab raib kemudian.

Ali menatap raib dan tersenyum padannya.

"ASTAGA ALI APA KAU MENEMUKAN KLAN ITU?" Ucap seli terkejut.

"Itu segitiga bermuda.." ucapku pelan mendekati layar hologram.

"Wilayah lautan yang dihindari pesawat dan kapal manapun. Kawasan ini masih menjadi misteri dikalangan para ilmuwan, banyak kapal atau pesawat dan hilang saat.."

"Melintasinnya, seluruh jaringan terputus dan hilang begitu saja tanpa jejak apapun." Potong ali pada ucapanku.

Aku memegang kepalaku syok. Aku tahu kemana arah percakapan ini. Ali si biang kerok itu, genius dunia paralel ia memiliki sesuatu yang kami semua tidak mengerti.

"Ra, Seli, aku minta maaf" ucap ali menatap raib dan seli bergantian.

Mata seli terlihat berkaca kaca ia menahan tangisnya. Seli tidak bodoh. Ia sudah menduga dari lama tapi ia tidak berharap dugaannya itu benar.

"Aku minta maaf karena terlambat memberi tahu kalian kebenaran tentang diriku. Aku yatim piatu. Kamu benar seli, akulah bayi yang lahir ditengah badai itu, tinggal di rumah besar bersama belasan pembantu, dengan ilusi bahwa kedua orang tuannya masih hidup" ucap ali.

"Aku tidak pernah bertemu bahkan melihat kedua orang tuaku, seperti apa mereka, bagaimana wajahnya,.."

"ALI!" Potong seli sambil terisak.

Air matannya tidak dapat dia tampung lagi. Tubuh gadis itu terjatuh di lantai pualam kamarku. Kami bertiga terkejut sangat terkejut. Ali.. rahasia sebesar ini. Ia tidak membaginnya dengan siapapun.

AldebaransМесто, где живут истории. Откройте их для себя