part 5

148K 2.9K 15
                                    

Hari pernikahan tiba tak terasa sudah 1 bulan lebih Reina berada di rumah itu. Menggantungkan hidup pada laki-laki yang dia benci, laki-laki yang berusaha membunuh sekaligus menyelamatkannya.

Reina terbangun dari tidur, suara gelak tawa terdengar jelas melalui jendela yang terbuka. Dia masih tidur seorang diri,  dia menolak untuk memiliki kamar yang sama dengan hazel.

Walaupun begitu, pakaian Hazel tetap di lemari yang ada di dalam kamar Reina. Hal ini agar orang masih mengira mereka tidur sekamar. Hazel akan mengambil pakaiannya setiap pagi di kamar Reina saat dia masih tertidur.

Reina bangun dan langsung mandi, mengganti pakaian lalu keluar rumah dimana suasana menjadi berubah.

"Selamat pagi non" sapa mereka.

"Apa yang akan kamu lakukan dengan rumput itu?"

"Aku akan menggantinya dengan rumput gajah"

"Dihalaman seluas ini?"

Hazel mengangguk "kamu jangan berdiri saja? kamu harus membantuku"

"Jangan den, non dan den Hazel kan masih pengantin baru lebih baik istirahat dirumah, urusan ini kita yang urus" canda yanto tukang kebun.

Hazel tersenyum, Reina turun dia ikut membantu. Suasana ini sungguh hangat, damai dan tidak sunyi seperti malam-malam sebelumnya. Reina merasa seperti wanita normal, berbincang dan akrab dengan orang yang sebenarnya cukup asing baginya.

Ketika matahari sudah terbenam, tepatnya jam 5 sore makan malam mulai disiapkan.

Reina membantu bibi nana memasak untuk mereka semua.

"Bibi udah berapa lama kerja disini?" Tanya reina sambil mengupas bawang.

"Bibi paling lama disini non, udah 15 tahunan"

"Udah lama ya bi, berarti bibi disini sejak Hazel masih muda?"

"Iya non.. non juga satu-satunya wanita yang pernah den Hazel kenalin sama bibi"

"Iyakah bi?"

"Iya non, non bibi minta tolong, jagain den Hazel, dari kecil dia sering dipukuli sama mama dan papanya, dia selalu kesepian dan penyendiri, bibi bersyukur dia tumbuh jadi anak yang baik walaupun papa dan mamanya meninggal kecelakaan mobil."

Reina mendengarkan sambil mencuci beberapa sayuran. Semakin dia mendengarkan cerita sang bibi, semakin dia merasa bingung seakan yang dia dengarkan barusan sulit dia percaya.

"Bagaimana makan malamnya?" Suara Hazel membuat mereka berdua diam bersamaan

"Aku tadi mendengar kalian berbicara, kalian membicarakanku?"

"Tidak benar den"

"Tapi kalian tiba-tiba diam setelah aku datang" hazel mempertanyakan keduanya.

Reina berbalik "duduklah.. makanan segera siap"

Hazel mengangguk dan dan membantu menata meja, mereka makan bersama diatas meja mewah berukuran besar yang sanggup menampung 14 orang. Reina sedikit senang, bisa berbincang-bincang dengan banyak orang hingga mereka berpamitan jam 8 malam.

Reina kembali ke kamar untuk mandi dan mengganti pakaian, Tidak banyak aktivitas yang bisa dia kerjakan. Dia hanya menonton beberapa artikel tentang dirinya di internet.

Reina merasa haus dan ingin menyeduh teh hangat, dia pergi ke dapur. Melewati kamar hazel yang kosong, pintunya terbuka sangat lebar.

Reina mendekati jendela melihat ke arah halaman yang sangat sepi, tidak terlihat siapapun.

"Aku tidak perduli" pikir Reina.

Tapi dia merasa takut kemudian berlari ke kamar dimana ayahnya di rawat, sebelumnya sang ayah berada di lantai 4 namun setelah mereka menikah Reina meminta kamar sang ayah dipindah ke lantai 3 agar tidak terlalu jauh dari mereka.

Disana juga tidak ada siapapun, sang ayah baik-baik saja. Reina bernafas lega, namun dia melihat setetes darah di pintu luar kamar sang ayah.

Reina lantas naik ke lantai 4 dimana ada satu ruangan terbuka, pintu itu di penuhi oleh darah.

Betapa terkejutnya reina, melihat suaminya dengan pakaian bersimbah darah. Seorang wanita muda yang merupakan salah satu orang yang bekerja tadi siang tergeletak dengan perut penuh dengan tusukan pisau..

Hazel menyadari kedatangan Reina dia mengalihkan pandangannya ke arah pintu. "Reina"

"Jangan mendekat" teriak Reina menghentikan Hazel yang akan mendekatinya.

Sad Cruel PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang