part 27

30.9K 1.5K 65
                                    

9Reina merasa lemas, dia melihat orang orang tergeletak tanpa pergerakan.

Suara langkah kaki terasa semakin dekat, reina masih berusaha untuk tetap sadar, namun darah terus mengucur hingga pada akhirnya dia tidak sadarkan diri.

####

4 tahun kemudian

Tak terasa hari hari terlewati, tahun berganti, namun rasa sepi belum juga terobati.

"excuse me, You are alone?"

"no, I'm with my wife" dengan sopan.

Wanita  jerman itupun pergi dengan wajah masam.

Di sebuah bangunan tua yang menjadi simbol penting bagi sejarah sebuah negara, Hazel duduk, melihat orang orang tertawa menikmati akhir pekan.

Sebuah seyuman sudah lama tidak menghiasi wajahnya, tatapan dingin dan tajampun sudah tidak dia miliki.

Sekarang hanya mata sendu yang sangat kesepian yang dia miliki, sudah 3 tahun lebih dia berada dipenantian tak pasti.

Hazel beruntung, walaupun masih ada irng rasis yang membenci orang Asia, namun banyak diantaranya orang baik, dengan wajahnya yang tampan hampir kalangan wanita yang menyukai drama korea ataupun Kpop mengiranya berasal dari korea dan berusaha mendekat.

Namun, hazel seakan memberi batasan, diamasih menunggu dengan cincin di jarinya.

Dia sudah mengirimkan sebuah surat, namun tidak ada satupun balasan dia terima. Entah bagaimana kabarnya, yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu di tempat yang sama.

Penantian terus berlanjut hingga malam natal telah tiba. Pohon natal berdiri kokoh hampir di semua tempat. Hari yang penuh dengan senyum dan tawa.

Hazel tersenyum saat beberapa orang mengucapkan selamat hari natal. Dia membuka restoran asia yang cukup terkenal di daerah itu walaupun tidak terlalu besar. Karyawannya sudah bekerja keras lantas hazel memberikan beberapa hadiah, kemudian menutup restorannya setidaknya 3 hari sekaligus memberikan libur.

Perlahan dia pulang melawan rasa dingin dari salju yang turun, dia lupa membawa topi dan jaket penghangat. Beberapa hari lagi tahun akan berganti menambah daftar panjang penantiannya selama ini.

Sambil menunduk Hazel terus berjalan, dan berharap ada sebuah kejaiban di malam natal.

Saat berada sekitar beberapa meter dari pintu rumah, langkah hazel berhenti.

"Apa kamu kebal dingin?"

Wanita itu berdiri, dengan senyuman dibibirnya. Wajahnya masih terlihat sama seakan waktu tidak berubah.

Wanita itu berjalan mendekat, meraih pipi hazel dengan tangan yang hangat "sudah kuduga, mustahil suamiku kebal dingin.. kamu pasti lupa membawa jaket.. mulai besok aku akan menyiapkan pakaianmu agar kamu tidak lagi kedinginan"

Hazel langsung memeluk reina dengan erat.

Reina membalas pelukan itu dengan erat sambil menangisi beberapa tahun yang sulit dia lewati.

"Kita harus segera masuk, atau kita berdua akan membeku disini" melapas pelukannya.

Reina membuka pintu rumah hazel seakan dia sudah tinggal di rumah itu, hazel kembali mematung saat dia masuk ke dalam rumah.

Seorang wanita tua dan seorang anak laki laki duduk di sofa.

"Bibi nana?"

"Nak hazel"

Hazel segera berlari memeluk seseorang yang sudah cukup lama menjaganya, dia mengira bahwa bibi nana tidak ingin lagi mengenalnya.

"Nak Hazel.." bibi nana mengambil tangan hazel dan memegangkannya ke tangan anak laki laki di sampingnya. "Reina menamainya Raffisqy, dia tumbuh dengan sangat baik dan pintar, wajahnya setampan ayahnya"

Hazel segera berbalik untuk menahan air matanya yang akan keluar.

"Ayah tidak ingin melihatku?" Dengan logat yang lucu.

Hazel segera kembali berbalik kearah Raff "itu tidak benar, ayah merasa buruk karena tidak menyiapkan apapun di malam natal ini untuk raff"

Anak itupun tersenyum "ini adalah natal terbaik, aku, ayah, ibu dan nenek bisa berkumpul bersama"

Hazel segera memeluk dan menggendong Raff, reina tersenyum melihat pemandangan itu, hazel dan raff tidak canggung untuk pertemuan pertama.

Hazel segera mandi membersihkan tubuhnya, agar tidak membuat anaknya fluu akibat suhu tubuhnya yang sangat dingin karena salju.

"Aku sudah menyiapkan baju untukmu"

Hazel kaget ketika keluar dari kamar mandi, bagaimanapun sudah lama sejak dia tinggal sendirian, dia hampir lupa bahwa dia tidak lagi sendirian.

"Terimakasih" dengan sedikit canggung

Reina tersenyum "aku akan menunggu diluar"

Beberapa menit hazel keluar dari kamar, aroma makanan sudah tercium, bibi nana memasakkan beberapa menu yang sudah lama tidak pernah dia makan

"Bibi melihat beberapa sayur di dalam kulkas" sambil menumis sayur.

Doanya terkabul, setelah tahun tahun sunyi yang dia lewati dengan penuh rasa sabar, akhirnya malam hangat ini tiba.

Malam yang penuh dengan kebahagiaan yang tidak akan pernah dia lupakan.

###

Suara alarm hp terdengar, hazel membuka mata.

Dia terbangun melihat sekelilingnya, sontak dia terbangun, melihat meja kosong yang seharusnya ada sebuah hp diatasnya.

Sebuah tas koper yang seharusnya ada di sudut ruangan juga tidak ada.

Hazel langsung berdiri, keluar dari kamar, melihat ruang tamu dan dia tidak bisa menemukan apa yang dia cari.

Semua sunyi, hening. Hazel merasa tercekik, nafasnya tak beraturan, merasa hancur.

"Hazel"

Suara itu terdengar saat dia merasa sangat putus asa.

Tanpa berfikir panjang dia langsung memeluk reina dengan sangat erat. Dirinya sangat takut bahwa semua yang terjadi hanya sebuah mimpi dan tidak nyata.

"Aku disini, aku akan tetap disini" sambil membalas pelukan hazel.

"Raff.. bibi nana?"

"Tenanglah.." sambil membelai pipi suaminya "bibi menemani raff main salju"

Akhirnya hazel bisa bernafas lega. "Terimakasih sudah memperlakukanku dengan sangat baik"

Reina membalas ucapan itu dengan sebuah kecupan di bibir hazel.

Mata Hazel membulat seperti mata seekor kucing di tempat gelap.

"Bolehkah aku menciummu?" Tanya hazel.

Reina mengangguk, hazel membelai pipi reina dan mencium bibir wanita yang dia cintai dengan lembut, waktu terasa berhenti.

"Ups"

Suara itu membuka reina mendorong hazel menjauh.

Raff menutup mulutnya yang sedang menganga.

"Raff.. tidak melihat apapun" ucap raf dengan wajah menggemaskan. "Ayah dan ibu bisa melanjutkannya"

Pipi reina dan hazel memerah karena malu.

Sad Cruel PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang