part 22

38.2K 1.6K 135
                                    

Satu negara gempar, Wajah hazel terpampang jelas di televisi, media sosial dan koran.mereka memberikan judul yang bervariasi, namun dengan maksud yang sama.

psycopath tak berperasaan yang bersembunyi dibalik wajah tampan.

setidaknya Hazel mengakui dia telah bertanggung jawab untuk hilangnya 38 nyawa. Dia tidak pandang bulu terhadap usia jenis kelamin dan profesi sang korban.

daftar nama para korban dia tulis dalam secarik kertas yang disediakan oleh kepolisian, hazel mampu mengingat semuanya dia memiliki ingatan yang sangat tajam.

sebelumnya dia menulis dan menyimpan barang2 milik korbannya namun reina sudah membakarnya.

hazel memberitahu lokasi dimana mayat mayat itu dia kuburkan dan hampir setengahnya sudah di temukan sudah dalam bentuk tulang belulang.

hazel telah dipindahkan ke dalam penjara Walaupun dia masih belum menjalani persidangan namun dia sudah dimasukkan dalam sel penjara umum dengan kasus kasus besar.

penjara memang bukanlah tempat yang nyaman, selain tempat yang kotor dan makanan yang tidak sehat, hazel juga langsung mendapat masalah dengan narapidana lain.

"Brak!!" hazel terhempas ketanah.

salah satu napi sengaja menendangnya, napi itu adalah mantan perampok bank yang kejam dia membunuh setidaknya 7 orang selama menjalani aksinya selama 4 tahun.

termasuk jajaran napi yang paling di takuti, ketika mendengar bahwa ada napi baru yang membunuh jauh lebih banyak darinya membuat  Jeff merasa kesal bahwa artinya akan ada calon penghuni sel yang lebih kuat dan kejam dari dirinya.

itu salah satu alasan Jeff langsung menendang Hazel dia ingin membuktikan kepada semua napi bahwa dia tetaplah sosok yang paling mengerikan di penjara itu melebihi Hazel.

Hazel menengadahkan wajahnya, dia melihat seorang laki-laki dengan rambut sedikit panjang dengan bekas luka di wajahnya tersenyum sinis.

Hazel berdiri, sipir yang tadi membawanya masuk hanya menyaksikan kejadian itu tanpa melerai atau menghukum jeff.

"laki laki berwajah seperti ini? yang membunuh banyak orang?" sambil tertawa diikuti oleh 3 orang bawahannya yang ada di belakang.

hazel hanya diam, dia melihat jeff memberi penjaga sipir uang dan saat itu juga penjaga itu pergi begitu saja.

hazel hanya bisa tertawa menyadari bukan hanya pejabat tinggi yang korup, pegawai kelas bawahpun sama saja.

"kamu tertawa?" jeff mengangkat dagu Hazel.

"berani kamu tertawa?"

pukulan kembali di layangkan di wajah hazel, lengannya yang terluka kembali mengeluarkan darah.

"bawa dia" perintah jeff kepada pengikutnya.

hazel di tarik paksa menuju ruangan tengah yang dikelilingi sel sel lain yang nerisi napi, mereka bisa melihat jelas hazel dipaksa berlutut di hadapan jeff.

"lihatlah,, dia hanya seorang pecundang, berita di tv hanya melebih-lebihkan" teriakan jeff sangat kencang.

"cium kakiku.. lalu aku akan melepasmu" bagi jeff membuat pembunuh berantai nomor satu bersujut untuknya adalah hal yang sangat luar biasa.

hazel tidak bergeming, jeff yang marah menendangnya dan menginjak kepalanya secara paksa ke lantai.

kali ini hazel tidak bisa lagi untuk diam, dia sangat marah, dia menarik kaki jeff hingga terjatuh.

Hazel berdiri darah keluar dari bibirnya yang terluka akibat jeff.

jeff yang terjatuh segera berdiri dan berniat memukul Hazel, kali ini Hazel tidak membiarkan itu terjadi dan justru jeff yang yang dipukul oleh Hazel.

3 pengikut jeff segera membantu boss mereka, melihat kekalahannya Jeff merasa bahwa dia akan kalah jika hanya bertarung biasa, namun dia akan kehilangan harga diri jika meminta bantuan pengikutnya.

"wajahmu tidak menakutkan bagiku, kau hanya sangat jelek, hitam dan kotor, bau mulutmu sangat menjengkelkan"

hazel terus maju mendekati Jeff, dengan sifat liciknya Jeff mengeluarkan pisau lipat dari dalam sakunya dan langsung menodongkannya ke arah Hazel.

"kamu membuatku sangat muak" manarik pisau itu tepat dibagian tajam dengan tangan kosong, sehingga darah mengalir dari telapak tangan Hazel.

saat semua napi memperhatikan Hazal dengan mata terbelalak.

mereka berfikir bahwa hazel memang psycopath gila, melihat respon napi dan merasa terpojok bukan menyerah jeff memerintah pengikutnya untuk menyerang Hazel secara bersamaan.

salah satu orang berbadan kurus memukul hazel dan pukulan itu dibalas oleh tikaman di bagian leher.

pertarungan itu terus berlanjut masih ada seorang napi lain yang memiliki pisau namun serangannya meleset dan hanya mengenai bahu hazel, lagi-lagi darah mengucur, hazel semakin marah.

dia menendang napi itu memukul kepalanya berkali-kali dan membenturkannya hingga tak bergerak lagi.

sekarang giliran jeff dia sudah ketakutan namun merasa tetap harus melawan dengan memegang sebuah balok kayu.

"kamu tau apa yang akan terjadi dengan membunuhku? hukumanmu akan semakin berat.. lalu wanita pelacur itu akan semakin senang jika kau dihukum mati" jeff mengira bahwa Hazel sangat membenci reina yang bersaksi untuknya.

mendengar jeff menyebut reina dengan sebutan pelacur Hazel semakin marah.

"jaga ucapanmu" bentak Hazel yang semakin marah.

melihat reaksi hazel yang sepertinya tidak baik, jeff langsung mengayunkan balok kayu yang berhasil di tangkis oleh Hazel. Dengan membabi buta Hazel menusuk perut Jeff berkali-kali tanpa ampun bahkan ketika jeff sudah tergeletak tak berdaya Hazel tetap menusuknya berkali-kali.

penjaga sipir datang terlambat mereka segera menodongkan pistol kepada Hazel. mereka bisa daja menembak Hazel saat itu namun mereka harus menahannya karena para petinggi yang ingin memanfaatkan popularitas dan naik pangkat tau bahwa masyarakat sangat memperhatikan dan mengikuti info mengenai kasus ini. mereka harus membawa hazel ke dalam persidangan  dalam keadaan hidup sehingga bisa menjatuhkan hukuman.

Hazel sudah siap mati, dia merebut pistol salah satu sipir penjara. Namun tiba tiba reina muncul dan berteriak dari belakang.

"hazel.. apa yang kamu lakukan"

reina memang datang untuk menemui hazel dengan pengacara dan salah satu polisi. Namun siapa sangkat dia datang saat suasana sangat keruh.

reina melihat 4 orang berseragam narapidana sudah berceceran darah dan tergeletak tak berdarah.

"kamu.. membunuh mereka??"

"mereka yang menyerangku lebih dulu,.."

"dan sekarang kamu mau menyakuti para sipir penjara?" ucap reina.

"mereka korup.. ini terjadi karena mereka sengaja.."

"hazel.." teriak reina. "turunkan pistolmu" sambil mendekati Hazel.

"bukankah kamu ingin aku mati?"

"tidak ada yang mengharapkanmu mati dengan mudah"

"mereka yang memulai semuanya"

"saat kamu menyerangku, saat kamu menjambakku, memperkosaku, dan menganiayaku, apa aku membunuhmu? apa setiap perbuatan buruk oranglain harus di lawan dengan membunuh? itulah mengapa semua orang menganggapmu psycopath tak berperasaan"

Air mata hazel menetes "akan lebih baik jika aku memang aku tidak punya perasaan.. tapi reina.... aku sakit, aku sedih, aku tidak sanggup lagi.."

Ini pertama kali bagi reina melihat sorotan mata hazel benar-benar berubah. Laki laki dingin itu menangis laki laki yang sangat percaya diri itu menundukkan wajahnya seperti kehilangan kepercayaan diri.

Sad Cruel PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang