part 34

11K 501 15
                                    

Bell rumah berbunyi, reina perlahan membuka pintu pagar rumah yang berukuran tidak terlalu tinggi.

"Halo"

Mata reina membulat melihat seseorang yang paling dia benci datang.

"Walaupun usiamu sudah tau, tapi kecantikanmu tidak berkurang sedikitpun"

"Bagaimana bisa..."

"Aku masih hidup, kamu pasti senang. Aku kesulitan mencarimu selama ini"

Rasa kecewa memenuhi benak reina, bagaimana tidak, seseorang yang sudah menyakiti keluarganya masih sehat, berkeliaran tanpa hukuman.

"Apa maumu"

"Aku tidak punya banyak waktu lagi untuk membalaskan dendamku pada psyko itu, aku tidak akan terlalu menyakitimu asal kamu ikut denganku dengan sukarela"

"Kamu fikir aku akan ikut denganmu? Aku tidak takut padamu"

Rico tertawa "atau kamu ingin aku membawa anakmu saja"

"Jangan mendekati anakku"

"Kalau begitu, berkorbanlah untuk anakmu, jalan hidup anakmu masih panjang, sia cukup berprestasi dan mungkin saja suatu saat nanti dia bisa menjadi dokter terkemuka dan hebat di negara kita, jadi seharusnya kamu tidak menghalangi masa depannya" bermaksud memberitahu Reina bahwa dia tau hal tentang Raff.

......

"Boleh aku makan disini?"

Raff mengangguk ketika lily datang dengan makanan di tangannya.

"Tumben makan siang tepat waktu? Aku gak pernah liat kamu pas jam makan siang, kufikir kamu gak mau makan di kantin sini"

"Kebetulan pasian hari ini tidak terlalu banyak"

"Syukurlah, raff kamu emang suka anak-anak?"

"Begitulah, karena itu memilih untuk menjadi dokter anak, kalau kamu? Kenapa jadi dokter umum?"

"Waktu aku kecil aku pernah melihat kecelakaan, karena saat itu tidak ada yang bisa melakukan pertolongan pertama akhirnya korban meninggal dunia dan aku melihat seorang anak memangis dan kehilangan ayahnya. Sejak saat itu aku ingin menjadi dokter agar bisa membantu sebuah keluarga untuk tetap utuh"

"Tujuan yang mulia"

Teman lily yang berniat untuk duduk bergabung dengan sahabatnya mengurungkan niat setelah melihat keberadaan Raff, sebenarnya teman teman seangkatan mereka setuju untuk menjodohkan keduanya.

"Bagaimana mobilmu? Apa masih sering mogok?"

"Begitulah, ayahku memilih untuk menjualnya, dan membelikanku mobil baru, tapi aku belum sempat menggunakannya"

"Terus kesini naik apa?"

"Transportasi umum, seseorang memberitahuku untuk tidak berpartisipasi dalam menyebabkan kemacetan"

Raff tersenyum "mau pulang bersama?"

"Naik apa?"

"Aku bawa mobil"

"Tumben?"

"Sesekali gak paapa berpartisipasi membentuk kemacetan"

Lily tertawa, terkadang raff memiliki sisi humoris tersendiri.

Mereka akhirnya pulang bersama, raff harus mengantar lily yang posisi rumahnya leboh jauh dibanding dirinya, sebuah telfon masuk, suara neneknya yang negitu sangat khawatir terdengar.

"Apa ada masalah?" Tanya lily

"Ibuku, dia tidak ada dirumah padahal nggak pamit mau kemana mana"

"Kalau gitu kita berhenti di rumahmu dulu"

Sad Cruel PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang