part 28

26.9K 1.1K 57
                                    

akhirnya kehidupan normal yang diidam idamkan oleh Hazel telah tercapai. Impian ringan yang biasa dijalani setiap orang dengan kehidupan biasa.

"Ayah...." tangis raff kecil sambil berlari ke arah ayahnya.

Kini dia sudah menginjak usia 11 tahun. Setelah itu reina masuk sambil membawa tas raff sambil mengomel.

"Apa ada masalah?"

"Salah satu temannya menghinanya dan bersikap rasis karena dia berdarah asia"

Hazel langsung berdiri "benarkah? Sejak kapan?"

"Hanya satu anak saja, beruntung anak lainnya tidak melakukannya juga, jika tidak aku akan memberikan pelajaran pada mereka" dengan nada kesal.

Semakin kesini reina malah lebih menakutkan dibanding Hazel.

Hazel tersenyum, dia segera menyusul raff kecil yang mungkin sedang menangis di belakang pintu.

"Anak ayah dimana?" Sambil berpura pura mencari "oh ternyata anak kesayangan ayah ada disini.." sambil mengelus rambut raff "seorang laki laki, harus kuat, harus tangguh tidak boleh menangis apapun yang terjadi, raff lupa apa tugas raff sebagai seorang laki laki? Raff harus kuat dan melindungi orang orang yang di sayangi raff, raff punya nenek dan ibu yang harus raff jaga"

Raff berusaha berhenti menangis sambil mengelap ingus dan air mata dengan lengannya.

Tiba tiba seekor kecowak keluar dari bawah meja. Raff kaget dan segera berlari dan naik ke atas kasur.

Hazel mengambil sebuah sendal untuk memukul kecowak.

"Ayah... jangan.."

Hazel mengurungkan niatnya "kenapa?"

"Semua hewan ciptaan tuhan  berhak untuk hidup ayah."

"Lalu bagaimana? Haruskah ayah merawatnya disini? Dan membiarkannya tidur bersamamu?" Canda Hazel

"Ayahh... bukan itu maksudku"

"Kalau begitu apa maksud anak kesayangan ayah"

Raff mengambil sebuah toples dan memberikannya pada Hazel "ayah bisa menggunakan toples ini untuk menangkapnya, lalu melepaskan di belakang rumah"

Hazel tersenyum, dia sangat bersyukur memiliki seorang anak yang sangat penyayang dan baik hati, dia sempat takut bahwa dia akan menurunkan karakter buruknya pada raff.

Reina baru saja membantu bibi membersihkan kulkas.

"Oh iya aku tadi membeli beberapa buah kesukaan raff.. aku belum meletakkannya di dalam kulkas" sambil memegang toples berisi kecowak.

"Ihhh apa yang kamu bawa? Kenapa kecowak itu ada di dalam toples makanan raff?"

"Sesuai permintaan raff aku akan memberikannya kesempatan untuk hidup" sambil berlalu pergi.

"Apa maksudmu? Kamu harus membunuhnya agar dia tidak kembali masuk ke dalam rumah" teriak reina.

Hazel hanya tersenyum dan tidak mengiyakan ucapan reina.

REINA (POV)

Aku bahagia, melihat hazel dan raff begitu akur, dia benar benar sosok ayah yang baik.

Aku masih ingat saat raff tiba tiba menangis kencang, dan berkata bahwa aku adalah ibu yang jahat. Hari itu hazel memarahiku dan menuduhku telah memukul raff kami bahkan bertengkar hebat malam itu. Namun keesokan harinya raff berkata bahwa dia kaget dan merasa kasihan melihatku  membunuh seekor cicak.

Sejak saat itu hazel memohon ampunanku karena telah menuduhku bertindak kasar pada anakku sendiri.

Sungguh aku sangat senang dengan keluargaku saat ini, meributkan hal sepele.

Hingga aku mulai lupa dengan kesepakatan kami saat itu, aku mulai terlena dengan kebahagiaan ini, sementara waktu terus berjalan.

"Sayang.. aku akan pergi keluar untuk membeli kacang" ucap hazel dari arah pintu.

"Kacang? Untuk apa? Kamu lupa raff alergi kacang"

"Aku tau.. bukan untuk raff"

"Lalu?"

Hazel hanya tersenyum, aku menjadi curiga, aku masih ingat saat ayam yang masih mentah di dalam kulkas hilang ternyata di jadikan makanan ular yang ditemukan oleh mereka dengan alasan atas atas dasar nama kemanusiaan.

"Hazel.... katakan untuk apa kamu membeli kacang"

Sebelum menjawab hazel sudah terburu buru menggendong raff dan segera berlari keluar rumah.

"Ada masalah apa?" Tanya bibi.

"Aku tidak tau masalah apa yang akan dilakukan ayah dan anak itu"

"Tenanglah, kali ini bukan hewan buas"

"Lalu?"

Bibi menunjukkan sebuah toples besar transparant yang berhasol membuatku kaget.

"Seekor tikussss??? Sangat menjijikkan" teriakku sambil berjalan menuju toples.

"Raff akan sedih jika kamu membunuhnya, dia akan menangis seharian dan menganggap ibunya sangat jahat hingga berbulan bulan" ucap bibi.

Aku langsung mengurungkan niat, melapangkan hati menyadari bahwa rumahku sebentar lagi menjadi rumah singgah bagi binatang.

Tinggal 2 part lg ya




Sad Cruel PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang