🌈Bab 17 - Kamu Pergi🌈

106 21 0
                                    

Satu langkah lagi semua akan berakhir baik. Tiba-tiba kamu menatapku dan mengatakan akan pergi jauh untuk sementara waktu, meninggalkan harapan-harapan yang masih tersisa, meninggalkan rasa yang mulai tumbuh.

~Hujan Rinduku~

***

Dua minggu telah berlalu. Tibalah hari yang dinanti-nanti, yaitu hari pengumuman hasil SNMPTN. Aku membuka komputerku yang akan menjadi saksi bisu hasil SNMPTN. Aku memasukkan nama beserta password yang akan menunjukkan nasibku.
Mataku berkaca-kaca, membaca kalimat yang tertera di layar komputer. Ternyata benar, usaha tidak akan membohonggi hasil. Aku bersyukur dan tidak henti-henti membacanya berulang kali kalimat di hadapanku, "Asyifa Safitri dengan No Induk Siswa Nasional 213792609459 dinyatakan LULUS di Fakultas Bahasa, Universitas Negeri Padang."

Dengan perasaan bahagia, aku menemui Kak Aldo dan Kak Nasya, dan langsung memeluk mereka, "Kak, sebentar lagi Adik Kakak akan menjadi mahasiswa." Ucapku tersenyum bahagia.

"Benarkah? Kakak bahagia mendengarnya."

"Selamat ya, Dek! kamu memang pantas mendapatkannya." Kak Aldo kelihatan tidak kalah bahagia.

"Ya, Kak! Syifa janji, untuk berusaha memberikan yang terbaik." Ucapku melepaskan pelukkan.

Aku ingin mengabarkan berita bahagia ini pada Fikri juga, dan ingin menanyakan hasil tes nya. Aku berlari menuju rumah sahabatku itu.

Dengan perasaan semangat aku mengetuk pintu rumahnya.

Ternyata yang membukakan pintu adalah orang yang kupikirkan dari tadi, "Bagaimana, Fik? kamu lulus, kan?" Tanyaku bersemangat.

"Alhamdulillah." Jawabnya singkat.

*Alhamdulillah." Aku nggak menyangka impianku bersama Fikri terwujud, akhirnya kita berhasil.

"Kamu jadi di UNJ?" Tanyaku.

"Ya." Jawabnya sedikit lesu.

"Kamu kok nggak semangat?" Tanyaku, "Mendingan kita bicara di taman, yuk! sekalian untuk merayakan kelulusan kita." Ajakku.

Kita pergi ke taman, disana kita saling bercerita mengenai sebentar lagi kita akan menjadi Mahasiswa baru.

Aku menceritakan pada Fikri pengalaman kedua Kakakku saat pertama kali kuliah dan manjalankan Ospek. Aku benar-benar tidak sabar merasakan pengalaman pertama kuliah di fakultas impianku.

Tapi hanya aku yang banyak bicara, Fikri hanya banyak diam, aku merasakan dia sedang ada masalah, "Fik, kamu kenapa? Kamu nggak senang bisa segera kuliah?" Aku menatapnya bingung.

Dia menatapku dengan tatapan sedih, "Aku bahagia, Fa, bahkan ini seperti mimpi bagiku. Aku hanya berpikir, secepat inikah aku akan meninggalkan Kota ini dan Keluargaku? secepat inikah kita akan berpisah, Fa?"

Aku baru ingat, dia di terima kuliah di jakarta, berarti kita akan jarang bertemu, "Memangnya kamu pergi ke jakarta kapan?" Tanyaku khawatir.

"Besok, Fa, Ibuku sudah membelikan tiketnya.

"Besok?" Tanyaku keget. Aku menatapnya tak percaya.

Hujan Rinduku (Keluarga, Cinta, dan Impian) ☑️Where stories live. Discover now