Mandeok-dong, Busan

4.8K 342 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⚠️WARNING⚠️

Setelah beberapa kasus yang terjadi terkait plagiarisme atau penjiplakan dari karya aku mulai dari kookv sampai kapal lain aku mau menekankan bahwa:

Karya ini dilindungi undang-undang hak cipta Republik Indonesia (Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia no. 19 tahun 2002).

Setiap reproduksi atau penggunaan tidak sah lainnya dari karya tulis di sini dilarang tanpa izin dari penulis.

Dan saya sebagai penulis karya tulis ini TIDAK PERNAH MENGIJINKAN siapapun untuk menulis ulang karya ini.

Tidak ada bagian dari publikasi ini yang boleh direproduksi, diremake, ditiru, disimpan dalam sistem pengambilan, atau ditransmisikan dalam bentuk apa pun atau dengan cara apa pun - misalnya elektronik, fotokopi, atau rekaman.

Jika suatu saat kalian pembaca disini menemukan seseorang membuat cerita ini ulang atau melakukan plagiarisme terhadap cerita ini, mohon bantuannya untuk ditegur dan dilaporkan.

Terimakasih :)

- Odeee.

***


Chapter 1

***

"Apakah kau bersunguh-sungguh dengan kepindahanmu ke tempat kecil itu?" Suara lembut seorang wanita terdengar dari seberang telpon.

"Mhm."

Sebuah taxi melaju dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga lampu jalan di luar jendela berubah dari titik-titik menjadi setrip cahaya, yang menyerupai dua pita emas yang gemerlap. Waktu sudah mendekati jam dua pagi, dan tidak ada kemacetan di jalan, namun kendaraan lain masih akan lewat dari waktu ke waktu.

Kim Taehyung dengan tidak bersungguh-sungguh mendengarkan ibunya berbicara banyak hal padanya ditelpon. Hari ini dia memutuskan untuk pindah ke Mandeok-dong Busan dengan perasaan yang tidak dapat dikatakan baik.

Ibunya berpergian setiap saat, dia hanya menemui anak satu-satunya enam sampai satu tahun sekali. Pekerjaan menyita banyak waktunya.

Sementara ayahnya, telah meninggalkan mereka berdua dan menikah dengan wanita lain.

"Apakah kau ingin tinggal bersama bibimu atau kau lebih nyaman tinggal sendiri?" Ibunya berkata dengan hati-hati. "Katakan jika kau ingin tinggal sendiri, ibu akan membelikan rumah yang layak untukmu tinggal."

Lampu gedung-gedung tinggi yang menjulang tinggi dan megah bersinar terang. Mereka akan tetap seperti itu - tidak padam - sepanjang malam, seolah-olah tidak pernah ada waktu untuk tidur.

WDZA (Wo De Zui Ai) | kookv ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang