Kelopak terakhir Teratai Putih

992 179 114
                                    

Chapter 30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 30

***

Musim panas pergi dan musim dingin datang; musim dingin pergi dan musim semi kembali.

"Naga kecil itu menangis lagi."

Dunia iblis diguyur hujan setiap hari dipagi hari, seolah dia sedang memberitahu semua orang jika dia merindukan kakaknya.

Sudah dua puluh tahun lamanya, Naga kecil itu masih meringkuk, tidak pernah membuka matanya lagi. Tetapi diam-diam menangis. Membawa hujan dalam setiap tetesan air matanya.

Tidak ada yang mengeluhkan hujan di musim semi. Meskipun itu berlarut-larut selama dua puluh tahun lamanya.

"Istriku, mengapa kamu menangis?" Salah satu penduduk kota iblis menggenggam tangan iblis lainnya dengan lembut.

Iblis yang menangis itu tersedak tangisannya sendiri, "Naga kecil itu.... hatiku sangat sakit memikirkan bagaimana dia masih menunggu kakaknya setiap hari."

Tidak ada seorangpun yang tidak mengenal Nara di kota iblis. Anak itu selalu bermain, melompat, berlari, bahkan tidak jarang dia akan mengumpulkan orang dan mulai bernyanyi.

Terkadang mengetuk pintu rumah secara acak untuk membagikan permen susu miliknya.

Dia akan berkata dengan riang, "Aku mendapatkan banyak permen susu dari hyung-ku karena aku sangat patuh! Aku akan membagikannya padamu untuk merayakannya bersamaku."

Mereka tidak bertemu Jeongguk sebanyak mereka bertemu Nara, tetapi mereka mendengar banyak hal tentangnya dari anak kecil itu.

Mengetahui jika Jeongguk telah tiada, membuat mereka tidak bisa menahan rasa sedihnya. Bahkan menyaksikan hujan setiap pagi selama dua puluh tahun, seolah ikut merasakan bagaimana Naga kecil itu merindukan kakaknya setiap harinya.

Hechan tidak dapat menyembuhkan Nara. Pada dasarnya anak itu tumbuh dan berkembang dengan bantuan energi dari Jeongguk. Dia menolak semua energi yang berusaha masuk ke dalam aliran spiritualnya, tidak ingin mengenali energi lain selain milik kakaknya.

Saat itu, Bola api membawanya dipunggungnya, tidak berhenti menangis saat dia menaiki gunung tempat sekte bunga lotus berada untuk memohon agar mereka bersedia menolong Nara. Tetapi tidak ada yang berhasil.

Anak ini dalam keadaan hidup, tetapi juga tidak hidup. Mati, tetapi juga tidak mati. Dia menjaga sedikit kesadarannya seolah menunggu sesuatu.

Meskipun dia tau, jika hal yang dia tunggu tidak akan pernah kembali.

***

Sudah dua puluh tahun, pikirnya dalam hati. Dia telah tumbuh menjadi pria dewasa, berjubah putih bersih, dengan kulit pucat seolah tidak ada setetespun darah di dalam tubuhnya.

WDZA (Wo De Zui Ai) | kookv ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang