[ TERLAHIR KEMBALI ]

2 0 0
                                    


10 SEPTEMBER 2019

18 : 00 WIB

Setelah kematian mahkluk besar jelek dan kumal itu. keadaan kembali normal. Langit perlahan membuka cahaya jingga.

"Wah, akhirnya keadaan kembali normal" ucap Jefri dari mulut tenda. Melihat langit sudah mulai menampakkan sinar, walaupun tidak begitu terang.

Ana melihat jam handphonenya,

"Eh, coba kalian lihat jam kalian" ucap Ana terkejut.

"Jam 18 : 00 Na" ucap Kana.

"Coba perhatikan tanggalnya" jelas Ana kembali.

Semua anggota kelompok melihat mesin waktunya.

"Tanggal 10 September 2019" sahut Kana, ia masih belum mengerti makhsud Ana.

"Sadar enggak kita berangkat dari tempat persingahan tanggal tujuh, dan sekarang sudah tanggal sepuluh, sedangkan kita masih satu malam disini" jelas Ana.

Semua anggota kelompok tersadar.

"Kalau begitu, berarti kita sudah hampir tiga hari di hutan ini" sahut Jefri.

Semua anggota terdiam sejenak. Saling tatap.

"Kalau begitu Hamas, Damar, Asyila dan yang lainnya sudah hilang selama itu?" ucap Ana wajahnya terlihat sedikit panik.

***

Di tepian sungai Alas.

"Dasar kalian, tidak ada akhlak, ngintip orang mandi" ucap Asyila. Wajahnya kesel melihat Hamas dan Damar.

"Aku tidak lihat apa-apa La" sahut Damar.

"Maaf, La. aku kira kamu kenapa-kenapa. Soalnya kamu lama banget ganti celananya" sahut Hamas.

"Jadi kamu lihat aku?" tanya Asyila kepada Hamas yang tengah berdiri di samping Damar.

"Sedikit. Tapi enggak sampai kebawah kok" jelas Hamas.

Damar hanya terdiam. Bibirnya tersenyum tipis.

"Sudah, sudah. Mumpung situasi di hutan ini sudah kembali normal. Baiknya kita cepat-cepat ketempat perkemahan. Perasaanku tidak enak ini sama rekan-rekan disana" jelas Damar.

Hamas, Asyila dan Damar meninggalkan sungai alas menuju hutan. Tepatnya menuju perkemahan. Hari kembali mulai gelap. Namun dalam hati Hamas masih ada kejanggalan yang belum terjawab. Hamas teringat saat dia menghabisi makhluk besar itu. Mahkluk itu tersenyum kepadanya. Dia berjalan dengan tatapan kosong kebawah.

"Hamas kamu enggak apa-apakan?," ucap Damar melihat Hamas hanya terdiam sepanjang jalan. "Atau jangan-jangan kamu, masih mengabayangin tubuhnya Asyila ya?" ucap Damar kembali bertanya.

"Eh, eng.. nggaklah" jawab Hamas sedikit ragu menatap Asyila yang berjalan di depannya.

"Jadi?" Damar kembali bertanya.

"Aku hanya kepikiran makhluk itu Dam, aku rasa ini belum berakhir" jelas Hamas berjalan pelan di sebelah kiri Damar dan Asyila berjalan di depan mereka sedikit lebih jauh, hati Asyila sedikit terganggu akibat Hamas yang telah melihat sebagian keindahan tubuhnya.

"Apanya belum berakhir?" tanya Damar kembali.

"Aduh, kamu kok sekarang suka banyak tanya ya Dam,? Aku rasa cita-citamu jadi artis sudah tidak cocok lagi. Mendingan kamu jadi wartawan saja selepas lulus nanti, lebih bagus menurutku" jelas Hamas.

"Oalahh, Mas, Mas, kita keluar dari hutan ini saja belum dapat caranya. Melihat teman-teman kita di bantai, aku tidak percaya lagi Mas dapat keluar hidup-hidup dari hutan ini. Oia, Asyila aku mau bertanya sama kamu?" kini Damar kembali bertanya namun bukan dengan Hamas.

BATAS KEMATIANWhere stories live. Discover now