2.2 : Raja Jadi Sweet?

8.6K 567 339
                                    

HI EVERYONE ❕ HARUSNYA SIH UP RABU, BUT GAPAPA. SPESIAL 200K, 25K, AND 12K PEMBACA DI CERITAKU JADI KU UP SEKARANG.

SUDAH SIAP BACA CHAP INI ❔ JANGAN LUPA BERDOA DULU AGAR SELAMAT ❗

JANGAN SIDERS!!

HAPPY READING GENGSS

HAPPY READING GENGSS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ponsel yang berada di atas nakas itu berdering sedikit lama sebelum pada akhirnya sang pemilik mengambil dan menggeser tombol hijau. Telinganya terasa sedikit dingin akibat lcd handphone yang bersentuhan dengan telinga.

"Ya, halo."

"Raja, kamu nggak pulang ke rumah?" tanya si penelepon di sana. Dari suara beratnya, sudah terdengar jelas siapa yang memanggil. Raja bangkit dari duduk, lalu berjalan ke luar ruangan.

"Enggak."

"Kenapa? Kamu di apartemen?" tanya Alardo.

"Di rumah sakit," balas Raja sembari duduk di kursi.

"Ngapain? Kamu kecelakaan?"

"Bukan. Lagi nemenin orang. Udah ya, lagi sibuk."

"Raja, orang sia—." Raja benar-benar memutuskan sambungan telepon tanpa menunggu Ayahnya selesai bicara. Cowok itu bangkit, melangkahkan kakinya ke suatu tempat yang penuh makanan.

Selesai membeli banyak makanan dan minuman, ia kembali lagi ke dalam ruangan dengan membawa satu kantong keresek besar dan berat.

"Lo abis dari mana, Ja?" Anres bertanya saat dirinya baru keluar dari kamar mandi. Begitu melihat buah tangan Raja, wajahnya berubah senang.

"Nge BO. Lo nggak liat gue bawa makanan banyak, hah?" cerca Raja lalu meletakkan keresek itu di atas meja depan sofa. Ia kembali melangkahkan kakinya, mengambil sebuah piring putih, kemudian mengisinya dengan beberapa jenis buah, seperti Apel, Pear, Anggur, dan Jeruk.

Piring itu ia letakkan di nakas samping ranjang Karin.

"Ja, ini buat gue Ja?" tanya Anres yang sudah duduk. Tangannya mulai mengeluarkan isi dari dalan keresek tadi.

"Bareng-bareng. Jangan serakah lo, itu pake duit gue," ketus Raja membuat Anres cemberut. Pandangannya kini beralih pada gadis yang masih berbaring di atas ranjang. Menatapnya lama, kemudian duduk.

"Lo mau?" Tangannya menyodorkan sebuah apel merah ke depan Karin. Gadis itu tersenyum sembari mengangguk.

"Biar aku aja Kak, yang kupas," ucap Karin yang hendak mengambil apel itu, namun di tahan oleh Raja. Cowok itu menatapnya dengan tajam.

"Nggak."

"Tapi nanti—."

"Diem. Lo mau gue tusuk pake ini?" Karin menggeleng dan langsung mengatupkan bibirnya. Membiarkan Raja yang mengupas apel dengan hati-hati menggunakan pisau kecil. Terus mengamati wajah tampan itu dari bawah tanpa berkedip.

REX IMPORTUNUS | King BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang