3.5 : Jadi Badut

4.2K 196 24
                                    

"FUCK! ANJING!"

Jika kebanyakan orang tiba di rumah temannya, mengucap salam, atau setidaknya sapa dahulu, ini beda nih. Anres, anak itu malah melempar jaket ke muka Sean sambil mengumpat. Beruntung orang tua Axel belum pulang kerja.

"Bangsul!" kaget Sean.

"Itu cewek satu, sumpah bikin gue naik darah tiap ketemu!" cerca Anres yang langsung duduk di antara Yogi dan Sean, dia juga meminum minuman entah milik siapa.

"RES! ITU GELAS GUE BANGKE!" Yogi berseru sambil menjambak rambutnya sendiri. Apakah artinya ia sudah berciuman dengan Anres? What the fuck men!

Jordy yang berada di samping kiri Sean pun melempar kepala Anres dengan bantal sofa yang tadi berada di pangkuannya. "Lo tuh minimal kalo bertamu yang sopan dikit lah," katanya.

Anres langsung menatap Jordy sinis. "Lo ngaca ya babi! Kaki lo naik, sopan lo begitu dek?" Tangannya sembari mengambil sebuah cake dk atas meja

Sean yang berada di antara keduanya lantas tertawa. "Emang yang waras disini cuma Adek Sean sama Aa Axel," katanya dengan prihatin.

"BREMJEK!"

Axel pun sedari tadi terkekeh sambil menggeleng kecil. "Raja kemana, Res?"

"Twadwi guwe twelepwon kwaga dwiangkat," kata Anres dengan mulut yang penuh potongan cake.

"Lo minimal kalo jawab, telen dulu. Menye-menye bener lo, najis," ucap Yogi yang masih kesal karena minuman miliknya diminum Anres.

Glek … Glek … Ahh

Sudah selesai minum, Anres kembali menatap Axel. "Tadi gue telepon kaga di angkat. Mau gue samper apart nya tapi males ah."

"Eh coy coy, berhubung cuma si Raja yang kaga ada, gimana kalo kita ghibahin dia?" Penawaran Sean kali ini mengundang semangat ke-empat temannya. Karena Axel hanya diam sambil melihat kelakuan mereka.

"ANJIR SETUJU BANGET GUE!!!" seru Jordy.

"Jarang-jarang kan, kita ghibahin Raja."

"Tapi, ga usah pada cepu ya babi, biasanya lo nih cepuan, najis," cerca Yogi pada Anres. Sedangkan Anres malah menatapnya kesal.

"Lo kayaknya ada dendam kesumat sama gue, dari tadi najis najis mulu," ucap Anres dengan lirikan side eye ~ bombastic side eye.

"Gue masih kepikiran sih, jujur. Sama jepetan rambut di apart nya Raja. Gue kayak pernah liat, tapi gue lupa tuh jepetan punya siapa." Sepertinya Sean lah yang memulai topik pada perghibahan Raja kali ini.

"IH IYAA, KITA SAMA NJIR!" seru Jordy begitu antusias lanjut melakukan Hi-Five dengan Sean.

"Menurut kalian, itu punya siapa?" tanya Anres sembari mengusap dagu.

Pembicaraan mereka masih berlanjut dari jepetan sampai dengan aib-aib Raja. Di tengah gelakan tawa mereka, yang sedang membicarakan mengenai akan mengerjai Raja, tiba-tiba Axel tersenyum.

"Bayangin, kalo kita coretin muka Raja pake spidol pas dia tidur, trus pakein lipstik, komuknya gimana ya?" tanya Sean sambil tertawa (😭😭😭)

"HAHAHAHAHAHA stop, stop. Gue gak kuattt HAHAHAHAHAH."

"Kayaknya bakal lucu banget sih."

Tawa mereka langsung berhenti saat menghadap belakang kecuali Sean yang belum menget6, cowok itu bahkan sampai melempar bantal sofa ke arah Axek saking ngakak nya. Sedangkan temannya sudah gemetar, dag-dig-dug serrr.

"Ha, Ha, Haa …" tawanya lama-kelamaan terasa sumbang. "Kok lo pada berhenti ketawa sih? Kan lucu."

Yogi menggeleng, sedangkan Jordy dan Anres berpura-pura sibuk dengan handphone.

"Udah, ketawanya?"

Sean langsung membatu, TIDAAAK!! Sepertinya bencana akan datang! Bukan akan datang, tapi SUDAH DATANG! Perlahan ia membalik badan, lalu menyengir kuda saat tau siapa yang di belakangnya.

"Ja, hehe…" ucap Sean sambil mengangkat kedua jarinya.

Kecanggungan tadi kini sudah lewat di gantikan tawa, dan tawa itu menjadi alasan seorang pemuda kini memberengut kesal, dengan wajah penuh dengan coretan. Salah satu temannya kini mengambil tepung, lalu dengan tega nya dia mengelap wajah orang tadi dengan tangan penuh tepung miliknya.

"Ini baru ganteng."

"HAHAHAHAHAHA BABI, lama-lama bisa cepirit gueee," teriak Anres dengan wajah menahan tangis, saking lucunya.

"Pas banget, lampu merah depan toko sana masih kosong. Lo kudu kesana sih, Sean," ujar Jordy sambil menahan tawa. Karena jujur, muka Sean saat ini benar-benar kasihan, sudah melebihi anak bayi baru mandi yang di bedaki ibunya.

"Pfftt … sorry ya bro, tadi ga sengaja gue nyalain vn ke kontak Raja, jadi ke kirim deh," tutur Axel tersenyum dengan polos, tampak seperti memang dia sengaja melakukan itu.

Sean menatap Axel dengan mata berkunang-kunang, maksudnya berkaca-kaca. "Aa jahat banget sama dedek…"

"Najis lo babi!" cerca Yogi sembari melempar Sean dengan bantal kecil.

"Lo dari tadi jaman Anres, najis najis mulu. Lagi kena najis lo?" sinis Sean. Lalu pandangannya beralih pada Raja yang tertawa. "Ja, gue minta maaf deh, ya? Sebagai permintaan maaf, lo mau barang apa aja deh, gue beliin, please Daddy," lanjutnya.

Raut wajah Raja yang tadinya tertawa kini berubah, apalagi saat mendengar dua kata terakhir Sean.

'Ini bocah kok goblok banget ya, udah tau Raja lebih wah dari dia, malah nawarin beli barang,' ujar Om Jin yang ada disitu.

'Dia mau nyaingin kita apa gimana sih? mukanya putih banget,' ucap sahabat Om Jin.

'Anjir lu juga sama aje! Ni lapak mereka bodoh, kita cuma figuran, dah dah, balik lagi,' cerca Om Jin.

"Gue mau motor kesayangan lo," ucap Raja diselingi seringai di bibirnya.

"WUIHHHH ANJIR GILEEE!! KUDU DI REPORT NI!" seru Anres, langsung membuka kamera, fitur video.

"Baik pemirsa, saat ini saya sedang melaporkan, seorang badut pinggiran bernama Sean yang sepertinya sedang meminta maaf pada Raja dengan bujukan membelikan sebuah barang. Tapi yang mengagetkan adalah, Raja malah meminta motor kesayangan Sean, si Lila pemirsa," ucap Jordy menjadi seorang penyiar berita.

Kamera yang di kendalikan oleh Anres kini merekam keduanya dengan zoom dan efek kaget seperti di film dumtatanadum. Tinggal tambahin sound.

Kaget! Kaget banget! itu yang di rasa Sean saat ini. Kesal, mau nangis, takut. Dia harus merelakan Lila si motor untuk permintaan maaf. Dari pada di depak dari geng, itu sudah lebih baik. Lagi pula, dia tidak akan di marahi. Anak semata wayang, cowok. Sudah pasti menjadi kesayangan.

"Okee…" jawabnya dengan lesu. "Besok gue anter ke apart lo."

"Nggak. Gue maunya sekarang," jawab Raja dengan entengnya.

****

"SUMPAH! Kenapa si, harus banget ketemu cowok begitu di jalan! Gatau sopan santun! Jelek lagi!"

Seorang gadis yang baru saja datang, berjalan ke dapur sambil mendumel kesal. Menata sayuran itu ke dalam kulkas. Bunyi nada dering di ponsel membuatnya berhenti, keningnya berkerut. Nomor siapa ini?

***

HELLO EVERYONE!!! I'M BACK😱
LAMA GA? HEHE SORRY

UNTUK CHAP INI, KURANG BANYAK? KURANG SERU? ATAU KURANG APA MENURUT KALIAN?

200 VOTE, 100 KOMEN
KITA NEXT GIMANA?🫶🏻

JANGAN LUPA FOLLOW natzyaa
TIMAACIWW><

REX IMPORTUNUS | King BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang