03.

541 75 3
                                    

Pulang dari resto, seharusnya gue bisa bersantai di kost, menikmati waktu istirahat gue, tapi gue nggak bisa..... Gue harus meminta kejelasan Shella dan maksud dia membawa Aga ke hadapan gue lagi itu apa.

Dan dia benar-benar sedang dalam mode super duper menyebalkan hingga dia ngotot kalau maksud dia itu baik, sedangkan gue nggak suka sama sekali.

"Emang kenapa sih kak kalau lo ketemu sama mas Aga?"

Nggak ada hentinya, Shella masih tetap berputar pada pertanyaan itu. Kenapa sih dia selalu berpikir hubungan gue dan Aga itu terlihat mudah?

"Ya nggak enak aja, Shel. Lagian lo bilangnya cuma ada Ajun, jadi gue nggak mikir apa-apa selain gue ngobrol lagi setelah sekian lama nggak ketemu sama dia."

"Terus kalau mas Ajun bawa mas Aga kenapa?"

"Lo nggak ngerasa tadi kita berdua agak canggung? Ganggu suasana tau jadinya."

"Ya ngobrol mah ngobrol aja, lagian kalau lo berdua udah selesaiin semuanya, berarti udah selesai kan semua hal di masa lalu?"

Mungkin kalau Shella ada di hadapan gue, rambutnya sudah gue jambak karena emosi gue sudah berada di puncak.

"Gue tau, lo sama Ajun tuh sengaja bikin gue sama Aga ketemu lagi."

"Kata siapa sih? Pede bangeeeetttt."

"Gue nggak bego ya, Shel."

"Iya... terus kenapa kalo lo sama mas Aga ketemu lagi?"

"Shel, lo tuh nggak akan paham."

"Iya makanya kasih tau dulu biar gue paham."

Benar kan... Orang-orang mungkin akan menganggap gue dan Aga menyudahi hubungan karena kami ingin. Padahal nggak semudah itu, sangat rumit. Sampai sekarang pun kalau misal gue dan Aga diharuskan memperdebatkan apa-apa yang menjadi alasan kami menyudahi semuanya, nggak akan selesai untuk hari ini.

"Gue sama Aga tuh udah sepakat nggak akan bahas apa-apa lagi, kita udah selesai, Shel."

"Yaelah kak, udah selesai bukan berarti nggak bisa ketemuan buat sekedar ngobrol kan? Kalian berdua kan bisa temenan."

"Shel, lo paham nggak sih, gue udah nggak mau berurusan lagi sama Aga?"

"Hmmm... Maaf kak, gue sama mas Ajun kira lo sama mas Aga tuh bisa balik lagi-"

Gue lelah, dan yang bisa gue lakukan hanya menghembuskan nafas kasar, "Nggak, Shel..."

"Maafin gue ya kak."

"Iya nggak apa-apa, asal lo jangan bohongin gue kayak tadi lagi."

"Hehe... itu bukan bohong, tapi strategi."

"Dasar..."

"I'm sorry kak, Ay. Tapi, suatu saat kalau lo mau ketemu mas Aga bisa-"

"Shel..."

"Iya... Bye. Love you."

Gue akhirnya bisa meluruskan kesalahpahaman ini. Usaha Shella barusan nggak hanya berakhir di resto saja. Bahkan saat pulang, dia dan Ajun sudah mengatur kalau mereka akan pulang berdua lebih dulu dan meninggalkan gue dan Aga berdua. Saking groginya, gue langsung memesan ojek online dan pamit alasan ada urusan pekerjaan.

Ya... sesuai strategi mereka, Aga yang menawarkan gue pulang dan mengharapkan gue menerima tawarannya. Tapi, nggak semudah itu. Beruntung ojek online yang gue pesan dengan cepat datang, jadi gue bisa pergi lebih cepat.

heroine of youWhere stories live. Discover now