S'13

4.3K 201 2
                                    

"Lo mau ikut gak?" Tanya Galang pada Deja yang baru selesai keluar dari kamar mandi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo mau ikut gak?" Tanya Galang pada Deja yang baru selesai keluar dari kamar mandi. Mereka berada di Apart milik laki-laki itu.

"Mager banget. Berapa hari si?"

"3 hari." Jawab Panca. Ya, mereka –teman-teman Galang– sedang berada disana juga.

"Ikut aja Ja, ajak Anya." Ucap Raka.

"Wah lo.. lo ngapain tiba tiba Anya." Selidik Alan yang sibuk bermain Ps dengan Abey diatas karpet itu.

"Kepo aja lo."

Deja merotasikan malas mata nya, "siapa yang ikut?" Seraya berjalan ke arah Galang yang duduk disofa.

"Angkatan kita, tapi gak banyak. Geng nya si Geri, Arthur, Mona, Syera, kita. Nanti bakal ditanyain lagi siapa yang mau ikut." Panca kembali menjawab.

Deja hanya mengangguk-anggukan kepala nya sebelum duduk dibawah nya Galang, kaki laki-laki itu mengukung gemas tubuh Deja, sedangkan tangan nya memainkan rambut gadis itu.

"Gak, mager. Kalo ke pantai gue mau." Tolak nya.

"Kita ke puncak." Ujar Galang mencubit pipi nya.

"Oh ke puncak, nanti deh gue pikirin lagi. Naik apa?"

"Mobil, kalo ada yang bawa motor ya bawa." Jawab Raka.

"Nanti gue tanyain Anna sama Anya dulu, mereka gak ikut gue juga gak ikut." Ucap nya sembari membuka ponsel Galang.

Beberapa menit kemudian ponsel milik Deja berdering.

Galang yang mengangkat, "halo."

"..." Laki-laki. Galang menjauhkan ponsel itu dari telinga nya guna melihat siapa nama nya. Nomor tak dikenal. Laki-laki itu meng klik tombol mute.

"Nomor siapa?" Tanya nya pada Deja seraya menunjukan layar ponsel gadis itu.

Deja mengernyit lalu menggeleng. "Cewek?"

"Cowok."

"Halo?" Sedikit berfikir untuk mengenali suara itu. Sepeti ia kenal tapi siapa..

"Oh! Sini." Deja mengambil ponsel nya dari tangan Galang dan meng klik tombol mute guna mengaktifkan suara nya kembali.

"Halo?" Panggil nya.

"..."

"Astaga ini lo? Bener?" Tubuh Deja yang tadi bersandar disofa yang diduduki Galang kini tegak.

Galang yang melihat perubahan Deja mengerutkan dahi nya. Ia meraup dagu Deja untuk melihat wajah nya dari atas sehingga gadis itu mendongak.

"Siapa?" Tanya Galang.

"Lou." Jawab nya singkat.

Deja menabok pelan tangan Galang yang berada pada dagu nya.

Galang berdecak, laki-laki itu langsung menyenderkan badan nya ke sofa.

Lou.. Batin nya seraya mengingat siapa laki-laki yang menelpon Deja itu.

Deja hendak bangun, masih sibuk bertelepon dengan Louis.

Mata Galang terus mengikuti gerak-gerik Deja, dan kembali berdecak. Ia yakin gadis itu akan ke kamar dan menghabiskan berjam-jam untuk berteleponan.

Ketika gadis itu berdiri, Galang menarik pinggul untuk duduk diatas sofa, duduk ditengah-tengah dirinya. Deja yang terkejut lantas terpekik pelan. Menoleh kebelakang guna memberi Galang pelototan.

Galang mengabaikan tatapan Deja dan teman-teman nya, ia justru memeluk erat Deja dari belakang.

Benar-benar definisi haus pelukan Laki-laki ini. Tidak dimana-mana selalu memeluk gadis itu.

"Sana ngebucin dikamar." Sinis Alan yang selesai bermain Ps, seperti nya kalah dari Abey.

Abey yang sedang merapihkan stick Ps, melirik malas Galang. Jo dan Raka sedang mabar dibalkon. Sejak kapan mereka pindah disana? Sedangkan Panca, ia tidur dengan posisi tengkurap di atas sofa yang muat 3 orang.

"Sorry berisik ya Lou." Ujar nya tak enak pada Louis yang seperti nya bingung kenapa ramai sekali disini.

"Santai aja." Jawab nya.

"Udah malem, matiin. Besok pagi bisa." Bisik nya ditelinga kiri Deja. Merasakan nada bicara Galang seperti tak suka, Deja ingin pindah kekamar Galang agar tak ada yang menganggu, tapi Galang menahan nya ditengah-tengah laki-laki itu.

"Lou, udahan dulu ya, ini kontak lo nanti gue simpen. Besok gue telpon lagi atau nanti gue chat lo buat berkabar aja."

"Okay, nanti gue chat lo. See u, Beau."

Sedikit tak enak untuk mengakhiri sambungan itu, padahal ia masih rindu dengan laki-laki itu. Setelah mematikan sambungan itu, Deja mendadak menjadi lesu kembali. Ia kembali menumpahkan tubuh nya ke tubuh Galang yang sedang bersandar memeluk nya seraya memejamkan mata.

"Lo mau apaan Ja? Gue mau gofood." Tawar Abey. Mata gadis itu terbuka mendengar Abey menawarkan gofood an.

"Gue mau hokben yang paket biasa." Diangguki oleh Abey.

"Ah, Gue pada lo, Ga." Gadis itu memberikan wink pada Abey.

"Sinting." Balas nya.

Galang hanya memejamkan mata nya saja dipundak Deja. Tak berniat untuk bergerak sedikitpun.

"Yang laen gak ditawarin?" Tanya Deja.

Abey menggeleng seraya mendudukan bokong nya disamping nya dan Galang, yang tadi ditempati Panca.

"Makanan nya sama, sama yang kemaren-maren juga."

Deja mengangguk, "oow."

Dia melihat jam diponsel nya, menunjukan jam 7 lewat 5 menit.

"Lang, pegel." Keluh gadis itu.

Tak ada sahutan tapi ia merasakan deru nafas Galang yang teratur ditulang selangka nya.

Deja yang tahu Galang tertidur, mengusap tangan berurat Galang yang berada di perut nya.

"Galang pesenin Yoshinoya aja, Bey. Yang biasa gue beli." Ujar nya dan langsung diangguki oleh laki-laki itu.

"Biarin dia tidur, nanti gue yang bangunin kalo udah sampe makanan nya." Gumam nya seraya memainkan ponsel nya kembali.

***
TO BE CONTINUED.

Tertanda, cewek nya Huang Renjun.
Jakarta, bulan 9.

S E R E N D I P I T YWhere stories live. Discover now