Serpihan 06 | This Is The Beginning

512 86 56
                                    

Siapa yang bisa memilih cinta? Siapa yang bisa memilih dengan siapa cinta kita didestinasikan dan tumbuh? Tidak ada.
Dan untuk saat ini, mari menautkan tangan untuk saling (mem)bahagia(kan).

-Cha Young >< Vincenzo-

-Cha Young >< Vincenzo-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi yang sama. Dengan rutinitas yang sama. Bangun ketika sudah fajar, lalu membersihkan diri dengan air yang sejuk. Selanjutnya, berkutat dengan urusan dapur untuk menyiapkan sarapan untuknya sendiri.

Tapi, rutinitas terakhir mungkin tidak perlu dilakukan. Pagi kali ini sepertinya akan berbeda dengan pagi-paginya yang sebelumnya. Ketika sebuah pesan masuk dari seseorang yang sudah membuatnya sulit tertidur semalam.

Bibirnya tak dapat berhenti menyunggingkan senyum. Di depan cermin, Cha Young memeriksa wajahnya yang telah terpoles pelembab, tabir surya, dan bedak.

Bibirnya yang lembab kemerahan di katupkan rapat sebelum di buka sampai menimbulkan suara. Ia tersenyum sekilas, riasannya sudah terlihat sempurna.

Tepat setelah itu, bel pintu apartemennya berbunyi. Tangan kirinya menyambar sembarang parfum dari semua yang ia miliki. menyemprotkan ujung botolnya secara bergantian ke leher dan baju. Lalu menyambar tasnya dan berjalan keluar kamar sembari melihat monitor bel yang memperlihatkan wajah Vincenzo.

Senyumnya tak pernah surut dari wajahnya ketika ia sudah membuka pintu. Lelaki di depannya pun membalas senyumnya dengan tak kalah manis.

"Memang benar, wanita akan tampak lebih cantik saat sedang jatuh cinta." Vincenzo berujar setelah mengecup bibir Cha Young dengan singkat.

Cha Young hanya tersipu malu hingga membuat Vincenzo mengusap kepalanya beberapa kali. Hatinya selalu menghangat karena perlakuan lelaki di depannya itu. mereka masih beradu pandang. Seperti saling menyelami kedalaman di mata masing-masing. Ia begitu menyukai tatapan mata Vincenzo yang lembut.

Baiklah, mari kita saling memberi warna cerah di setiap hari yang kita mulai. Aku tidak akan menolak setiap perubahan yang datang padaku. Gumam Cha Young dalam hati.

Genggaman tangan mereka hampir tak pernah lepas selama mereka berjalan bersama. Walaupun terkadang membuat Cha Young risih jika melihat tatapan mata yang memandang pada mereka.

"Selamat datang. Ada yang ingin kalian pesan?" tanya lelaki berwajah khas kaukasia.

Cha Young melambaikan tangan kirinya untuk menyapa.

"Seperti biasa, hot chocolate dan savory waffles."

"Aku pancake dan espresso." Vincenzo menambahkan.

"Baik. Pesanan segera dibuat. Tapi-tunggu." Hae In menatap penuh selidik dua orang di depannya.

"Sepertinya ada yang berbeda kali ini. sejak kapan kalian datang ke sini bersama? Bergandengan tangan? Dan ekpresi malu-malu apa yang kau tunjukkan itu, Cha Young?"

Crush In Rush [REVISI]Where stories live. Discover now