Perpisahan tiada batas

719 39 6
                                    

12 tahun sudah berlalu, kehidupan Keluarga Nelson begitu hancur lebur karna ke tidak adanya komunikasi satu sama lain, Nelson Sekarang menjadi seorang kepala sekolah di SMP tempat Beni sekolah sekarang, sifat Nelson yg dulunya berisik pun menjadi dingin dan suka memberi hukuman tidak peduli kecil atau besar, Beni yg sekarang sudah berumur 14 tahun atau setara dengan 2 SMP menjadi anak yg sangat nakal! Mulai dari mengikuti balap liar juga tawuran antar sekolah yg membuatnya bisa saja kehilangan nyawanya, sementara itu Exelicks sudah tumbuh menjadi seorang pemuda yg tampan tapi sifat ramahnya dulu sudah dia tiadakan, seluruh teman mereka yg dulu pernah berteman baik dengan mereka merasa kalau Keluarga Nelson begitu hancur tanpa adanya NigthD, tapi apa boleh buat? Ini sudah takdir dan tidak bisa di ubah lagi, Hari ini sepulang sekolah Beni pergi ke toko bunga dan membeli seikat bunga mawar untuk dia berikan kepada NigthD nanti, sesampainya di gunung perkemahan yg menjadi tempat terakhir mereka bertemu NigthD, Tepi jurang itu sudah di tandai garis polisi dan juga foto NigthD sebagai pengenang masa lalu.

"Kaa-chan! Be..beni Dateng lagi!" Beni tidak sanggup mengeluarkan suaranya lagi, NigthD juga meninggal karena menyelamatkannya dia tidak bisa membantu kaa-chan nya saat itu, dia terus berharap kalau NigthD sebenarnya masih hidup dan belum benar-benar tiada, Beni menyeka air matanya dan meletakkan ikat bunga mawar itu di tumpukan bunga yg lain, begitu banyak bunga yg terdapat di sana tapi syukurlah itu adalah bunga asli yg mudah menyatu dengan tanah jika sudah layu

"Kak Beni!!" Beni berbalik dan Melihat Dafa, Dafi, juga Micha berlari ke arahnya

"Kakak nangis lagi?" Tanya Micha khawatir, walau hubungan antara orang tua mereka mulai longgar tapi persahabatan mereka tetap sama

"Micha bodo! Kamu kan bisa liat sendiri!" Seru Dafa sambil mencubit pipi Micha kesal

"Udah! Kalian ini kayak anak kecil aja!!" Bentak Dafi sambil menatap Dafa dan Micha kesal

"Kak! Om Nelson Telfon! Katanya ada yg mau di omongin sama kakak!" Seru Dafi sambil memberikan HP nya kepada Beni

"Ouh? Oke! Pinjam hp mu bentar ya Fi!" Beni menjauh dari 3 remaja itu dan mulai berbicara dengan sang ayah

"Hallo pah? Kenapa!" Tanya Beni to the point

"Kamu kemana lagi jam segini belum pulang?!" Beni menjauhkan HP itu dari telinganya saat mendengar Nelson yg berteriak marah

"Aku kasih bunga ke kaa-chan!" Jelas Beni yg membuat Nelson di seberang saja mulai mengertak meja

"UDAH PAPA BILANG!! JANGAN KE SANA LAGI! KAMU MASIH JUGA KE SANA! KAA-CHAN KAMU ITU UDAH MATI!" Beni membulatkan matanya tidak bisa berkata apa-apa lagi, berbeda dengan dia dan kakak nya! Nelson benar-benar sudah merelakan NightD dan menganggap bahwa dia memang sudah tiada

"KAA-CHAN BELUM MENINGGAL! KENAPA SIH PAPA CEREWET AMAT!? EMANG APA YG PAPA AJARIN KE AKU DAN ABANG SELAMA 12 TAHUN INI?? GAK ADA PA! GAK ADA!!" Beni menutup Telfon itu secara sepihak, dia kembali ke 3 remaja itu dan memberikan HP itu kepada Dafi

"Kak? Kok kakak murung gitu?" Tanya Micha, jelas dia khawatir melihat hubungan Beni dan Nelson semakin memburuk, dan juga hanya dia wanita yg Beni percayai, beni sangat anti di sentuh sembarangan oleh wanita tapi dia juga anti di dekat para Uke, cinta beni hanya untuk sang kaa-chan

"Gak papa! Sana pulang! Kasian om Nevin sama Om Mefelz nungguin kalian" seru Beni sambil tersenyum

"Terus? Kakak!"

"Kakak gak papa! Ayok pulang!" Seru Beni dan merangkul seluruh adik nya itu dan mengajaknya untuk pulang tapi di perjalanan dia melihat seorang pria yg sedang berjalan di dekat semak hutan yg lumayan lebat, Beni mengenal Wajah itu! Dia melepas rangkulannya dan berlari ke arah siluet tersebut, tapi saat Beni sampai orang itu sudah menghilang

"Kak? Ada apaan?" Tanya Dafa yg tadi mengejar Beni yg tiba-tiba berlari

"Ehhh? Gak papa!" Jawab Beni dan mengajak mereka untuk berjalan turun gunung saja

'Andai aja aku sempat kasih salam ku! Aku bakal seneng banget!' Batin Beni sambil menatap langit dan matahari yg menyilaukan matanya

Setelah perjalanan yg cukup panjang, Beni akhirnya sampai di rumahnya, di parkiran dia melihat Exelicks yg juga baru pulang dari kampusnya, dia segera melarikan motornya dan berlari menyusul Exelicks, sesampainya di dalam rumah Nelson sudah duduk di ruang tamu yg bersebelahan dengan pintu masuk Exelicks dan Beni memberi salam kepada Nelson dan berjalan menuju kamar mereka yg berada di lantai 2, tapi Nelson menghentikan Beni untuk kembali ke kamarnya.

"Beni! Duduk!" Beni sudah tau pasti dia akan di marahin lagi soal dia yg pergi ke jurang itu

"Kenapa?" Tanya Beni sambil menatap mata Nelson, dia melirik ke arah Exelicks yg menatapnya dari tangga dan menyuruh kakak nya itu untuk pergi ke kamar saja

"Gimana sekolahmu?" Beni membulatkan matanya, ini kali pertamanya Nelson menanyakan soal dirinya dan tidak membahas sesuatu tentang NigthD! Apa dia sudah kehilangan harapannya?

"Gak papa, tadi aku di marahi gara-gara di tuduh bully orang! TAPI AKU GAK BULLY ORANG! Ouh iya.. percuma papa gak percaya sama aku hem" seru Beni sambil tersenyum miring dan menurunkan kepalanya, Nelson menatap Beni lekat tidak ingin melepaskan matanya dari Beni

"Siapa yg marahin kamu?" Beni menatap Nelson sekilas dan memalingkan wajahnya lagi

"Gak usah! Papa mana peduli sama aku sama Abang! Heh!" Jujur hati Beni selalu sakit saat mengatakan hal itu tapi bukan karna Nelson tapi dia sudah mengingkari janjinya untuk NigthD

"Ya jelas papa peduli!? Kamu itu anak papa!!" Seru Nelson lagi, Beni menghela nafasnya panjang dan berdiri dari duduknya

"Bukan! Aku bukan anak kamu! *PAPA* itu cuma kata! Kaa-chan lah orang tua ku! Dan kalau bukan karna kaa-chan! Aku gak bakal Sudi tinggal di sini lagi!" Beni berjalan menjauh dari ruang tamu menuju kamarnya tapi Nelson menarik tangannya

"Siapa yg suruh kamu pergi!? DUDUK!" Beni dengan terpaksa langsung kembali duduk ketempat nya tadi dan dia masih tidak ingin menatap wajah Nelson

"Siapa yg ngajarin kamu gak ada sopan-santun gini?!! Heh! Siapa?"

"PAPA GAK USAH SOK PEDULI!! UDAH DIEM AJA KAU PAK TUA!! KAMU BUKAN PAPA YG AKU KENAL!"

"PAPA GAK PERNAH BERUBAH! KAMU YG UDAH BERUBAH SEKARANG INI!"

"ITU KARNA PAPA SENDIRI! KAA-CHAN GAK MAU KEMBALI KE KITA KARNA PAPA UDAH GAK CINTA SAMA KAA-CHAN LAGI!"

"KAA-CHAN!? KAA-CHAN!? DAN KAA-CHAN!? CUKUP BENI NIGTHD UDAH MATI! DIA GAK MUNGKIN BISA HIDUP LAGI! CUKUP! DASAR ANAK DURHAKA"

Deg*

Beni memegangi dadanya, tidak dia tidak punya riwayat penyakit jantung, tapi entah kenapa rasanya ada sesuatu yg retak dalam dada nya, Beni menundukkan kepalanya perlahan dan berlari meninggalkan Nelson yg masih duduk di kursinya, Exelicks memanggil Beni untuk makan tapi yg dia lihat hanya Beni yg menangis tersedu-sedu sambil membanting pintu kamar nya, Exelicks tau pasti Nelson memarahinya lagi! Exelicks turun dari tangga dan memanggil Nelson untuk makan malam bersama.

"Pa! Bibi udah masak! Ayo makan!" Seru Exelicks dan pergi menuju ke arah dapur

"Papa.. gak bermaksud" langkah Exelicks berhenti dia berbalik dan melihat Nelson yg menjambak rambutnya kesal, dia tau kalau Nelson masih mencintai kaa-chan nya tapi dia terlalu bersikukuh untuk melupakannya, Exelicks meneruskan perjalanan nya dan meninggalkan Nelson sendirian

"NigthD... Maafkan aku!" Runtuk Nelson dan menangis sambil menjambak rambutnya

Di sisi lain Beni masih saja menangis sambil memeluk foto NigthD yg sedang tersenyum sambil menggendong dirinya yg masih bayi saat itu.

"Kaa-chan! Iblis nya datang! Beni takut!" Bisik Beni sambil menyembunyikan kepalanya di sela-sela kakinya

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Listen to me S2 (Fanfic B×N)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang