"YAK! LEE JENO!"
Jaemin berteriak kencang dan segera bangkit untuk menghampiri Jeno yang baru memasuki rumah.
"Ĺo tuh nggak liat jam apa gimana sih?! Liat, udah jam setengah satu malem. Lo--
"Na Jaemin, please~" mohon Jeno dengan suara seraknya yang mana itu membuat Jaemin terkejut dan menghentikan omelannya.
"Lo?" Jaemin mengangkat tangannya untuk menyentuh dahi Jeno. Ia membelalak kaget begitu mendapati suhu tubuh Jeno sangat tinggi.
"LO DEMAM, JEN!" seru Jaemin panik.
"Gue nggak apa-apa. Cuma kecapekan." ucap Jeno agar Jaemin tidak panik.
"Iya. Tapi badan lo panas banget, anjing!" ucap Jaemin. Lalu tanpa aba-aba Jaemin menarik tangan Jeno dan menyeretnya ke kamar.
Sesampainya di sana Jaemin menyuruh Jeno untuk duduk di pinggir ranjang. Setelahnya ia membukakan dasi dan jas yang dikenakan Jeno dan meletakannya di kursi. Jaemin juga membuka dua kancing atas kemeja Jeno agar lelaki tampan itu tak kesulitan bernapas.
"Jaem, gue beneran nggak apa-apa. Cuma kecapekan dikit." ucap Jeno lagi.
"Diem!" seru Jaemin seraya berjalan ke arah lemari. Ia memilih baju dan celana yang akan dikenakan Jeno malam ini. Akhirnya pilihannya jatuh pada sebuah kaos oblong berwarna putih dan celana bahan panjang berwarna biru.
"Lo ganti baju dulu!" perintah Jaemin sembari memberikan baju dan celana itu pada Jeno. "Gue mau ambil Bye-Bye Fiver di bawah."
Daripada diamuk, Jeno lebih memilih menurut. Dengan begitu setelah Jaemin keluar kamar ia masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti baju dan menggosok gigi.
Tak lama Jaemin kembali memasuki kamar dengan membawa plester penurun panas. Ia mendapati Jeno yang sudah mengganti baju sedang rebahan di tempat tidur.
Jaemin menghampiri Jeno dan duduk di pinggir ranjang. Membuka plester penurun demam yang dipegangnya lalu menempelkan di dahi panas Jeno.
"Lo udah makan belum?" tanya Jaemin.
"Udah. Tadi gue makan di kantin rumah sakit." balas Jeno.
"Yaudah. Kalo gitu sekarang lo istirahat ya!" ucap Jaemin.
"Jaem..." panggil Jeno.
"Hm, Jen?" balas Jaemin dengan deheman.
"Temenin ya.." cicit Jeno pelan.
"EH?!" Jaemin terbelalak lucu.
"Temenin~" rengek Jeno manja sembari menarik-narik ujung baju yang dikenakan Jaemin.
Jaemin menahan tawanya melihat sikap Jeno yang entah kenapa malam ini sangat manja --mungkin efek karena ia sedang sakit. Tapi Jaemin juga tak bisa memungkiri bahwa jantungnya kini sedang diskoan.
Jaemin merebahkan dirinya di samping Jeno. Jeno dengan cepat memeluk Jaemin dan mendusalkan wajah di ceruk leher Jaemin.
Jaemin kaget? YA IYALAH, ANJENG!
Tapi sebisa mungkin Jaemin menetralkan detak jantungnya. Ia berpikir mungkin Jeno akan seperti ini jika sedang sakit. Manja dan clingy.
Dengan begitu Jaemin mengusap-usap rambut Jeno dengan lembut. Berusaha memberi pasangannya itu kenyamanan. Tak lama Jaemin mendengar suara dengkuran halus dari Jeno menandakan lelaki itu sudah terlelap.
"Cepet sembuh, Jen."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE TO BE LOVE (Nomin)✔
FanfictionJeno dan Jaemin itu musuhan sejak SMA. Tapi gimana jika tiba-tiba mereka harus terikat dalam sebuah ikatan 'perjodohan' yang dibuat atas kesepakatan orangtua masing-masing? NOTE: [BXB] [YAOI] [JENO X JAEMIN] [⚠️HARSH WORD] DON'T READ IF U DON'T LIKE...