10. Food Court

42 8 0
                                    

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

Vote keberapa?

Happy Reading 🤗

Hari ini nggak tahu kenapa pengen banget jalan-jalan habis pulang les. Bahkan ibu udah nelpon tiga kali bilang mau jemput tapi aku jawabnya masih ada tambahan. Sarah juga udah pulang lima belas menit lalu, ada acara keluarga katanya.

Jalannya juga gak kemana-mana, cuma di taman belakang gedung les. Masih satu kompleks sama apartemen di seberangnya.

"Perempuan gak baik loh sendirian malam-malam!"

Aku kaget, udah pasang kuda-kuda juga buat jaga-jaga kalau emang itu orang jahat atau om-om mesum. Paling tidak lari mungkin jadi alternatif termujur yang bisa kulakukan. Dan itu butuh persiapan biar kenceng.

"Yeonjun?" pekikku. Hampir kulepas sepatuku buat lempar jidatnya itu, dia malah terkekeh disana sambil jalan mendekat.

"Dimana-mana kamu, udah kayak setan beneran!"

"Eh, itu mungkin takdir!" Yeonjun menyisir rambutnya kebelakang. Aku geli sendiri lihat dia yang cuma pakai baju kaos tanpa lengan dan jeans kurang bahan yang koyak sana sini. Ditambah raut mukanya dibuat-buat sok keren.

"Kamu ngikutin aku ya?" Aku nunjuk mukanya. Buat dia jadi mundur sedikit karena telunjukku.

"Wow, tolong kendalikan emosimu ya! Biar aku jelasin."

Dia angkat tangannya yang keempat jarinya terlipat. "Pertama, tempat ini fasilitas umum!"

Jari satunya lagi naik, "Kedua, niatku tadi mau lihat Reva. Satu gedung kan sama kamu? Tapi dianya gak keluar dari tadi"

Bodohnya aku ngangguk, "Ketiga, kalau kita emang ketemu ya memang berjodoh artinya!"

Aku narik bajunya detik itu juga biar lebih gampang ngasih pelajaran nya.

Puk!

Puk!

"Ih, kalau aku gak ingat masa depan sudah ku cincang habis kamu Yeonjun!"

Yeonjun malah bungkukin badannya, sambil ngelindungi bahunya dari pukulan ku.

"Lea, Lea! Sakit ya'."

Terakhir aku nyubit perutnya, sampai dia meringis. Bagus, dendam ku sebulan terakhir ini sudah terbayar setidaknya.

"Duh, kamu ini manusia apa anak macan sih?"

Yeonjun itu gak tau jenis spesies apa, yang jelas dia emang gak ada kapoknya. Dia malah narik tanganku, sambil ketawa walaupun sesekali masih megangin bahunya pakai tangan satu lagi .

"Lea, ikut aku bentar ya!"

Awalnya mau nolak, tapi daripada aku sendirian ditempat tadi yang buat deg-degan aku jadi diam aja, nggak kasih perlawanan karena mau tahu juga kemana dia bawa aku.

"Baru pertama jalan-jalan malam ya Lea?"

Aku yang sibuk ngelihat sekeliling ngangguk aja, "Iya! Biasa langsung pulang!"

Gak tahu deh udah berapa jauh kami jalan, gedung les ku ada dibelakang kalau dilihat dari sini. Lumayan capek pasti nya kalau lari.

"Jun, lepas gak tanganmu! Mau ku buat pitak kepalamu pakai kuku ku?"

How Feels? || Choi Yeonjun ✓Where stories live. Discover now