56. I am ok

28 5 0
                                    


🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

Happy Reading 🤗

Kemarin bukan apa-apa, mungkin masih sebuah awal dari masalah yang aku tidak tahu apa dan dengan siapa kedepannya.

Bahkan saat aku bertemu secara tidak sengaja dengan pria itu lagi sudah bisa kukatakan mendapat masalah baru.

"Lea, kamu bisa urus toko ibumu selagi Lia dirumah sakit!"

Dia sudah tahu, baru saja aku menceritakan apa yang terjadi pada ibuku, seberapa parah penyakitnya. Sampai dia terdiam beberapa menit yang kupikir akan langsung mengatakan kata menyerah, atau beralibi memikirkan ulang. Nyata tidak, pria itu keras sekali ingin menikahi ibuku, berjanji juga kalau turut ikut mencarikan pendonor.

"Tentu, tentu saya akan urus. Tapi saya gak mau Anda turut campur, memangnya apasih yang masih diincar dari istri orang yang sedang berjuang melawan penyakitnya dirumah sakit sana?"

Pria itu melotot tajam padaku, lalu menggelengkan kepalanya namun kubalas senyum sarkas.

"Om, ibu saya bukan keturunan konglomerat kayaknya. Cari aja wanita lebih muda dan sehat diluar sana, jangan ibu tapi."

Brakk!!

"Lea, kamu keterlaluan!"

Belum apa-apa sudah main kasar, beraninya menggertak ku dengan memukul meja.

Ting!

Yeonjun tergesa, memasuki toko dengan raut khawatirnya. Tidak peduli kepalanya bertubrukan dengan kumpulan lonceng mini diatas pintu, dia menatap nyalang pada pria di depanku.

Sigap sekali!

"Maaf, saya harap Anda tidak bermain kasar pada perempuan pak, terlebih dia masih SMA!"

Ah, terdengar bukan Yeonjun kalau seperti ini. Aku kaget sekarang dia banyak berubah.

"Maaf Lea!"

Mendadak pria itu menunduk lesu, tatapannya seperti memohon sesuatu padaku.

"Saya sungguh mencintai ibumu, tidak bisakah memberi kepercayaan itu sekali saja?"

Aku mengalihkan pandangan, menatap Yeonjun yang kebetulan juga tengah menujukan atensinya padaku.

"Tidak tahu!" Jawabku ketus.

"Yang ibu butuhkan kesembuhan, bukan janji dan harapan kosong dari Anda. Saya harap Anda cukup dewasa dan mengerti kalau ini bukan tentang kalian saja."

Yeonjun menggenggam tanganku, membawaku menjauh dari pria paruh baya disana. "Soal ayah saya itu bukan urusan Anda pak, Apapun yang Anda lakukan tetaplah orang asing dimata saya!"

Aku meringis kala mendapati kakiku yang mendadak keram. Tubuhku terhuyung kebelakang hampir menyapa pualam.

"Lea!"

Tanganku mencengkram erat kemeja Yeonjun, membuatnya hampir kehilangan keseimbangan karena itu.

"Rumah sakit!" Yeonjun berteriak pada seorang wanita penjaga etalase, dia berlari cepat menuju meja disamping kasir.

"Tidak perlu, dengan saya saja!"

Ingin sekali aku menolak, namun Yeonjun lebih dulu mengangkat tubuhku. Membawanya setengah berlari ke arah mobil yang terparkir diseberang toko.

How Feels? || Choi Yeonjun ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن