58. Stepbrother

22 5 0
                                    

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

Happy Reading 😁

"Lea pulang sekarang!"

Secepat itu menit berlalu, membawa langkahku kembali ke rumah dengan perasaan yang teramat kalut. Pertemuan pertama ayahku dan Yeonjun.

"Jun, sampai sini aja. Aku gak mau ya lebam mu nambah karena ayahku!"

Sekali lagi aku coba yakinin Yeonjun, dengan apapun alasan yang kubuat agar dia tidak ngotot mengantarku sampai ke rumah. Tapi tidak, tidak mudah tentunya. Yeonjun si manusia keras kepala itu malah mempercepat langkahnya, seakan menyeret ku untuk bertemu ayah secepatnya.

"Apa? Apa ayahmu juga akan kasar?"

Tidak ada yang tahu, ayah kan memang tempramen sekali. Aku benar-benar takut tidak ada pengampunan untuk Yeonjun nantinya.

"Ayah yang mukul ibu kalau kamu lupa!"

Yeonjun jalan memimpin sekarang, lebih dulu menginjakkan kakinya di halaman rumahku.

Dengan ayah yang duduk seorang diri disana.

"Jun, kamu pulang sekarang."

Masa bodoh kalau aku menariknya didepan ayah, terakhir sudah kuperingatkan dia untuk pergi dan biarkan aku menjelaskan sendiri.

Nope

Yeonjun menatapku dengan yakin, mengulas senyumnya pada ayah yang bingung.

"Siang pak, maaf lancang saya hanya mengantarkan putri bapak Lea dengan selamat!"

Ayah yang tadinya duduk ditemani segelas kopi panas dan koran itu beranjak. Berdiri dengan tegapnya menatap presensi Yeonjun dengan dingin dan terlihat mengintimidasi.

"Lea, Ayah bilang pulang sendiri kan? Lalu siapa dia?"

"It-"

"Teman sekelasnya Lea, Yeonjun!"

Sudah dalam perkiraan ku ini akan terjadi. Ayah tidak menyambut uluran tangan Yeonjun. Sudah terlewati lima detik sampai dia menurunkan sendiri tanpa disuruh.

"Lea masuk, ayah mau bicara!"

Aku mengangguk, mengikuti ayah yang sudah lebih dulu masuk ke rumah. Ini pertemuan pertamaku setelah cukup lama, aku tidak berharap lebih selain ayah yang mulai sadar dan peduli dengan ibu nantinya.

"Lea!"

"Kenapa?"

Dia enggan pergi, malah mencekal tanganku dengan raut mukanya yang khawatir.

"Aku pulang, mungkin ini bukan urusanku. Kalau kamu ingin pergi tahu harus kemana kan? Aku menunggu disana!"

Kalau ayahku bukan orang yang posesif mungkin aku sudah peluk Yeonjun, siapa yang tidak terharu kalau begitu diperhatikan?

"Tenang, aku gapapa kok!"

*****

Apa benar aku gapapa?

Saat masuk aku malah dikejutkan dengan pemandangan mengerikan. Terlalu mengerikan seperti nya.

"Hai kak!"

Remaja laki-laki yang sedikit lebih muda dariku. Berpakaian kaos dipadukan jaket blue denim. Lihat bahkan celana kain yang dipakainya saja sangat ketat.

How Feels? || Choi Yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang