46. Cooking Together (?)

33 7 0
                                    

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

Happy Reading 🤗

Yeonjun kelihatan gelisah banget, kira-kira dia udah tidur hampir sejam. Dan aku masih disampingnya dari tadi menikmati danau yang didepan ku dengan beberapa teratai segar dipermukaan nya.

Aku bingung harus apa, hanya iseng mengusap surainya perlahan sampai dia tenang kembali, bukan yang pertama tentunya. Sekitar empat kali dia nyaris mengigau.

Handphone ku kutinggal di rumah mamanya Yeonjun, aku jadi gak bisa foto pemandangan yang jarang banget bisa kulihat ini. Sedikit menyesal tapi lebih banyak senangnya.

Tanganku terhenti, kurasakan sesuatu menyentuh nya kelewat lembut. Aku kaget, lihat Yeonjun yang udah bangun dan pegang tanganku, dibawanya kedepan bibir lalu di kecup singkat.

"Astaga, aku bukan mama mu ya!" kataku, ingin menarik kembali tanganku tapi ditahan.

"Siapa bilang kamu mamaku. Nanti nikahnya sama papaku jadi yang ketiga berarti!"

Yeonjun bangun, posisinya yang tadi rebahan jadi duduk manis menghadapku.

"Tahu tidak?" tanyanya

"Nggak, belum dikasih tahu!"

"Nggak jadi deh!"

Aku mengernyit, "Kamu gak jelas tahu!"

"Belum waktunya!"

"Apanya?"

"Kamu tahu!"

Aku geram sekali jadinya, kenapa Yeonjun harus ngomong kayak gitu kalau emang aku gak perlu tahu? Dia terkesan memancingku buat ingin tahu lebih kalau seperti ini.

"Terserah, aku juga gak mau tahu!"

"Heheh, kenapa gak lama-lama makan tahu aja sih."

"Jayus!"

Aku menarik tanganku, cepat-cepat berdiri ingin kembali pulang saja. "Loh, ya' mau kemana?"

"Mau pulang, mau masak buat mama!"

Dia ikutan berdiri juga, narik tanganku buat pegangan. Aku hampir jatuh kalau gak buat kuda-kuda dengan benar di kakiku.

"Sialan banget sih kamu, ntar akunya jatuh gimana? Kamu tuh berat tahu!"

"Calm down, dude! Kamu gak akan jatuh ke tanah kok. Jatuhnya diatas aku aja, aku peluk nanti!"

"Yeonjun!"

Aku pijak kakinya, langsung lari tinggalin dia sendiri. Gak sempat buat sekedar ngelihat ekspresi nya yang pasti kesakitan itu.

"Yeonjun tuh kurang ajar banget mulutnya, nyebelin gak pakai filter. Mukanya juga buat geli aja waktu ngomong gitu, Sialan! Bedebah! Kepa-"

"Awh!"

Kepalaku nabrak sesuatu. Sesuatu yang sedikit keras, seseorang berdiri dengan tegapnya didepan ku.

"Hooh, keparat juga kan ya?"

Refleks aku lihat keatas, rahang tegas yang tengah mendanga dengan cukup angkuh. Barusan aku nabrak dadanya Yeonjun, "Iiihh, kamu tuh!"

"Yeuu, kamu tuh ganteng banget, kamu tuh..."

Impas, dia jepit bibirku pakai tangannya dan sekarang aku nutup mulutnya pakai tanganku. Aku gak peduli sih mau gimana juga kelihatannya yang penting dia gak lanjut ngomong hal gak berguna tadi.

How Feels? || Choi Yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang