32. Thanks and Sorry

24 6 1
                                    

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

Up!!

Happy Reading 🤗

"ya' kamu udah ngantuk?"

Aku dari tadi coba nahan kepalaku biar gak jatuh, kopi ku juga udah habis sejam yang lalu. Udah setengah sebelas juga, makin malam hawanya makin dingin.

"Kayaknya sih!" jawabku, nutup mulut karena mau nguap aja, sepuluh kali mungkin ada.

"Pulang? Besok sekolah kan?"

Aku ngangguk, "Ceritanya selesai?" emang dari tadi dia cerita banyak, soal mamanya yang dua hari belakangan nyariin aku. Dan cerita juga kalau mamanya mau ikut terapi lagi tapi harus aku yang temani.

"Iya udah, makasih loh ya udah mau setuju nemenin mama!"

"No problem!" aku bentuk bulat dengan telunjuk dan ibu jariku. Kakiku sedikit keram waktu mau berdiri, kelamaan duduk seperti nya.

"Naik!"

Kaget waktu Yeonjun tiba-tiba ngebungkuk didepanku. "Naik Lea, kaki kamu sakit kan?"

"Gak, ga mau. Aku kan berat!"

Sebenarnya cuma alasan ku bilang berat, karena gak mungkin dan gak sepantas itu rasanya buat aku terima tawaran Yeonjun naik ke punggung nya. Aku cuma natapin punggung dengan bahu lebar itu, sampai dua tanganku ditarik paksa dan di lingkari di lehernya.

"Maaf, tapi ini udah malam banget!"

Badanku terangkat, kakiku udah gak napak lagi ditanah. Karena takut jatuh aku makin eratin tanganku, lenganku juga numpu banget sama bahunya Yeonjun.

Damn!

Kali ini aku gak bisa ngelak kalau ternyata berandal yang hoby nya jadi tim hore tawuran dan suka mancing emosi ini punya harum khas yang beda banget. Dia gak salah kalau bilang parfum di sweater ini punyanya , karena emang wanginya berasa nyatu sekarang.

"Berat kan? Makanya turunin aja ya?"

Yeonjun jalan lumayan cepat, baru ngelewatin pembatas taman dan gak jauh dari minimarket tadi.

"Gak, aku gak yakin kakimu udah baik-baik aja!"

Ini kemauan dia kan? Aku gak salah kalau dia ngotot gini. "Jangan gara-gara ini kamu besok bolos kelas lagi ya? Aku capek tandain absensi mu yang banyak itu, buat kotor buku batas aja tau gak?"

"Iya, besok masuk kok. Kalau gak masuk angin ya?"

"Alay, sumpah!" kesalku.

Yeonjun gak ngomong lagi, aku juga cuma diam. Sedikit mendongakkan kepalaku, "Bintangnya cantik banget ya? Asli malam ini langitnya cerah, gak ketutup awan!" monolog ku, pastinya Yeonjun dengar, tapi kalau dia gak gubris juga gak masalah.

"Lebay banget kamu, sumpah!"

Ini namanya nyari masalah gak sih?

"Puk!"

"Turunin gak!" aku pukul bahunya.

"Nggak!"

"Turunin baru itu kalau mau ribut aku ladenin!"

"Nggak Lea!"

Aku masih mukulin bahunya Yeonjun, kadang juga tiup belakang lehernya biar dia geli dan turunin aku sekarang.

How Feels? || Choi Yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang