Part 6

2 1 0
                                    


Saat ini kanaya baru saja pulang dari mall, padahal hari sudah mau malam. Elsa dan kanaya sama sama tidak sadar jika mereka di mall hingga berjam jam, ini kali pertamanya setelah pulang dari swish. Iya, kanaya jovanka salim, ia sempat sekolah smp hingga kelas 10 di sana, menemani omah dan opah-nya yang menginginkannya sekolah di sana dan di urus oleh omah dan opahnya.

Licia kembali pindah ke indonesia karena ia ingin berkuliah di UI bersama kakanya. Tapi semenjak licia pulang ke indo, malah terus menerus memikirkan opah dan omahnya , walaupun sebenarnya ada om dan tantenya yang tinggal disana.

" dari mana aja sama temen baru? Hmm?" ujar seorang cowok yang menyenderkan tunggungnya di fondasi rumah,sambil bersedekap.

" yaampun ngagetin tau!" ujar kanaya, lalu menghampiri cowok itu.

" uma mana?" ujar kanaya lagi, mengalihkan topik.

" jawab dulu, abis dari mana? Ngapain aja? Sampe ga inget pulang?" ujar cowok itu, dia adalah devan kakak satu satunya yang posessif sekali.

" ihh kakk," ujar kanaya merengek kesal.

" jawab dulu,"

" dari mall, keliling, makan, main, ahh banyakkk pokonya," jawab kanaya sedikit sebal dengan kakanya yang satu ini.

" oooh" ujar devan yang membuat kanaya semakin kesal.

" minggir kak, pegel tau?!" ujar kanaya setelahnya menggeser tubuh kakaknya yang menghalangi jalan. Devan hanya geleng geleng saja.

" loh baru pulang dek?" ujar seorang perempuan yang sedang melakukan hobi merajutnya itu, lalu menghampiri kanaya.

" kakak ga bilang kalo licia pulang telat ke uma?" tanya kanaya, mengerutkan dahinya.

" bilang, kirain uma udah pulang tadi" ujar uma nya, lalu membawa kanaya ke ruang tamu.

" lucu gak?" ujar uma nya, saat menunjukan hasil rajutannya. Yaitu sebuah tas ransel berwarna pastel itu.

" ihh lucu bangettt, uma keren banget sih, ini bener bener handmade loh" ujar kanaya terpukau dengan tas rajut hasil tangan uma nya itu.

" kok buat aku engga?" ujar devan yang baru muncul dari dapur membawakan segelas ice matcha, dan memberikannya pada kanaya.

" minum dulu, biar seger" ujar nya sambil tersenyum. Kadang kadang baik, kadang kadang posessif, kadang kadang jutek, ya begitulah seorang maldevan salim, kakaknya.

" wiiihh makasiii kakaqu" umanya tersenyum melihat kedua anaknya yang kadang kadang rukun kadang tidak itu.

" dek?" ujar seorang laki laki tinggi besar dengan tab yang di bawanya, biasanya di gunakannya untuk mengecek saham perusahaan yang sedang dikelolanya atau sekedar mengecek email.

" eh abi " ujar kanaya tersenyum lalu menyalaminya.

" gimana sekolah barunya? Nyaman?" ujar abi nya yang duduk persis di depanya di samping uma.

kanaya sedikit mengingat beberapa hal yang sedikit membuatnya risih, seperti tadi tak sengaja menyenggol eh dapet makian untung ada kak haikal yang bantuin.

Eh ngomong ngomong soal kak haikal, spertinya sebelumnya ia pernah melihatnya,tapi entah dimana.

" nyaman kok" ujar kanaya tersenyum.

" syukur deh, abi seneng kalo kamu nyaman di sekolah baru" abinya tersenyum hangat.

" besok kalo ada apa apa ke kelas kakak aja, di lantai 2. 12 MIPA 1" ujar devan yang dijawab anggukan mantap dan jempol oleh kanaya.

" Abi, uma, kak devan? naya ke kamar dulu ya ganti baju." Ujar kanaya izin, matanya ngantuk banget mau cepat cepat istirahat dan mimpi indah.

" iya, sana. Jangan lupa shalat dulu sebelum istirahat" ujar uma nya sembari tersenyum. kanaya hanya mengangguk dan bergegas.

" huh.. lelah banget, pegel juga ya pake kacamata gini ?" ujar kanaya berbicara pada dirinya sendiri, stelahnya membuka kepangan rambutnya dan segera membersihkan diri.

------------------------------------------------------------------tbc--------------------------------------------------------

sorry temen temen aku ga bisa kasih part panjang, tapi aku usahain part berikutnya akan lebih panjang..

maaf juga kalo ceritanya kurang asik :(

jangan lupa untuk klik vote dan komen saran untuk cerita ini yaaa...

HAI-NAYA!Where stories live. Discover now