Part 7

2 2 0
                                    


Bulan masih terlihat sedikit walaupun langit mulai cerah, hawa dari angin masih begitu dingin. Namun berbeda dengan kanaya yang bahkan sudah terbangun sejak jam lima subuh, sekarang masih jam setengah enam, waktu untuk pergi kesekolah juga masih lumayan lama. Seperti biasa ia duduk di bangku yang sengaja di sediakan abi nya yang biasanya untuk sekedar meminum kopi hangat atau mengecek email melalui tab kerja nya.

kanaya mulai membuka cover hingga lembaran buku dairynya, sekilas membaca hasil tulisannya setiap fajar dan moment hari hari nya, yang selalu ia abadikan melalui goresan tangan dan tak lupa di sertai tanggal.

" senja memang selalu menjadi kesukaan banyak orang, namun, jarang yang menyukai fajar, ia muncul disaat semua orang masih sibuk dengan mimpinya." 12/01/2021.

" kenapa banyak sekali orang yang menyukai senja? Padahal, jika dibandingkan senja, saat fajar jauh lebih menenagkan, memang sih, sama sama sebentar dan akan hilang berganti benda langit seperti bulan dan bintang. Tapi setelah fajar, matahari akan muncul, terus menyinari dan mengawasi kita disetiap aktivitas hinga akhirnya hilang karena rotasi bumi yang berputar." 15/01/2021.

Sesekali tersenyum, ketika membaca ulang tulisannya tentang fajar, lalu membuka halaman baru dan menuliskan sesuatu.

" dari fajar aku dapat belajar, bahwa jikalau setelah fajar akan digantikan munculnya matahari dan cahayanya yang terus menyinari pagi hingga terbenam, karena peroses alam. begitu juga akan ada seseorang yang datang untuk menutupi segala kegundahan dan digantikannya untuk terus menyinari tanpa takut kehilangan dan merasa aman;)" 05/09/2021.

Yaampun saking terjanyut oleh isi fikirannya, kanaya sampai tak sadar jika langit mulai terang saat ini, ia kembali ke kamarnya dan bersiap untuk sekolah.

Setelah memakai seragamnya tak lupa untuk mengepang rambutnya, sebenarnya alasan ia suka mengepang rambut ini bukan hanya agar terlihat cupu, tapi ia suka sekali dengan hasil kepangan rambut yang ketika di buka jadi bergelombang. Bahkan tak jarang ia mengepang rambutnya jika sehabis keramas hingga benar benar kering, hasilnya jauh akan lebih sempurna.

Setelah merasa cukup dengan penampilannya saat ini, ia bergegas turun untuk sarapan sebelum uma nya memanggil, tak lupa mengingatkan sang kakak untuk bergegas sarapan.

" jangan lupa sarapan ka, aku tunggu di bawah." ujarnya setelah mengetuk pintu kamar devan, tanpa menunggu jawaban sang kakak, ia buru buru menemui uma nya yang ternyata masih memasak.

" guten morgen umaaa" ujar kanaya lalu mencium pipi kanan uma. Dan di balas senyuman hangat oleh uma nya.

" masak apa tuch?" tanya kanaya, sambil menaruh tas yang dibawanya di bangku yang tersedia di meja makan.

" semur ayam sama nasi goreng buat sarapan pagi ini," ujar uma nya sembari fokus pada masakannya.

" wihhhh, mein favorit breakfast makanan tuch" ujar devan yang entah kapan lewatnya tau tau sudah berada di samping bundanya.

" astagfirullah, sejak kapan kamu di situ kak?" ujar sang uma yang kaget sambil menyentuh dadanya.

" ngomong apa sih kak," ujar kanaya lalu beralih membawa piring lalu menatanya di meja makan.

" ngapain di situ? Bantuin engga, mending bantuin rapihin ini nih." Ujar kanaya yang saat melihat kakak laki lakinya itu hanya diam sambil memperhatikan umanya yang masih sibuk masak.

" yaelah dek, sewot amat, masih pagi kalii" ujar devan yang segera menghampiri adik perempuan satu satunya itu.

Saat tengah memakan sarapannya, kanaya terlihat risih dengan kaca mata hitamnya dengan list tebal yang padahal sudah di taruh atas kepala masih suka merosot, yang membuat dirinya sedikit frustasi.

HAI-NAYA!Where stories live. Discover now