Chapter 100 - Calling Laogong

8.1K 925 82
                                    

Dari kecil hingga dewasa, Cheng Jin tidak pernah mabuk. Kadar alkohol nya cukup bagus. Itu bukan karena sengaja berlatih, tapi keluarga Cheng memang  secara alami sepertinya tidak terlalu sensitif terhadap alkohol, jadi dia pun juga tidak mudah mabuk. Dia tidak suka minum alkohol. Anggur mahal jenis apapun tetap terasa aneh di mulutnya, jadi dia jarang menyentuhnya. Tapi, karena ada banyak jamuan makan, dia bisa membedakan antara yang mabuk dan sadar.



Bahkan jika Lu Tao langsung menyangkalnya, Cheng Jin merasa ada yang tidak beres.


Dia tidak tahu kemampuan kadar alkohol Lu Tao karena mereka belum pernah minum bersama sebelumnya. Dia bahkan belum pernah melihat Lu Tao minum dengan mata kepalanya sendiri. Sekali atau dua kali, dia pernah mencium bau alkohol dari tubuhnya. Saat dirinya mencicipi anggur buah dengan 'Lu Tao no 2', dia tidak melihat bahwa kemampuan minum pihak lain buruk.


Apakah mungkin... anggur yang dijual di sini bukan ekstasi, kan?


Cheng Jin mengangkat botol dengan curiga, dan baru akan melihatnya lebih dekat saat Lu Tao membuka mulutnya, "Jangan meminumnya."


Cheng Jin dengan cepat meletakkan botol, dan berkata dengan senyum kaku, "Berhenti minum, berhenti minum. Kamu punya sup."


"Um......"


Nada panjang ini juga membuat Cheng Jin merasa aneh. Lagipula, Lu Tao biasanya berbicara dengan rapi dan tidak akan pernah memiliki nada seperti itu.


Jadi orang ini... mungkin mabuk, kan?


Setelah membayar tagihan dan meninggalkan restoran, Cheng Jin menahan keinginannya untuk membantu Lu Tao. Tapi, dia tiba-tiba berhenti dan akan mengulurkan tangannya. Cheng Jin tercengang untuk beberapa saat. Dia ragu-ragu dan mengulurkan tangannya, kemudian tangannya pun digenggam.


Ini bukan yang pertama kalinya Cheng Jin di genggam oleh lawan, tapi ini adalah pertama kalinya dia mengambil mengambil inisiatif untuk menggenggamnya. Cheng Jin tidak mengatakan apapun, dan air mata memenuhi matanya. Dia benar-benar terharu. Pihak lain membawanya kembali ke hotel. Lu Tao tampak sedikit ragu saat dia menekan tombol lantai lift. Cheng Jin menatapnya dengan hati-hati, lalu mengulurkan tangannya yang lain dan menekan nomor lantai lift. Lu Tao meliriknya, lalu perlahan mengalihkan pandangannya. Dia kembali berdiri dengan postur militer, kecuali tangannya yang masih berpegangan.


Saat keluar dari lift, Lu Tao jelas kembali bingung. Dia tidak tahu kamar mana yang telah mereka pesan. Melihat bahwa dia akan memimpin dirinya sendiri, Cheng Jin terpaksa berkata, "Ada disini." Dia pun tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apakah kamu benar-benar tidak mabuk?"


"Tidak." Lu Tao membuka pintu dengan sangat rapi. Tapi setelah memasuki ruangan, jelas dia sedikit bingung, seolah-olah dia tidak mengetahui tata letak ruangan. Cheng Jin tidak bisa membantu tapi melepaskan tangannya dengan enggan dan berkata, "Aku akan mandi dulu."


"Oke."


Kamar pasangan di hotel akan di lengkapi dengan pembersih sekali pakai. Setelah Cheng Jin memasuki kamar mandi, dia telah membersihkan dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kemudian, dia memakai jubah mandi dan keluar.


Jenderal sedang duduk di sofa, punggungnya masih lurus, tapi dia tidak melakukan apapun. Dia meletakan tangannya dengan rapi di pangkuannya, seolah-olah sedang menunggu bos memanggilnya kapan pun. Dia menoleh saat mendengar suara pintu terbuka, dan matanya terjatuh ke dada Cheng Jin yang sengaja tidak ditutup. Matanya menjadi gelap, tapi dia tidak mengatakan apapun.


Sebenarnya Cheng Jin ingin keluar dengan telanjang, tapi dia merasa sangat malu. Dia juga merasa bahwa kondisinya sedang tidak terlalu baik. Jadi, dia memakai jubah mandi, tapi dengan sengaja membuka sedikit kerahnya, memperlihatkan tulang selangkanya yang halus dan kulitnya yang cerah seperti batu giok. Rambutnya tidak sepenuhnya kering, wajahnya bersih, bibirnya merah, dan seluruh dirinya terlihat sangat menarik.


[END] Divorced Application (Continued Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang