Ch. 13 Oyasumi

312 46 12
                                    

"A.. A.. kalian mendengarku? Ini Co-Coach John. Semua pemain diharapkan berkumpul di lapangan 5 dalam 10 menit. Aku menunggu kalian".

Itu adalah pengumuman dari John yang disiarkan melalui pengeras suara yang ada di kantin asrama para pserta pelatihan.

"Sudah waktunya yah.. ayo pergi".

Komentar Jeremy yang kemudian bangkit dari tempat duduknya, lalu diikuti dengan yang lain.

Akhirnya dimulai. Pelatihan malam sebelum jam tidur bagi para atlet. Para pemain yang sudah menyelesaikan makan malam mereka bergegas datang ke lapangan 5 yang letakknya dekat dengan asrama mereka. Tak butuh waktu lama, Sawamura beserta teman makannya Will, Jeremy dan si Kembar pergi menuju lapangan 5.

Sesampainya di lapangan, peserta kembali dikumpulkan sesuai tim mereka. Hal yang menanti mereka saat dilapangan tidak lain adalah John yang memberikan pengumuman beberapa waktu yang lalu.

Sawamura penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan malam ini. Dia pikir setelah makan malam, dia akhirnya bisa istirahat. Teringat pelatihan musim panas sebelum pertandingan di Seido.. malam itu menjadi malam yang akan sama seperti pelatihan neraka oleh pelatih Kataoka.

"Hahhhh, aku punya firasat buruk tentang ini".

Sambil menghela nafas, Sawamura berbaris bersama timnya. Masing-masing tim diberikan instruksi untuk melakukan training sesuai dengan menu latihan yang telah diberikan pada masing-masing ketua tim.

Will yang telah menerima menu latihan tersebut memberikan instruksi pada anggota timnya dengan nada seorang pemimpin.

"Malam ini kita akan tidur nyenyak, tapi sebelumnya, mari bakar sedikit lemak kita. Orrraaaaaa"

Teriakan Will yang keras, membuat anggota lain mengikuti teriakan itu dengan kompak. Sedangkan tim A yang tidak mau kalah, juga melakukan hal yang sama. Untuk pertama kalinya, kedua tim tersebut akhirnya bisa berlatih bersama dalam satu lapangan.

Sesuai jadwalnya, pelatihan malam diawali dengan pemanasan, dan dilanjutkan dengan masing- masing atlet melakukan latihan batting. Masing-masing peserta harus dapat mengayun 100 ayunan dalam kurun waktu 2 jam. Para pemain disediakan alat pelempar bola yang disetting dengan kecepatan 155km/jam. Sangat jarang ada pitcher yang bisa melempar dengan kecepatan 155 km/jam keatas, dan salah satu pemain yang bisa melakukan itu adalah adalah furuya dan Hongo Masamune di Jepang. Teringat kecepatan lemparan rekan setimnya Furuya, Sawamura juga melakukan pukulan serupa sama seperti peserta lainnya.

"Orrraaa... berikan semuanya padaku"

Semangat Sawamura membara setelah tenanganya terisi oleh makan malam. Disisi lain, ada hiruk piuk suara peserta pelatihan lain yang sedang menyaksikan aksi memukul bola yang memanas.

"Lagi-lagi home Run... dia monster".
Seorang pemain berkomentar dengan pandangan iri padanya.

"Itu Willard, berapa kalipun aku melihatnya, aku masih belum terbiasa". Kata pemain lain yang menyaksikan.

Sembari berlatih, para peserta teralihkan fokus mereka karena pukulan Will yang sering menuju bangku penonton. Dia bahkan mendominasi perhatian para co-coach yang ada.

"Willard kah? Menurut data, dia memiliki presentaase paling tinggi dalam mencetak home run."
Ucap seorang co-coach yang ada di lapangan.
"Hoohh, aku iri dengan tenaga anak muda, haha"
Timpal co-coach yang lain sambil tertawa.

Menikmati percakapan itu, pemain dari tim A membuat perhatian para pemain dan Co-coach teralihkan.

"Wooww.. itu terpukul sangat jauh."

Diamond no Ace FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang