Ch. 16 Good Luck

250 43 26
                                    

*Creakkk*

Suara decitan pintu terdengar berdecit kecil saat seseorang membuka sebuah ruangan. Laki-laki itu masuk dengan santai tanpa memperhatikan sekitaran ruangan dan pergi menuju desk kerjanya.

Sebelum ia sampai dan duduk ia merasakan sesuatu bergerak di balik kursi kantor miliknya.

'Barusan itu apa?'

Batin John saat hendak duduk, tapi mengurungkan niatannya dan berhenti sejenak.

*krasak*
*krasak*
*tap*
*tap*
'Huh, this sound?'
Seperti tahu apa yang ada di balik kursinya, John mencubit kerutan yang ada di tengah alisnya.

'Not again' gumamnya saat tahu apa yang ada di ruangannya.

"Ahh, kenapa dia pergi ke Base itu saat bolanya fault, i'll write this on my note"

Suara yang terdengar geram dan bersemangat disaat yang sama itu membuat John tak kaget lagi.

"Sudah kubilang untuk pergi ke ruanganmu sendiri Alex, sekarang berdiri dari sana dan bereskan buku-buku itu sekarang juga".

Tak salah lagi, Itu adalah Alex, pelatih yang tiba-tiba tak memunculkan batang hidungnya saat pembukaan Camp.
Dia memergoki kepala pelatih itu sedang mereview pertandingan anak-anaknya sambil memakan permen lolipop kecil yang hanya tinggal gagangnya saja.

John selalu, dan berkali-kali mengingatkan Alex untuk melakukan pekerjaannya di ruangannya sendiri. Tapi kebiasaan Alex yang sudah ada dari dulu itu tak mungkin bisa hilang begitu saja. Jadi, John mau tak mau memaklumi saja kebiasaan itu.

Hal yang terpenting adalah bahwa jika Alex sedang asik dengan dunianya saat itu, maka mau dimana, atau apa itu, Alex tak akan memperdulikannya. Bahkan jika dia harus bekerja di lantai kerja John yang saat ini berantakan dengan buku-buku catatan yang sudah jelas isinya baseball semua.

Alex yang tahu bahwa John sudah datang segera membangunkan tubuhnya, menggerakkan beberapa otot tubuhnya agar membuatnya rileks. Dia tersenyum pada sahabatnya sekaligus rekan kerjanya itu dengan tatapan 'you know me better than anyone else'.

Alex membuang gagang permennya itu sambil memunggunginya tanpa melihatnya dan acuh tak acuh. Dia memiliki kepercayaan diri yang tinggi jika itu akan masuk dan layaknya goal in, itu masuk dengan tepat kedalam tempat sampah yang sedari tadi memang ada disudut ruangan tersebut.

Tanpa banyak kata, John dan Alex duduk disofa tamu yang memang sudah ada di ruangan John tapi di anggurkan oleh Alex dan memilih lantai dingin untuk bekerja.

"Kau sungguh penuh ambisi kali ini".

Kalimat itu membuka percakapan diantara pria tampan itu.

Tahu apa yang dimaksudkan sahabatnya itu, John melepaskan kacamatanya, meregangkan dasi yang terlilit di lehernya dan menariknya lepas.

Tak berhenti sampai disana ia kemudian membuka jas yang selalu membuatnya terkesan formal, dilanjutkan dengan membuka beberapa kancing kemeja putihnya dan membiarkan dadanya yang bidang itu sedikit terexpose.

Sambil mengacak rambut hitamnya yang selalu dia tata layaknya pebisnis itu, membuat suraian itu menutup dahinya yang membuatnya menjadi lebih Sexy dibanding biasanya. Mode santai John itu damagenya bukan main. Tak kalah tampan dengan Alex, aura John kali ini sangat terasa bad boy sekali.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diamond no Ace FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang