Ch. 7 Perdebatan

472 80 8
                                    

Setelah Sawamura pergi ke ruangan pelatih, di tempat lain pada saat yang bersamaan, tim Seido di hempas badai kecil. Perselisihan itu bermula saat Miyuki menceritakan apa yang akan di hadapi oleh tim Seido. Tapi.. tetap saja, kabar yang sangat mendadak itu tidak mendapat respon positif. Mereka bahkan tidak tahu, apakah mereka harus senang atau gelisah. Jika harus memilih keduanya maka satu orang yang pasti tidak akan menerimanya tidak lain adalah Maezono.

"Coba kau ucapkan sekali lagi. Sepertinya aku tidak mendengarmu dengan jelas"

ucap Zono pada Miyuki. Selagi Zono ingin mendapat penjelasan lain dari mulut Ketua tim itu sendiri, Kuramochi menengahi pembicaraan tersebut 

"Zono, kau sudah mengerti apa yang Miyuki katakan, jadi--"

"BANG"

Sebelum Kuramochi menyelesaikan kata-katanya, suara hantaman meja dengan keras mengagetkan semua orang yang ada di ruang makan Seido.

Rasa kaget menghampiri para anggota tim diruang makan, semua orang yang ada di ruangan sudah tau pasti bagaimana temperamen Zono. Apalagi, ini berkaitan dengan Sawamura. Rekan timnya yang selalu ia percayai.

"Kau pikir, apa yang kau katakan barusan? Kau bahkan tau masalah ini, dan aku tidak pernah mendengar apapun tentang ini!"

Kalimat tersebut diucapkan dengan kemarahan dan kekecewaan yang jelas mendasar. Maezono yang juga salah satu dari wakil kapten bahkan tidak pernah diberi tahu apapun tentang hal tersebut. Hal itu secara tidak langsung melukai hatinya. Namun, di lain sisi, keadaan tersebut terjadi secara mendadak. Jelas saja, setiap orang tidak akan siap dengan keadaan yang tiba-tiba tersebut.

"Bukan hanya kau saja yang merasa frustasi, tapi kami berdua juga sama. Lagi pula keadaan ini cukup mendadak, dan tidak ada siapapun yang patut di salahkan"

Kuramochi yang jelas tau apa yang di rasakan rekannya tersebut membuat ekspresi tegas dengan kekhawatiran yang sama. Disisi lain Miyuki yang jelas-jelas tahu lebih dari siapapun di dalam tim, membuat ekspresi tenang saat menghadapi keadaan tersebut. Mendengar perkataan Kuramochi, Miyuki mulai angkat bicara dan bertindak sebagai kapten.

"Cukup!. Aku sudah jelaskan pada kalian, dan aku tau persis apa yang kalian khawatirkan. Aku juga tidak bermaksud menyembunyikan masalah ini, karna ini juga hal mengejutkan untukku. Tapi, lebih dari apapun, ini semua demi kepentingan Sawamura. Lagi pula, apa kau berfikir tim kita sangatlah lemah?"

Para pemain Seido yang hadir di ruang makan tersebut terdiam, seolah olah menyetujui apa yang dikatakan Kapten mereka adalah benar. Tapi tetap saja, rasa frustasi ketika tidak ada nomor punggung Ace yang menopang suatu tim, bahkan jika Ace itu sendiri tidak ikut bermain di dalam permainan, bisa cukup mempengaruhi kondisi mental para pemain yang lain. Disaat para pemain mulai berfikir dan menyimpan kegelisahan mereka sendiri tanpa suara, Furuya mengangkat suaranya.

"Aku tidak pernah berpikir,  bahwa tim kita lemah. Jika kalian khawatir dengan Eijun yang akan pergi, aku lebih khawatir tentang apa yang Eijun pikirkan saat mengambil keputusan ini"

Ekspresi datar Furuya tetap seperti biasa, hanya saja perkataannya lebih dalam daripada ekpresi yang ia tunjukkan.

"Aku rasa Furuya-kun benar. Kita semua tahu bagaimana sifat Eijun-kun di dalam tim. Aku yakin semua orang ingin pergi ke Koshien, begitu pula Eijun. Apa yang kita debatkan ini tidak seperti tim Seido."

Haruichi yang menambahkan perkataan Furuya, terlihat tenang dan tegas dengan apa yang ia katakan. Sejak mereka berdua adalah teman seangkatan Sawamura, sudah pasti mereka tahu apa yang dirasakan Sawamura. Kekuatan yang sebenarnya dari tim Seido adalah saling percaya pada rekan satu tim mereka. Jika mereka tidak bisa menerima keputusan ini dengan lapang dada, Sawamura sendiri bisa saja merubah keputusannya jika ia mendengar permasalahan ini.

"Aku percaya, kita semua sudah saling mengenal dan tahu seberapa besar kerja keras kita untuk sampai di tahap ini. Jadi, aku tidak pernah berpikir kita akan kalah hanya karena ini. Apa aku salah?" Miyuki yang tiba-tiba menambahkan penjelasan pada anggota tim, mulai membuat kepercayaan dan semangat tim kembali. Keraguan, dan kegelisahan yang mereka rasakan perlahan berubah dengan perasaan semangat. Begitu pula Zono yang mulai setuju dalam diamnya. Meski berat untuk mengakuinya, lebih baik melampiaskannya dalam pertandingan mereka selanjutnya.

"Jika itu apa yang dikatakan kapten, maka aku tidak akan menyangkalnya. Jadi aku hanya akan percaya pada kekuatanku sendiri dan kalian semua untuk menjaga tim ini sampai Sawamura kembali" ucap Maezono pada rekan tim nya.

Setelah perdebatan yang cukup serius, semua anggota bersemangat untuk mengalahkan Ichidai San. Bukan hanya demi Seido, tapi juga demi Sawamura yang nantinya pergi dan kembali tanpa rasa khawatir. Suara para anggota terdengar keras dan mengisi ruang makan dengan semangat. Para anak kelas satupun juga ikut bersemangat. Hal itu menunjukkan betapa mereka sangat mempercayai para Senpainya.

Ditengah malam yang dingin, perdebatan itu berakhir baik. Tidak seperti dugaan Miyuki yang sekilas berpikir bahwa hal itu tidak mudah selesai hanya dengan satu atau beberapa kata dari kapten. Untungnya, para anggota tim lebih dewasa dan kuat dalam menerima keputusan Sawamura. Mungkin, ini juga karena mereka percaya, bahwa Sawamura yang sekarang, Ace Seido saat ini juga telah memutuskan banyak hal dan tidak ingin meninggalkan tim. Oleh karena itu, kebersamaan yang mereka lalui sampai saat ini membuat mereka lebih erat, dan tidak berpikir, bahwa pertandingan selanjutnya akan mudah. Hal yang perlu mereka lakukan adalah sederhana. "Menjadi kuat," hingga sang Ace tidak perlu membuang banyak tenaganya.

Mereka percaya bahwa Ace Seido akan kembali tepat waktu. Hingga sampai saat itu, tim Seido akan tetap bertahan.

Diamond no Ace FanfictionWhere stories live. Discover now