29[i'm fine]

41.2K 5.1K 420
                                    

Hai cayang cayang ku Oca is combek😽

Happy reading┌|o^▽^o|┘

.
.
.
.
.













Sudah bisa dihitung tiga Minggu lebih,tanda kandungan Rafka sebentar lagi akan menginjak satu bulan.

Perutnya belum membuncit atau membesar,kalau kalian tanya,apa bunda,ayah,mamanya Varrel sama papahnya Varrel udah tau atau belum? Jawabannya,udah.

Satu keluarga besar itu tiga hari yang lalu mengadakan acara keluarga,dan disitu Rafka bilang.

Gimana reaksi nya? Seneng banget,apalagi kedua perempuan yang sudah berumur itu, senengnya sampe teriak teriak.

Kedua sahabatnya juga sudah tau a.k.a Ivan dan Yusuf,kalau Rafka sedang mengandung,ya.

Mereka gak kaget si,udah tau pasti Rafka bakal hamil,mereka berdua seneng dong,katanya mau jadi paman and om.

Rafka cuma iya iya aja,dia juga sedikit lega, akhirnya gak boong mulu sama kedua sahabatnya itu.

Dan sejak Rafka membicarakan topik tentang cewe itu,Varrel jadi,em... Berubah?

Ya,dia jadi gak Deket lagi sama Rafka,kayak berbuat skinsip gitu,dari cium,peluk. Paling mentok-mentok cuma ngusak kepala.

Rafka juga udah tau pasti kalau ini bakal kejadian,dia gak ambil pusing,Rafka juga sering denger atau lihat Varrel setiap malam sering menelepon seseorang, entah siapa.

Kadang Rafka harus berpura-pura tertidur saat Varrel membisikkan kata-kata untuk pamit pergi,dan posisinya itu waktu tengah malam,Rafka gak tau dia pergi kemana.

Rafka gak cemburu! Ingat itu! Dia cuma jengkel aja,ada laki-laki sebrengsek Varrel.

Dan,Rafka belum tanya,kenapa Varrel sering menelepon seseorang,atau mengangkat telepon dari seseorang.

"Varrel,gue mau nanya deh."

Sekarang mereka berdua itu lagi duduk di,ralat. Rafka duduk di sofa panjang dan Varrel menidurkan kepalanya di paha Rafka.

Varrel yang lagi natap televisi menoleh keatas,menatap wajah lelaki manis.

"Apa?"

"Jawab jujur ya."

"Iya,apa emang?"

"Jawab yang jujur."

"Iya sayang." Varrel bangun dari tidurnya lalu duduk disamping Rafka,"apa?"

"Enh... Kok setiap malem gue selalu denger elu lagi telponan sama orang, siapa?"

Varrel menggaruk tengkuknya,"err... Gue cuma ngomongin tentang kerjaan."

"Kerjaan? Terus setelah lu telponan lu pasti pergi keluar kamar,dan gue dapat denger juga lu manasin mobil, so... Itu cuma ngomongin kerjaan?"

"Err..."

"Coba ngomong yang jujur." Rafka menatap Varrel dengan tatapan yang tidak bisa di baca.

Varrel meneguk air liur nya,"ya, bener. Gue cuma ngomongin kerjaan."

"Ck,jangan boong. Lu gak jago boong rel."

"Jawab jujur atau--."

"Arrgh oke oke!"

"Siapa yang lu temuin tengah malem kayak gitu?"

"Err... Temen kecil gue."

"Siapa?"

"Lala."

"Ngapain?"

"Err... Katanya dia takut, soalnya dia tinggal sendiri."

"Ooh.. jadi,lu harus nemenin dia sampe tidur gitu?"

"Ya... Gak gitu juga."

"Coba deh ceritain ke gue sedeket apa lu sama dia?"

"Ha?"

"Ceritain." Ucap Rafka dengan wajah datar.

Varrel kembali meneguk air liur nya,"sebelum gue sekaya kayak gini,gue nyewa rumah disalah satu komplek,dan gue pindah,terus Lala itu tetangga gue. Posisinya gue itu masih kelas 1 SD,gue sama dia udah Deket,tapi semenjak gue lulus SMP gue pindah dah last kontak."

Rafka cuma ngangguk ngangguk,"lulus SMP? Otomatis lu udah mau masuk SMA?" Varrel ngangguk.

"Berarti lo udah tau tentang cinta bukan? Gue mau tanya,apa lu pernah suka sama temen kecil lu itu."

Varrel gelagapan,"sayang,kenapa jadi ngomongin tentang itu si?"

"Jawab aja."

"Enggak--."

"Gua tau! Lu gak mungkin gak suka sama dia!" Oke kesabaran Rafka sudah habis,dia menaikkan nada suara nya.

"Oke oke,tapi itu dulu."

"Dulu? Setelah lu last kontak lu udah gak suka sama dia? Terus sekarang kalian udah mulai bertukar kabar lagi bukan? Jadi,lu masih suka sama dia. Iya atau enggak Varrel?"

"Bisa jangan nanyain itu lagi? Itu dulu sayang,udah gue bilang."

"Itu gak dulu! Itu sekarang! Udah tiga Minggu lebih lu kayak gini!! Sesayang apa si lu sama dia?! Sampe bisa bisanya lu jabanin malem malem kerumah dia cuma buat nemenin dia yang takut sendirian dirumah?! Ha?!"

Varrel menghela nafas kasar,"raf--."

"Enh... Kayaknya kalo gue gak nikah sama lu,lu pasti udah nikah sama dia kan? Jadi,gue yang penghalang ya?"

Mata Varrel melebar,"sayang gak git--."

"Yaudah,lu tinggalin gue dan lu bisa nemuin dia tanpa harus ngumpet ngumpet."

"Rafka!"

Rafka sedikit tersentak saat Varrel menggertak nya,"apa?"

"Plis lah Raf! Jangan kayak gini!"

"Lu yang buat semuanya jadi kayak gini."

"Rafka! Buka pikiran lu! Jangan kayak bocah!"

"Apa?! Gue cuma ngambil jalan aman!"

"Jangan pikirin diri lo doang! Lu lagi ngandung anak gua!"

"So?"

"Lu mau anak itu gak ada ayah?"

"Gue ayahnya."

"Tapi itu masih darah daging gua! Masih anak gua! Jadi jangan pernah kepikiran buat minta pisah! Saat anak itu masih ada!"

Rafka cuma ngangguk,"lu mertahanin ini cuma gara gara gua ngandung anak lu kan?"

Varrel kembali gelagapan,"Raf--."

"kALO iYA kAYAK GITU GUE GAK aKAN sEGAN sEGAN bUAT gUGURIN KANDUNGAN INI!!"










TBC.

Gak masuk akal? Yaudah maapin,ini pertama kalinya aku bikin konflik
ヾ( ͝° ͜ʖ͡°)ノ♪

Babay~

[BOYS LOVE] 🐺 FILLING IN LOVE 🔞🐺 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang