07| SAH!

2.5K 178 5
                                    

Allahumma sholi'ala sayyidina Muhammad, wa'ala ali sayyidina Muhammad.

======================

Menikah, ketika dua insan dipersatukan oleh Allah sebagai sepasang kekasih. Ketika dua nama sudah tertulis di lauhul mahfudz, tidak akan bisa ditolak. Sang penentu takdir tahu, mana yang pantas untuk kita, dan sebaliknya.

Serangkaian acara demi acara sebelum hari pernikahan, sangatlah banyak. Baik itu tradisi, pingitan, dan lain-lain. Semuanya sudah kulewati, namun hati ini tidak juga merasa tenang.

Hari sakral kami sudah di depan mata, yang mana pada hari ini setelah akad, aku resmi menyandang status sebagai seorang istri. Sedih rasanya akan berpisah dengan orang tua, aku yang masih belum pantas menyandang status sebagai istri. Dipaksa oleh keadaan.

Balutan kebaya dengan siger Sunda sudah melekat ditubuhku, akadku memang menggunakan tradisi suku sunda. Sedangkan untuk resepsi dan lain-lain hanya menggunakan berbagai macam gaun dari perusahaan ibu mertuaku, tentunya tempatku bekerja.

Pak Raffa sempat bilang, "Ma, kasihan Alesha kalau harus memakai baju sebanyak itu, capek ganti bajunya." Saat Bu Rahma terlalu antusias menyuruhku berganti sepuluh gaun saat resepsi.

Di sinilah aku, bersama Mela, Cinta, dan Lena. Di kamar yang sedari kecil kutempati dengan tujuan menunggu kedatangan sang pujaan hati, kata Ibu.

Keluargaku dan keluarga Pak Raffa sedang menyaksikan serangkaian acara akad, aku hanya diminta menunggu dan turun ditemani ketiga sahabatku saat akad sudah selesai.

Sebelumya aku sempat menangis tergugu bersama Ibu dan Ayah. Putri kecilnya sekarang akan menikah, menyandang status istri. Si anak manja dan belum sepenuhnya berpikiran dewasa, dan yang masih membutuhkan bimbingan kedua orangtuanya.

Kami jatuh ke kubangan kesedihan, tangis harus mengingat masa lalu dan terpaksa harus diterpa takdir yang sedikit menyakitkan.

Dari atas terdengar dengan jelas suara dua laki-laki yang menjadi cinta pertama dan akan menjadi cinta terakhirnya bagi Alesha.

"Saya nikahkan dan kawinkan Muhammad Raffa Ar-Raffi dengan putri saya Alesha Aqilla Hibatillah binti Ahmad Hibatillah dengan mas kawin sebuah rumah dan emas 15 gram dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Alesha Aqilla Hibatillah dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Laki-laki yang akan menyandang status barunya, mengucap kata sakral dengan lantang dan benar dalam sekali percobaan.

Hati seseorang yang kini berada di kamarnya menghangat, jantung nya berdegup sangat kencang.

"Bagaimana para saksi?"

"Sah!" Dua insan yang tidak pernah terpikir akan menyatu sebagai kekasih halal, kini telah resmi menyandang status suami istri.

Suara lantang dan suara bersahutan sah disertai ucapan aamiin menggema di telinga. Statusku kini sudah berubah, menjadi seorang istri dari Muhammad Raffa Ar-Raffi.

Tanpa permisi, air mata lolos bertetesan dari kedua bola mataku. Aku tidak mengerti air mata apa ini, segeralah kuhapus tetesan air mata itu. Mengingat harus segera ke bawah untuk bertemu dengan suami dan banyak orang.

Aku berjalan beriringan dengan ketiga sahabatku. Mereka menuntunku dari sisi kanan, kiri, dan belakang. Aku tersenyum kaku melihat ke bawah tangga yang sudah dipenuhi banyak orang.

Setelah berdiri tepat di samping Pak Raffa, Ayah menyatukan tanganku dengan Pak Raffa. Dengan perasaan tidak menentu dan tangan yang bergetar, aku mencium telapak tangan suamiku. Tanpa sadar meneteskan air mata, lalu wajahku ditangkup oleh Pak Raffa, dia perlahan menghapus air mataku. Setelah itu mencium kening ku.

KISAH KASIH KITAWhere stories live. Discover now