Crazy Mission : Cacing Alaska

1.5K 244 19
                                    

Diruang tamu.

Jaehyun dan Rose saling berdiam diri. Memberikan keheningan menyelimuti mereka.

Rose mengurungkan niatnya untuk bertemu seseorang. Karna kali ini, ia harus menenangkan Jaehyun yang tengah gelisah.

"Cerita aja Mas." Ucapnya seraya menggenggam lengan Jaehyun. Jaehyun menatapnya ragu, tersirat dari bola matanya.

Rose memberikan senyum manisnya, seoalah-olah meyakinkan Jaehyun untuk bercerita kepadanya.

"Kemarin, ada nomor yang gak dikenal, masuk ke pesan saya."

Jaehyun menjeda sejenak omongannya. Ia ragu, apakah ia harus menceritakan nya kepada Rose atau tidak.

Mereka baru mengenal beberapa hari, btw.

Seakan Rose tahu, atas Jaehyun yang diam. Ia mengusap genggaman tangannya dan juga Jaehyun. "Kalo Mas, ragu cerita ke saya. Gimana saya bisa bantu Mas, buat cari jalan keluarnya?" Ujarnya, dengan senyum menyertai.

Jaehyun menghela nafasnya kasar, lalu kembali menatap Rose. "Kamu liat sendiri isi pesannya." Jaehyun memberikan ponselnya.

Rose mengambil alih ponsel tersebut, lalu membuka pesan yang dimaksud oleh Jaehyun.

Tubuh Rose kaku untuk beberapa saat. Meneliti pesan yang dikirim oleh orang yang tidak dikenal.

Rose melirik kearah Jaehyun yang tengah menundukan kepalanya. "Mas, pernah ngelakuin sex sebelumnya?"

Jaehyun mengangguk kaku. "Ya."

"Kapan?"

"Waktu saya dikasih tau, sama orang tua saya kalau, saya bakal di jodohin. Waktu itu, saya lagi diposisi kalut."

"Ada masalah eksternal, di proyek yang lagi saya garap. Kepala saya pening luar biasa. Proyek saya rugi ratusan juta."

Jaehyun kembali, memaksa otaknya untuk menampilkan kilas balik, bagaimana dirinya hancur saat itu.

Di tipu, oleh rekan sendiri.

Memang sungguh membangsatkan.

"Waktu kondisi saya lagi hancur hancurnya. Saya mutusin buat kerumah orang tua saya. Saya pengen meluk Mamah, biar saya dapat ketenangan."

"Tapi yang ada..."

"Justru saya di jodohin." Kata Jaehyun, tersenyun miris.

"Saya pengen nolak sejujur nya, tapi, ngeliat tatapan Mamah sama Papah yang berharap buat saya nerima perjodohan itu. Bikin saya terpaksa nerima perjodohan gila itu."

"Saya cuma gak mau ngecewain Mamah sama Papah."

"Tapi, Mas yang jadi terbebani." Tutur Rose, Jaehyun mendengus miris. "Ya, kamu bener. Tapi mau gimana lagi? Saya terlalu sayang sama mereka."

"Pas saya tau, kalau saya bakal dijodohin. Saya langsung minta izin ke Mamah, buat pergi keluar sebentar."

"Kamu pasti bisa tebaklah tempat mana, yang saya datengin."

"Dari pengalaman saya, baca wattpad. Pasti Mas dateng ke Club' malem, terus minum miras sampe mabok. Nah, sangking maboknya Mas. Mas gak sengaja tidur bareng sama perempuan yang gak Mas kenal gitu."

"Seratus buat kamu." Kata Jaehyun, senyum tipis.

Rose menepuk dadanya bangga. "Ada gunanya juga, gue suka baca ff yeen." Gumamnya.

"Eh Mas."

"Hm?"

"Mas, inget gak perempuan yang mas tidurin?"

Jaehyun nggeleng pasrah. "Sayangnya enggak. Seberapa kuat saya buat nginget kejadian waktu itu. Tetep aja, gak bisa."

"Yang terkahir saya inget. Saya mabuk, terus narik paksa seseorang kedalem kamar?" ungkap Jaehyun tak yakin.

"Wah, brengsek juga ternyata kalo cowo lagi mabuk."

Rose menepuk bahu Jaehyun, seoalah tengah memberikan semangat memalui tepukan di bahu itu.

"Jangan terlalu dipikirin Mas. Bisa jadi tu pesan salah kirim kan?"

"Santuy aja. Sesuai predikat yang negara kita dapetin."

"Kalau, pesan itu bener dan gak salah kirim gimana?"

Rose memukul bahu Jaehyun, sedikit kencang. "Ya! Positif thinking aja dulu! Jangan negatif mulu pikirannya."

"Nih ya Mas! Mas tuh masih muda, baru umur 25 tahun. Gak usah mikirin hal yang cuma bikin stress."

"Nanti mukanya banyak kriput kan jadi gak ganteng lagi!"

Jaehyun tersenyum, hingga dua bolongan cacat di pipinya terlihat. "Jadi,"

"Secara tidak langsung, kamu ngakuin kalo saya itu ganteng? Iya kan?" Goda Jaehyun, mendekatkan wajahnya kearah Rose. Hingga hanya tersisa beberapa centi lagi, hingga bibir mereka menempel.

Rose  geli, lalu lagi lagi memukul bahu Jaehyun. "Selain brengsek, Mas juga ternyata nyebelin ya?"

"Ah kamu mah! Bikin saya keinget masalah itu lagi kan!" Ambek Jaehyun, dia rebahkan badannya diatas sofa, meringkukkan badannya, sebagai pertanda bahwa ia tengah merajuk.

Rose tertawa tanpa beban, setelah puas tertawa. Ia menarik paksa lengan Jaehyun agar bangun.

"Heh, udah gede juga. Masih aja ambekan. Heran saya, Mas gak malu apa sama..." Rose menampilkan raut wajah yang menyebalkan bagi Jaehyun.

Jaehyun sudah terduduk kembali, setelah Rose menarik paksa lengannya tadi. "Malu sama apa?" Jaehyun sedikit sewot.

Rose menyeringai, lalu melirik ke area bawah Jaehyun. Jaehyun sadar itu, lantas ia menutupinya dengan bantal.

Namun sayang, lagi lagi wajah Rose menampilkan raut yang yang sangat sangay menyebalkan bagi Jaehyun!

"Cacing alaska punya Mas."

"ROSEEEEE!!!"

Percuma berteriak Jaehyun. Rose sudah kabur berlari.

Gih, kejar. Supaya kaya pilem pilem boliwud gitu.

Ehe

-TBC

Gaesss pen ceritaaaa

Jadi sebenarnya aku tuh lagi bingung serius dah.

Kan ya, sebenarnya mah cerita ini mau ku buat narasi yang gak baku gitu.

Narasi yang santai, gak baku gitulah intinya mah.

Tapii...  jadi galau sendiri, kalo ada part serius nya masa pake narasi yang gak baku.

Feel nya pasti kurang pas gitu.

Iya kan:(

Walaupun pada dasarnya ni cerita emang kaga ada feel nya samsek wgwg.

Jadi!

Gakpapa kan, kalo cerita ini narasinya berubah ubah gitu?

Misal di chapter ini narasinya baku, di chapter depan udah gak baku lagi gitu.

Ehe

Yasudah bay! Ayo kita ketemu lagi di chapter selanjutnya!

Babay🖤

-artantiwidi 🌱

 ❝Crazy Mission❞Where stories live. Discover now