Seminggu ditinggal pergi oleh senja membuat keadaan langit semakin kacau, contohnya saja sekarang, langit selalu datang kekantor dengan keadaan acak-acakan, rambut yang ikut acak-acakan juga kumis tipis yang sudah mulai tumbuh diwajahnya.
"Ini bukan bang langit yang gue kenal". Ucap Angkasa.
"Tinggalin gue sendiri". Iya, sudah seminggu juga langit enggan diajak ngobrol atau sekedar ditemani, hanya angkasa yang berani menegurnya.
"Bangkit lah bang, lo ngga bisa kaya gini terus-terusan, penampilan acak-acakan, ngga mau makan, bicara juga ngga mau, mau lo apa sih bang? Jangan bikin Mama sama papa bahkan orang-orang terdekat lo khawatir".
"Ngga usah khawatirin gue, gue cuma mau buktiin kalo gue emang ngga bisa hidup tanpa senja, gue lapor polisi ngga boleh, gue cari pun gue harus cari kemana lagi, kenapa orang-orang seakan ngga peduli sama senja yang pergi? Kenapa lo bisa bersikap biasa aja disaat gue udah males hidup kaya gini? Apa jangan-jangan lo tau keberadaan senja?".
"Kalo gue tau ngga mungkin ngga gue kasih tau lo bang, berkali-kali gue bilang, jangan bego jadi cowok, lo yang suruh senja pergi tapi lo sendiri yang nyesel, bisa ngga sih lo buang ego lo jauh-jauh? Emangnya lo pikir senja bahagia denger lo ngga bisa punya anak? Gue yakin senja ke siksa bang, apalagi lo suruh dia ninggalin lo, kurang ke siksa apalagi dia? Padahal lo sendiri bahkan kita semua tau kalo kebahagiaan senja itu elo bang". Angkasa menggeleng menatap langit yang hanya diam.
"Jujur ya, gue cape nasehatin lo mulu". Langit hanya merespon dengan helaan napasnya.
"Gini deh, balik kantor lo ke rumah mama".
"Ngapain?".
"Mama yang suruh, dateng jangan sampe ngga". Angkasa keluar dari ruangan langit dan meninggalkan langit sendiri dengan pikiran kacaunya.
Tepat pukul lima sore, langit keluar dari ruangannya dan bergegas langsung kerumah mamanya.
"Assalamu'alaikum".
"Walaikumsalam, udah dateng?".
"Iya mah, ada apa suruh aku kesini?".
"Kenapa emangnya? Kamu kok kaya ngga seneng mama suruh kesini?".
"Aku cape".
"Yaudah, istirahat dikamar kamu sana".
"Mama suruh aku kesini cuma untuk istirahat?".
"Iya, istirahat dulu". Dengan ragu langit mengangguk dan mulai menaiki tangga untuk sampai di kamarnya.
Matanya tidak sengaja melihat ke arah balkon kamarnya terbuka, apa ada orang di kamarnya? Pikir langit.
Saat melangkah dan memasuki balkon, langit terkejut dengan keberadaan wanita yang tengah membelakanginya, dari ciri-ciri nya langit sangat yakin jika wanita itu adalah istrinya.
"Senja, ini beneran kamu?". Wanita itu menoleh dan tersenyum simpul pada langit.
Langit tidak bisa berbohong jika hatinya berdebar sangat kencang melihat senja sudah berada didepan matanya.
"It's me". Langit langsung mendekap erat tubuh senja.
"Maaf....". Hanya kata maaf yang keluar dari mulut langit, tidak ada kata lain yang mendefinisikan rasa rindunya kini.
YOU ARE READING
Mas, I'm Yours
RomanceGadis yang terpaksa meninggalkan kekasih yang sudah menemaninya selama tiga tahun dan harus menikah dengan lelaki yang tidak dikenalnya karena bertanggungjawab atas perbuatan mamanya, ini kisah Senja dan Langit yang berusaha untuk menerima takdirnya...