20🍃

11 3 0
                                    

Setelah lama menjaga Youngbi, akhirnya Youngtaek datang dengan membawa bungkusan.

"Lah Joochan?" Tanya Youngtaek agak terkejut. Pasalnya, dirinya meminta tolong ke Jaehyun untuk menjaga adiknya tapi ya sudahlah.

Joochan tersenyum sembari berdiri menghampiri Youngtaek.

"Selamat ya bang atas kelulusannya." Ucap Joochan sembari menjulurkan tangannya.

Youngtaek tersenyum kecil, dia membalas uluran tangan Joochan dan bilang, "terima kasih."

"Gue balik dulu ya bang." Ucap Joochan seraya mengambil tas ranselnya.

"Ah iya, nih buat lo." Ucap Youngtaek memberikan bungkusan yang dari tadi dia bawa.

"Gausah repot-repot bang, buat bang Youngtaek aja." Ucap Joochan.

"Gue tau lo belum sempet makan apa-apa, kan?"

Baru saja Joochan mau berbohong kalau dirinya sudah makan, tapi Youngtaek sudah memberikan bungkusan tersebut dan memaksa Joochan untuk membawanya. Mau tidak mau, Joochan menerimanya.

"Makasih ya bang, kalau ada apa-apa hubungi gue aja." Ucap Joochan sebelum akhirnya pergi dari ruangan tersebut.

🎈

Sungyoon berjalan menyusuri sebuah komplek. Berkali-kali dia melihat ponselnya, takut kalau dia salah arah.

Selang beberapa menit dia berhenti di depan rumah yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar juga. Kebanyakan rumah di komplek sini berukuran besar, jadi rumah ini sangat berbeda sendiri.

Dengan seratus persen keyakinan, Sungyoon menekan bel yang berada di sebelah pintu.

Setelah menekannya dua kali, barulah pintu tersebut terbuka. Menampakkan perempuan cantik yang seharian ini memenuhi pikiran Sungyoon.

Sungyoon mengernyit. Pasalnya, perempuan di depannya sangat pucat dan matanya terlihat merah serta sembab.

Tanpa mengatakan apapun, Sungyoon melangkahkan kakinya dan memeluk perempuan tersebut.

Seri, perempuan itu tentu saja terkejut. Dia tidak pernah membayangkan kalau Sungyoon akan mengunjungi rumahnya. Bahkan, Sungyoon yang kini memeluknya dan mengusap pelan punggungnya seakan-akan laki-laki itu sangat mengkhawatirkannya pun tidak pernah terlintas di pikiran Seri.

Tapi sekarang, tidak ada badai tidak ada hujan. Tiba-tiba Sungyoon mendatangi rumahnya dan memeluknya.

Seri tersenyum kecil di dalam pelukan Sungyoon, kemudian menangis kembali. Dia sangat merasa bersalah. Meskipun ini bukanlah salahnya, tetapi dia merasa gagal menjadi teman yang baik.

"Nangis aja gapapa ri, gue ada di sini." Ucap Sungyoon pelan.

🎈

Keesokan harinya.

Hari yang sibuk untuk anak tingkat terakhir, Jaehyun, Joochan, Donghyun, dan Jibeom sedang pusing dengan tugas-tugas yang sekarang di berikan oleh guru mereka.

"Kakak kelas kalian sudah lulus, jadi kalian jangan menikmati kelas akhir dengan berleha-leha. Semua harus di persiapkan dari awal, supaya nantinya kalian tidak akan kaget ketika melihat soal-soal ujian. Semua akan mudah kalau terbiasa. Betul tidak?" Ucap seorang pria paruh baya yang kini menyesap kopinya sambil mengawasi murid-murid yang sedang mengerjakan tugas.

The Wind That Passed - with 홍주찬 ✔Where stories live. Discover now