Bab 55

2.7K 299 26
                                    

Matteo menjauhkan ponselnya dari telinga ketika Violetta memekik di sana. Namun, perasaannya cukup lega karena apa yang dia khawatirkan tidak terjadi.

"Mat, aku bosan di rumah. Kau mungkin mengerti bagaimana keseharianku selama ini yang selalu sibuk namun sekarang tiba-tiba berubah menjadi pengangguran. Aku rasa, aku butuh sesuatu untuk pelampiasan."

"Vio, kau berbicara begitu cepat seolah kau tak benar-benar sedang merasa bosan. Sebaliknya, kau malah terdengar sangat bersemangat."

"Aku bersemangat karena kau menghubungiku."

"Benarkah? Lalu mengapa kau menolak panggilanku sebelum ini?"

"Hmm, ada seseorang yang mengirimku pesan dan itu sedikit mengganggu. Tapi sudahlah itu tidak penting, sekarang yang jauh lebih penting adalah kapan kau pulang?"

Seringai licik muncul di wajah Matteo, rupanya Isaak belum berhasil membuat Violetta kembali terjebak dalam rencananya. Tapi dia tak boleh lengah, dia harus tetap waspada.

"Vio, sebenarnya aku menghubungimu karena ingin memberitahumu bahwa hari ini aku akan pulang terlambat."

"Tapi kenapa?" Violetta terdengar begitu kecewa.

"Vio, aku harus-"

"Astaga Matteo, aku butuh pelampiasan. Kau paham maksudku bukan?"

"Aku paham, tapi aku harus bertemu dengan Ashley malam ini. Aku harus memastikan keadaannya sebelum dia pulang ke rumahnya di LA. Jadi, aku akan pulang terlambat."

Violetta menghela napas kasar, dia terdengar begitu kesal sehingga Matteo tak tahan ingin tertawa.

"Oke, terserah padamu. Lagi pula adikmu itu lebih membutuhkanmu dibanding kekasihmu." Violetta langsung memutus panggilan begitu saja.

Violetta si keras kepala yang dulu begitu sulit Matteo gapai, kini menjelma menjadi kekasih super cemburuan. Seolah bertaruh di meja judi, harga yang telah Matteo pasang sebanding dengan apa yang dia dapatkan, semuanya tidak sia-sia.

Setelah menghubungi Violetta, Matteo kembali dengan setumpuk pekerjaan di mejanya. Sebenarnya dia juga sedang menunggu kabar dari Ludwig tentang Dean, karena Dean adalah satu-satunya orang yang bisa Matteo korek segala informasi mengenai Patrick. Mereka sempat bekerja sama, untuk mengirimkan anak buah mereka masing-masing menjadi penyusup dan memata-matai kartel miliknya.

Tok Tok..

Collin masuk ke dalam ruangan, kemudian dia menyerahkan catatan hasil rapat bersama para direksi.

"Rapatnya cukup memuakkan, sampai keluar sebuah ajakan untuk mendepakmu dari kursi CEO karena dalam kurun waktu dua hari kau sudah menyebabkan kehebohan di sana sini."

"Beritahu aku siapa saja mereka, karena sebelum mereka mendepakku, mereka harus sudah angkat kaki dari sini."

"Dugaanku tak pernah meleset, karena aku sudah menuliskan nama mereka di belakang map yang kau pegang itu."

Matteo mencebik kesal dan urung membaca laporan rapat tersebut.

"Lalu, apa yang terjadi dengan Isaak tadi?"

"Sesuai dengan rencanaku, dia masuk ke dalam jebakkan. Sekarang kita hanya perlu menunggu Isaak hancur dengan sendirinya."

"Kau yakin rencanamu akan berhasil?"

When Villainess Falls In LoveUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum