Chapter 1 : Potret Jingga.

48 13 0
                                    

Sakusa POV

    Sore hari ini aku memutuskan untuk pergi untuk menelusuri jalanan Malioboro, tentu saja dengan tujuan untuk mewawancarai beberapa pelukis jalanan disana. Sudah dua hari ini aku tak dapat menemui ide untuk mengerjakan tugas laporan ku, dan tepat hari ini aku menemukan ide untuk memilih mengambil tema tentang kegiatan para pelukis jalanan. Tentu saja aku tidak main ambil keputusan sendirian, ketiga teman kelompokku lainnya mereka setuju dengan ide ku ini.

Ah sebelumnya perkenalkan, nama ku Sakusa Samudra Kiyoomi. Pada saat SMA dulu, teman-teman ku cenderung memanggil ku Omi. Namun sejak kepindahan ku ke Yogyakarta, teman-teman kampus ku lebih sering memanggil ku Sam atau Samudra. Aku sudah menginjak semester 2 sekarang, kehidupan kuliah ku ternyata cukup melelahkan dibandingkan masa-masa SMA ku dulu. Setidaknya dulu aku masih bisa bermain-main dengan teman ku, namun sekarang aku lebih mengatur jadwal ku agar aku bisa lebih disiplin.

    Terdengar suara bell berbunyi. Aku pun berjalan menghampiri pintu dan membukanya. Seorang pria bertubuh tinggi berdiri di depan pintu apartemen ku, ia adalah Adriah Tomas atau lebih akrab disebut Tomas. Ia tak datang sendirian, di sampingnya ada kedua teman ku yang lainnya yaitu Inunaki dan Meian. "Lo udah siapin kamera, kan?" Tanya Meian. Aku menganggukkan kepala ku dan menunjukkan kamera ku kepadanya. Setelah mengemas beberapa barang ke dalam tas ransel ku, kami berempat pun memutuskan untuk segera berangkat menggunakan mobil pribadi ku menuju jalan Malioboro.


***

     Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, kini kami tiba di jalan Malioboro. Beruntungnya sore hari ini tak banyak orang yang datang kemari, bahkan tempat parkir pun hanya terlihat beberapa kendaraan saja yang terparkir. Kami pun turun dari mobil ku dan kemudian berjalan sedikit agak jauh untuk menemukan jajaran para pelukis. "Kita dah fix ya bagi tugasnya. Gue bagian bikin kesimpulan sekalian ngejilid, lo bagian ngetik, dan lo Sam.. Lo bagian wawancarain salah satu pelukisnya." Ujar Tomas. Aku hanya mengangguk mengerti dengan ucapan Tomas.

"Sial bener gue kebagian ngetik.." Gumam Inunaki. Tomas merangkul pundak Inunaki dan tersenyum memperlihatkan giginya. "Santuy.. Gue bakal bantuin lo kalo lo kesusahan." Mendengar hal tersebut, raut masam dari wajah Inunaki seketika sirna begitu saja setelah mendengar ucapan Tomas.

Play : Maliq & d'Essentials - Senja Teduh Pelita.

    Tak lama setelah berjalan, kami pun tiba di area yang kami tuju. Ku nyalakan kamera ku dan kemudian memotret para pelukis yang tengah melukis tersebut. Teman-teman ku yang lain sibuk mewawancarai beberapa pelukis serta memotret hasil karya lukisan mereka. Aku pun kembali memfokuskan kamera ku, namun seketika angin sedikit berhembus kencang. Aku terpana ketika melihat seorang pelukis wanita yang sedikit kesusahan karena rambut panjangnya tersebut mengenai wajahnya.

Jantung ku berdetak dengan kencang sesaat setelah melihat wanita tersebut, dan tanpa sadar aku malah fokus memotretnya. Ia cantik. Wanita itu masih belum sadar, ia terlalu fokus menatap kanvas yang berada di hadapannya tersebut. Wanita itu duduk menggunakan kursi roda, namun sepertinya hal itu tak menjadi penghalang untuknya menyalurkan hobi dan bakatnya tersebut.

    Aku melangkahkan kaki ku untuk menghampirinya, ia masih saja fokus dengan lukisannya dan tak memperdulikan suasana sekitarnya. "Ah!" Aku berlutut dan mengambil kuasnya yang jatuh dan menggelinding ke arah ku. "Ini." Ucap ku seraya memberikan kuas itu kepadanya. Ia kemudian tersenyum dan membungkukkan sedikit badannya ke arah ku. "Terima kasih," Jawab nya.

"Ah maaf nona, apa saya boleh mewawancarai anda?" Tanya ku. Wanita itu tampak menunjukkan terkejutnya, namun sesegera mungkin ia kembali memasang ekspresi tenangnya. "O-oh boleh, silakan duduk." Ia menepuk sebuah kursi yang berada di sampingnya. Aku pun duduk di kursi tersebut dan menyiapkan beberapa peralatan yang sekiranya ku butuhkan.

[✓] 1001 Kisah Untuk Aruna ¦¦ Sakusa Kiyoomi.Where stories live. Discover now