Chapter 4 : Pengakuan Sang Senja.

21 8 10
                                    

Author POV

Kini tibalah hari dimana Samudra mengajak Aruna menuju ke Pantai Parangtritis. Keinginan Aruna untuk melihat senja dengan orang yang ia cintai membuat Samudra bertekad untuk membawanya kesana, meskipun Samudra belum tahu pasti kepada siapakah Aruna jatuh cinta. Sebelum pergi, Dimas dan Revano berpesan pada Samudra untuk menjaga Kakak mereka dengan baik. Tentu saja Samudra pasti menjanjikan hal itu, ia bahkan berani menjanjikan kebahagiaan untuk Aruna.

Siang harinya sekitar pukul satu dua siang mereka berdua berangkat menuju Pantai Parangtritis yang letaknya tak begitu jauh dari Malioboro. Selama di mobil, Aruna dan Sakusa tak henti-hentinya terus berbicara. Mereka membicarakan banyak hal tentang masa perkuliahan mereka dan lainnya. Tak hanya itu, mereka juga bernyanyi bersama ketika radio mobil Samudra memutar beberapa lagu yang secara kebetulan favorit mereka.

"Sam.. Sebenernya apa alasan kamu mau bawa aku ke pantai siang-siang gini?"

Samudra terdiam sesaat, pikirannya seolah-olah kembali mengingat disaat Revano dan Samudra membicarakan banyak hal tentang Aruna. Tentu saja Revano tanpa terpaksa ia menceritakan segala hal tentang kesukaan Aruna.

>>Throwback on.

Samudra melihat Revano tengah duduk termangu-mangu di tepi jendela, pandangannya terlihat kosong seperti orang yang sedang melamunkan sesuatu. Ia lalu menghampiri Revano dan duduk di hadapannya. Sesaat kemudian Revano tersadar dari lamunannya dan menyadari bahwa Samudra telah berada di hadapannya saat ini.

"Lo ngapain ngajak gue janjian disini, Bang?"

"Gue cuman mau ngobrol-ngobrol santai ae ama lo.."

Samudra lalu memanggil seorang pelayan dan memesan dua kue dan dua minuman dengan jenis yang berbeda. Sembari menunggu pesanan mereka datang, mereka kemudian berbincang-bincang sesuatu. "Tumben ngajak gue, biasanya lo apa-apa ngajak Kak Una mulu." Celetuk Revano. Samudra menghela nafasnya dan menaruh kedua tangannya di atas meja sembari menatap lurus ke arah Revano. "Justru itu, gue mau tau sesuatu tentang dia." Ujar Samudra.

Revano sejenak terdiam dan berpikir, ia lalu teringat kembali dengan sesuatu. "Oh gue tau.. Dia suka sama senja. Dia dari dulu punya mimpi kalo suatu saat dia pengen ngerasain lari-larian di pantai bareng orang yang dia sayang pas senja lagi indah-indahnya." Jawab Revano. Mendengar hal tersebut, terlintas sebuah ide di benak Samudra untuk mengajak Aruna menuju Pantai Parangtritis untuk menikmati senja berdua.

>>Throwback off.

"Ya.. Pengen liat senja aja. Biar kita gak ketinggalan awal-awal senja muncul.." Jawab Samudra sembari tersenyum kepada Aruna. Mereka berdua lalu kembali terdiam dan menikmati hembusan angin yang menyapu lembut kulit mereka. Mata mereka menatap lurus ke arah pantai yang berada di hadapan mereka berdua, seolah-olah pikiran mereka ikut menerawang jauh ke arah sana.

Secara tiba-tiba, Samudra lalu menyandarkan kepalanya di bahu kecil milik Aruna. Meskipun terkejut, Aruna lalu tersenyum sekilas. Jauh di dalam lubuk hatinya, kini ia benar-benar merasa bahagia. Menikmati moment-moment seperti ini adalah suatu mimpi yang selalu ia dambakan sejak dahulu, hingga akhirnya Samudra lah pria satu-satunya yang berhasil mewujudkan keinginannya.

"Aruna.. Meski saya gak tau masa lalu seberat apa, tapi semoga suatu saat kamu mau terbuka sama saya. Kalo kamu lelah, saya harap kamu mau menjadikan saya satu-satunya bahu yang menjadi tempat mu bersandar." Lirih Samudra. Aruna yang mendengar perkataan tersebut merasa tersentuh, matanya kini terlihat sendu meskipun senyumnya tetaplah terukir.

"Saya percaya, kamu adalah sosok wanita hebat. Terlepas dari masa lalu mu, kamu berhasil mendidik dan merawat kedua Adik mu dengan baik. Saya bangga liatnya." Lanjut Samudra.

[✓] 1001 Kisah Untuk Aruna ¦¦ Sakusa Kiyoomi.Where stories live. Discover now