Chapter 6 : Pergi.

19 8 1
                                    

Author POV

Hubungan diantara Samudra dan Aruna kini tak terasa telah menginjak enam bulan, bahkan tak terasa juga dua bulan lagi Aruna akan menjalani masa-masa wisuda nya. Perlu diketahui, meskipun Aruna dan Samudra memiliki umur yang sama, namun Aruna tetaplah Kakak tingkat Samudra jika ia sedang berada di kampusnya. "Dua bulan lagi kamu wisuda, kamu mau minta hadiah apa dari aku?" Tanya Samudra. Aruna terlihat berpikir sejenak dan kemudian tersenyum bersemangat.

"Aku gak minta apa-apa selain minta kamu hadir di acara wisuda ku, ngucapin selamat dan ngecup kening aku. Bagi aku, itu udah cukup." Jawab Aruna. Mendengar hal tersebut, Samudra terkekeh dan lantas menghampiri Aruna. Ia lalu meraih kepala Aruna dan mengecup singkat dahi gadis itu. "Kalo ngecup kening si tiap hari juga bisa," Samudra tersenyum jahil ke arah Aruna dan membuat gadis itu memalingkan wajahnya karena malu.

"Bisa-bisanya masih gombal disaat kayak gini..." Aruna lalu membereskan peralatan lukisnya dan menaruhnya di laci rak mejanya. "Daripada gombal, mending bantuin aku siramin tanaman di sekitar gallery ku." Ajak Aruna. Dengan siap siaga, Samudra kemudian pergi menuju gudang belakang dan mengambil dua buah selang panjang. Setelah memasukkan selang tersebut ke dalam ember, ia lalu membantu Aruna mendorong kursi roda nya ke halaman depan gallery.

Samudra lalu memasangkan kedua buah selang tersebut di kran air yang letaknya saling berdekatan. "Nih," Ucap Samudra sembari memberikan salah satu selang yang ia pegang kepada Aruna. Mereka berdua kemudian menyiram berbagai tanaman yang terpajang di setiap sisi dinding. Wajah Samudra terlihat sedikit masam dibandingkan biasanya, ia tahu bahwa jika Aruna sudah berurusan dengan tanamannya, maka Samudra akan dibiarkan begitu saja. Ya sebut saja bahwa sekarang Samudra merasa cemburu.

Play : Andmesh Kamaleng - Cinta Luar Biasa.

"Sebenernya pacar kamu tu aku apa tanaman kamu si? Tiap-tiap ngurusin tanaman, kamu selalu nyuekin aku..." Aruna menoleh ke arah Samudra dengan tatapan bingung, ia lantas kembali fokus menyiram tanamannya dan mengecek kondisi tanaman tersebut satu per satu. "Serius? Kamu cemburu sama tanaman aku?" Tanya Aruna.

Samudra memalingkan wajahnya, ia kini merasa pipinya mulai memanas setelah mendengar pertanyaan Aruna. Ia mengakui bahwa alasan cemburunya ini memang tidak masuk akal, namun ia tetap merasa kesal akan hal tersebut. "Astaga Sam... Beneran cemburu ternyata sama tanaman doang. Aku gak niat nyuekin kamu sebenernya, aku cuman butuh fokus buat ngecek tanaman-tanaman ini karena takut kenapa-napa." Ujar Aruna sembari tertawa.

"Yaudah, karena kamu gak mau dicuekin mulu... Nih!" Aruna mengarahkan selangnya ke arah Samudra dan membuat pria itu terkejut. Tak mau kalah, Samudra pun lantas membalas menyiram kembali ke arah Aruna. Mereka berdua saling menghindar dan mengarahkan selang tersebut satu sama lain. "Kok malah disiram?" Tanya Samudra. "Katanya gak mau dicuekin, nih aku siram biar sekalian diperhatiin kayak tanaman ku yang lain." Jawab Aruna.

Setelah mereka puas bermain-main, mereka pun memutuskan untuk masuk kembali ke dalam gallery dan mengeringkan tubuh mereka. "Udah kering? Sini, duduk di kursi ini." Aruna menyuruh Samudra duduk di sebuah kursi yang terlihat sedikit lebih pendek dibandingkan kursi rodanya. Meskipun ia merasa bingung, ia tetap menurut saja.

Aruna lalu mengambil hair dryer yang baru saja ia gunakan dan memakaikannya ke arah rambut Samudra, satu tangannya yang lain sibuk mengusap-usap handuk kecil ke arah rambut pria itu. "Maaf ya... Rambut kamu jadi jauh lebih basah ketimbang baju kamu, jadinya biar aku aja yang ngeringin." Ujar Aruna. Samudra lantas tersenyum setelah mendengar hal tersebut, hatinya terasa berbunga-bunga bahagia karena kali ini ia berhasil mengambil perhatian kekasihnya tersebut.
"Asal diperhatiin kamu, aku gapapa." Aruna tak lagi dapat menahan senyumannya, ia merasa senang setelah mendengar ucapan manis yang keluar dari mulut Samudra.

[✓] 1001 Kisah Untuk Aruna ¦¦ Sakusa Kiyoomi.Where stories live. Discover now