Chapter 8 : Langkah.

21 8 2
                                    

Author POV

Setelah mendapat kabar bahwa Samudra ada di salah satu daftar manifest, Revano dan Dimas saling bekerja sama untuk saling mengurus urusan masing-masing. Dimas memilih untuk memesan tiket penerbangan menuju Banyuwangi, sementara Revano memilih untuk mengantar pulang Aruna terlebih dahulu untuk bersiap-siap terbang pada sore hari nanti.

***

Yogyakarta, 13:45.

Dimas berlari kecil sembari mendorong kursi roda milik Aruna, sementara Revano sibuk berlari sembari membawa dua buah koper besar yang berisikan baju-baju mereka. Setelah melewati berbagai perdebatan mengenai tiket pesawat yang dipesan secara mendadak, pada akhirnya Dimas berhasil membeli tiket tersebut meskipun dengan harga yang lebih mahal dari tiket pesawat pada umumnya.

Dimas lalu menggendong tubuh Aruna dan meminta bantuan salah satu pramugari untuk menyimpan kursi roda tersebut di dekat toilet saja, sementara Revano meminta bantuan kepada pramugara untuk menyimpan dua buah kopernya di bagasi. Setelah semua urusannya selesai, Revano lalu menyusul duduk di samping Aruna. Karena kelelahan, Aruna kemudian tertidur di bahu Revano.

Dimas dan Revano yang melihat kondisi Kakaknya saat ini merasa tak tega, ini pertama kalinya mereka melihat Kakaknya menangis kembali setelah bertahun-tahun lalu sejak peristiwa kecelakaan kedua orang tua mereka. Sosok Aruna yang di mata mereka adalah sosok perempuan yang kuat kini terlihat rapuh, mereka berdua merasa iba dengan sang Kakak. Ini pasti tidak lah mudah baginya.

Setelah satu jam perjalanan, kini mereka tiba di Bandara Internasional Banyuwangi. Dimas lagi-lagi harus menggendong sang Kakak untuk turun dari pesawat, sementara Revano sibuk mencari-cari koper miliknya. Mata cantik Aruna kini terlihat sembab, selain itu tatapan gadis itu nampak terlihat kosong. Setelah kursi roda miliknya diturunkan, Dimas membantu Aruna untuk duduk di kursi roda dan mendorongnya.

Tentu saja perjalanan mereka tak berhenti sampai disini saja, mereka harus menaiki mobil lagi untuk sampai di Pelabuhan Ketapang. Dimana disana akan menjadi tempat penyimpanan sementara puing-puing pesawat ataupun jenazah yang ditemukan. "Sabar ya, Kak. Sebentar lagi kita sampe," Ucap Dimas. Aruna tak menggubris ucapan Adiknya tersebut, pikirannya kini hanya fokus terhadap keberadaan Samudra saja.

Setelah keluar dari bandara, Revano telah menunggu mereka dengan sebuah taksi yang telah ia pesan. Revano telah memberitahukan kepada supir taksinya tersebut untuk mengantarkan mereka terlebih dahulu menuju Pelabuhan Ketapang, lalu setelahnya antarkan mereka ke hotel.

Hanya butuh waktu sekitar dua puluh menit, kini mereka tiba di Pelabuhan Ketapang. Aruna langsung saja membuka pintu mobil taksi tersebut dan terjatuh begitu saja di jalanan, Revano dan Dimas terkejut dan sesegera mungkin menolong Kakaknya tersebut. Namun, Aruna menolaknya dengan lantang. Sembari memegang pegangan jembatan, ia berusaha berdiri.

Play : Shanna Shannon - Rela.

Suatu keajaiban justru menimpa Aruna, meskipun kakinya nampak terlihat bergetar hebat, tetapi ia berhasil berdiri dengan posisi sempurna dan melangkahkan kakinya secara perlahan. Tentu saja hal tersebut membuat kedua Adiknya terkejut bukan main, Kakaknya yang selama ini mengalami lumpuh selama enam tahun ini kembali bisa berjalan. Meskipun langkahnya masih tertatih-tatih.

Revano lalu segera memberitahu supir taksi itu bahwa ia akan disewa selama satu hari ini. Ia berubah pikiran, ia memutuskan ingin menemani Aruna dan Dimas untuk mencari-cari informasi mengenai keberadaan Samudra.

[✓] 1001 Kisah Untuk Aruna ¦¦ Sakusa Kiyoomi.Where stories live. Discover now