MWR -2-

23.5K 607 9
                                    

"Zidan anj—"

"Nggak usah ngumpat pagi-pagi, bego!" Runtuk Zidan melirik sekilas ke cewek yang terkadang pagi nya mengeluarkan umpatan dan runtukan indah yang memberikan efek panas buat kuping nya.

Kesal? Tentu.

Seharusnya pagi-pagi mendengar kicauan burung dan angin segar, tetapi malah digantikan dengan umpatan yang tidak sepantasnya dikeluarkan di pagi hari yang indah ini. Hanya karena cewek itu kesal dengan kaos kaki nya yang hilang tiba-tiba seperti di telan bumi.

"Zidan, kemana kaos kaki gw?" Tanya Ratu kesekian kalinya. Tanpa mencari kaos kakinya kesana-kemari, seperti yang dilakukan manusia jika kehilangan sesuatu.

"Carilah bego!"

Dengan amat terpaksa, Ratu berdiri dari duduk nya di teras. Mulai mencari kaos kaki nya berwarna putih yang mendadak hilang, seperti di gondol tuyul atau kucing.

"Cepet Ra!"

"Ya sebentar anjir!" Balas Ratu tak kalah kesalnya dengan Zidan yang setia berteriak dan kaos kaki yang setia berada di bawah kolong meja.

"Ah!" Kesal Ratu, merasa sangat sulit mengambil kaos kaki panjang nya di bawah kolong meja yang terlihat sempit. Padahal tubuhnya sudah menungging dan mengulurkan tangan ke kolong sempit itu. Tapi tetap saja kaos kaki itu tidak bergerak ke arah nya, dikarenakan tangan nya yang terlalu kependekan.

Zidan yang melihat Ratu menungging seperti itu, menendang pelan bokong cewek itu.

"Ngapain nungging? Mau gw doggy lu?"

Ratu berdecak seraya menegapkan tubuh nya yang tadi nungging di depan cowok mesum.

"Nggak usah mesum! Ambilin gw kaos kaki di bawah kolong meja. Cepet!"

Zidan berdecih. Menatap sejenak meja yang dimaksud Ratu. "Ambil yang baru tolol! Biar cepet." Usul Zidan memakai bumbu-bumbu tipe otak di pagi hari. 

Kedua bola mata Ratu berotasi malas. "Bilang aja lu nggak mau ngambil! Dasar nggak gentle!"

Satu tangan menggenggam erat jaket, menyalurkan kekesalan dan juga emosi tiba-tiba mendapatkan ejekan di pagi hari dari cewek yang menurut seorang Zidan bego nya sampai ke dengkul-dengkul.

Contoh nya saat ini, cewek itu tidak menerima usulan nya yang padahal sangat simpel. Hanya menggerakan kakinya ke kamar, mengambil sepasang kaos kaki, jika sudah ketemu balik lagi, kemudian memakaianya. Terlihat sangat simple dan tidak memakan waktu. Tapi cewek itu membuat hal simple, memakan waktu banyak.

"Cepet ambil baru di kamar. Sebelum gw marah dan tinggalin lu."

Terdenglah gerutuan, umpatan dan hentakan kedua kaki kesal, berasal dari cewek yang sudah menghilang dibalik pintu kamar. Mengambil benda yang berhasil menimbulkan keributan di pagi hari.

"Lama banget anjin—"

"Nggak usah ngumpat pagi-pagi, ogeb!" Peringat Ratu. Melontarkan kalimat yang beberapa puluh menit tadi dipakai Zidan.

"Copy dasar!"

Ratu tidak menggubris balasan Zidan. Cewek itu lebih fokus ke kaos kaki nya yang ia kenakan dari telapak kaki sampai lutut. Menutupi kulit kakinya dari sinar buruk matahari.

"Udah!"

Mendengar itu, Zidan tidak bisa membiarkan kesempatan waktu mengendarai motornya terkikis habis, akibat perdebatan kaos kaki bersama Ratu.

"Pegangan!"

"Modus!"

Cih! "Gw nggak modus tolol! Gw mau ngebut!" Jelas Zidan. Langsung mengendarai motornya di atas kecepatan rata-rata. Membuat Ratu mau tidak mau, harus memeluk tubuh Zidan dari belakang.

Zidan yang merasakan empuk-empuk di belakang, tersenyum tipis dibalik helm full face nya.

Semakin mempercepat laju motor nya, menuju sekolah. Mengabaikan umpatan para pengendara yang memakai jalanan yang ia lewati juga.

"Pelan-pelan Zi."

Lambat laun kecepatan motor Zidan mulai pelan, ketika mendengar suara sayup-sayup dan merasakan cengkraman kuat di seragam nya dari belakang.

Tak lama, motor Zidan sudah sampai di sekolah. Tapi bukan di dalamnya, di luar sekolah yang terdapat pagar tinggi menutupi pintu masuk sekolah. Mengharuskan motornya menempuh sekitar beberapa detik untuk sampai di pintu belakang sekolah.

"Lewat belakang?"

Zidan memakirkan motor nya dekat beberapa motor milik siswa yang mungkin sama sepertinya, terlambat dan masuk melewati pintu belakang.

"Zid—"

"Apa?! Gara-gara lu ini gw jadi terlambat! Hari ini gw ada ulangan sialan! Pikir pake otak!" Sentak Zidan cepat, seraya menunjukan kepala menggunakan jari telunjuknya. Menekankan gambaran kata terakhir. Supaya cewek di depan nya mengerti.

Zidan tidak peduli dengan cewek di depan nya yang akan menangis atau marah-marah. Ia tidak peduli sama sekali dengan Ratu yang memiliki gelar istri.

Brak!

Ratu seketika tersentak mendengar bantingan pintu dari arah Zidan yang sudah masuk ke area sekolah.

Melihat Zidan yang sudah menjauh, langkah kaki Ratu pun segera mendekati langkah Zidan, agar tidak meninggalkan nya.

"Jangan ganggu gw di sekolah."

Sontak Ratu menghentikan langkah kakinya, mendengar kalimat yang sering di dengar nya.

"Gw harap lu nggak ganggu gw lagi pacaran juga."

Zidan kembali melanjutkan langkah nya dari henti nya sebentar. Tapi langkah itu kembali berhenti sejenak mendengar balasan atas kalimat nya.

"Jangan jemput atau anter gw. Karena gw nggak mau juga. Dan jangan pernah paksakan apa yang lu nggak bisa lakukan. Karena itu nggak bakal enak di diri lu dan juga gw."

🌷

Sebelum comment, baca dulu yak!! 🤗

Mungkin ada beberapa orang yang kecewa sama aku karena cerita di lapak lama aku unpublish.

Aku unpublish juga ada alasan nya loh. Pertama, karena part draft benar-benar ke acak dari wattapad. Kedua, menurut aku cerita nya agak cringe or flat. Dan terakhir, aku ngambil resiko gini, ya karena diri sendiri. Aku udah mikir sampai beberapa kali buat unpublish cerita yang udah banyak readers sama vote nya. Sayang banget bukan? Tapi aku lebih sayang sama cerita aku. Cerita judul MARRIED WITH RATU yang ingin aku buat alur dan ending sesuai keinginan aku. 

Insyallah cerita ini bakal selesai kok. Jadi, kalian nggak usah khawatir 🤗

Doain yak!! Semoga aku punya good mood terus!!!

Oh ya buat kalian yang semangatin aku lewat vote sama komen terima kasih banyak yak!!! (≧▽≦)

BTW JANGAN DIAM-DIAM ELAH! AKU BUKAN TEMEN RL KALIAN KOK! JADI JANGAN MALU BUAT VOTE SAMA COMMENT! AKU NGGAK CEPU FRIENDS KOK!! 🕺

Tenkyoo~

MARRIED WITH RATUOnde histórias criam vida. Descubra agora