MWR - 38

3.9K 173 0
                                    

– warning violence n bullying –
Minors go away! Children go away!

....

"Lu bisa. Tapi lu kalah. Kalah telak dari dia. Dia, Aura kesayangan Zidan. Bukan lu, Ratu Asyira."

Rere tersenyum iblis.

Rere tak suka rencananya hancur lebur. Ia mau melihat Ratu menyakiti Aura. Layaknya Aura menyakiti Ratu secara tak langsung.

Rere tak suka melihat Ratu bersedih atau menangis.

Rere hanya mau sahabatnya itu bahagia.

"Lu cuma tempat pelampiasan nafsu Zidan. Zidan selama ini pertahanin rumah tangga cuma karena nafsu bejatnya."

Air mata terjatuh itu dibiarkan oleh sang pemilik. Karena tak ada waktu untuk menghapusnya.

Saat ini waktunya hanya untuk membalas dendam ke seseorang yang membuatnya sakit hati.

Sebetulnya bukan Aura saja yang harus mendapatkan ini, tapi Zidan juga. Mereka berdua harus mendapatkan rasa sakitnya.

"Ka..k Ra.."

Plak!

"Diem anjing!"

Ratu tak kuasa mendengar suara menyakitkan di sekitarnya.

Meskipun telinganya sudah ditutup kedua tangannya, Ratu tetap mendengar suara Zidan dan suara sahabatnya yang membuatnya frustasi.

"Kalo berada di samping lu, gw selalu kangen Aura."

"Jaga Aura."

Ratu menangis diluar maupun batin.

Mata memerah bergelinang air mata itu menatap tajam cewek yang membuat suaminya berpaling darinya.

"Zidan suami gw. Zidan milik gw. Bukan milik lu."

Ya, Ratu harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

"Gw dan Zidan udah menikah. Orangtua gw dan orangtua dia jadi saksi di pernikahan gw. Bahkan gw sama dia udah berbuat sesuatu di ranjang."

"Hubungan suami istri."

Kali ini Ratu menghapus air matanya. Menghilangkan kelemahannya di depan lawan.

"Lu cuma selingkuhan nya. Gw istrinya yang miliki dia dari atas sampai bawah. Dalam maupun luar. Sedangkan lu? Nggak ada apapun."

Ratu tersenyum iblis.

Mencengkram pipi itu keras seperti ingin mematahkan rahang.

"Jauhin dia. Dia nggak cinta sama lu. Dia cuma cinta sama gw."

Faktanya, lawan dari ucapan itu.

Batin Ratu menangis mengingat kenyataan itu.

"Gw benci lu Aura."

Ratu menggigit bibirnya. Menahan rasa sakit mengingat semuanya.

Sedangkan Rere dan Aurora menonton itu dari jarak jauh. Memberi ruang buat Ratu membalas dendamkan semuanya.

"Dia cinta sama gw, Aura. Bukan lu."

"Lu itu nggak lebih dari gw."

Ratu tertawa seram di depan Aura.

"Poor you Aura." Ucapnya sambil menoyor beberapa kali kepala Aura.

Ratu menjauh, mendekat ke sahabatnya yang tersenyum puas.

"Mau kita apain?"

"Apain aja sampai buat dia nggak bilang ini ke siapapun."

Sementara Aura menatap lemah kayu reyot yang menjadi saksi bisu dirinya disekap oleh kedua teman Ratu dan disakiti oleh mereka.

Aura memejamkan matanya sejenak sebelum membuka kembali yang langsung diseduhkan ketiga senyuman puas milik manusia jahat.

"Berdoalah cantik."

Ratu mendekat dan menjambak rambut menjuntai itu.

"Rambut ini yang sering di usap sayang sama suami gw ya?"

Ini kenyataan yang menyakitkan buat Aura, Zidan suami dari Ratu.

Pacarnya sudah memiliki istri selama ini dan cowok itu menjadikan dirinya selingkuhan.

Benar-benar indah.

Aura sampai tak percaya itu.

"K..ak.. maaf..in a..ku."

"Buat?"

Wajah Aura semakin mendongak.

"Se..muan..ya.. ssh.."

Aura pun sama sakitnya seperti Ratu. Cewek itu tak tau apapun tentang semuanya.

Ia baru tau malam ini. Kalo pacarnya selama ini membohonginya. Menyakiti dan mengkhianati dirinya.

"D..ia yang mu..lai dulu..an."

"Ma..af."

Plak!

Ratu dan Aura sama. Sama-sama tersakiti oleh orang yang sama. Namun posisi mereka berbeda.

Ratu istri, sedangkan Aura pacar.

Aura memejamkan matanya kuat. Harus terpaksa menerima tamparan, jambakan, cengkraman, dan umpatan kasar dari tiga manusia di depannya.

Ingin berteriak percuma, pasti tak ada orang disekitarnya selain tiga manusia di depannya.

Aura hanya bisa meminta bantuan ke Tuhan.

Namun sayup-sayup ia dapat mendengar seseorang mengatakan sesuatu.

"Kenapa kalian lakuin ini?"

"Karena gw sayang sama lu."

🌷

MARRIED WITH RATUWhere stories live. Discover now