1

356 27 0
                                    

Bunyi suara peluru saling bersahutan di dalam ruangan khusus itu. Seulgi dengan membawa sebuah berkas di tangannya menatap fokus sembilan orang gadis yang sedang berlatih menembak. Ia berada di ruangan lain dengan kaca anti peluru sebagai pemisah. Ia mencatat setiap pencapaian dari gadis-gadis itu. Sedangkan Jennie berada di dalam ruangan menembak dengan terus fokus pada anak didiknya dan membenarkan postur para gadis itu bila ada yang salah.

Sembilan gadis-gadis itu adalah calon penerus Agen's Hermes selanjutnya setelah Blackvelvet. Tapi mereka masih dalam proses trainee. Setelah mereka sudah siap maka mereka akan diberikan misi pertama tetap dalam pengawasan Seulgi selaku orang yang ditunjuk Hermes untuk menjadi manajer sementara sembilan gadis itu.

Suho sebenarnya sedang berusaha mencari kandidat yang cocok untuk menjadi manajer selanjutnya untuk tim baru Agen's Hermes. Dan sepertinya Suho akan mencari dari polisi-polisi juniornya yang memiliki potensi.

"Bagaimana perkembangannya?"

Tanpa menoleh pun Seulgi tahu siapa yang baru saja datang ke dalam ruangan khusus-nya. Seulgi memberikan berkasnya pada Wendy. Ya orang itu adalah Wendy, sahabat baiknya. Wendy memberikan segelas kopi yang sengaja ia buat untuk Seulgi. Ia tahu Seulgi pasti lelah.

"Kemampuan menembak mereka berkembang pesat" kata Wendy melihat tulisan yang ditulis Seulgi.

"Berterimakasih lah pada Jennie yang seminggu ini menemani mereka berlatih" jawab Seulgi menyeruput kopinya dengan tenang. "Sekarang tinggal mencari waktu untuk mereka berlatih beladiri bersama dengan Joy dan Lisa"

"Apa kau sudah menentukan siapa yang akan menjadi penerus Rose?" Tanya Wendy. Rose merupakan agen yang memiliki kemampuan khusus dalam hacking. Dan tim agen rahasia seperti mereka sangat membutuhkan seorang hacker.

"Belum. Tapi dia sepertinya berpotensi. Dia pernah membobol wifi sekolah dengan mudahnya. Dia juga pernah membantu kepolisian untuk mencari perampok dengan kemampuan komputernya" jawab Seulgi sambil menunjuk sebuah nama di berkas yang dipegang Wendy.

"Tinggal dipoles lagi dia akan menjadi hacker hebat seperti Rose" kata Wendy setelah membaca latar belakang gadis yang dimaksud oleh Seulgi.

"Ngomong-ngomong soal Rose. Dimana dia?" Tanya Seulgi. Ia memang sudah lama tidak bertemu dengan Rose karena kesibukan mereka masing-masing.

Wendy terkekeh. "Dia kemarin mendapat teguran dari bos perusahaannya karena sudah beberapa hari tidak datang ke pemotretan tanpa keterangan. Akhirnya hari ini dia harus bertemu dengan bos-nya untuk menjelaskan alasannya kenapa tidak berangkat"

"Akhir-akhir ini dia memang sibuk"

"Kemampuan hacker-nya juga berkembang pesat sekarang. Aku salut dengannya"

"Bagaimana dengan penelitian mu?" Tanya Seulgi mengingat sesuatu. Sejak dua bulan lalu Wendy selalu menghabiskan waktu di lab-nya karena ia ada sebuah ide untuk menciptakan sebuah benda yang katanya akan sangat bermanfaat bagi Agen's Hermes.

Wendy tersenyum lebar. "Berhasil! Kita bisa langsung menerapkannya"

"Kau memang luar biasa"

"Hei hei hei"

Atensi Seulgi dan Wendy terarah pada Jennie yang baru saja masuk sambil melepaskan headphone khusus-nya. Ia menyugar rambutnya ke belakang lalu duduk tenang di sofa yang disediakan.

"Bagaimana?"

Jennie memberikan jempolnya. "Sudah cukup. Mereka bisa berlatih hal lain sekarang"

"Terima kasih Jennie. Kau benar-benar membantu ku" kata Seulgi tulus. Dia memang agen berbakat. Tapi jika harus mengajar sembari ada misi ia tentu kewalahan. Untung anggota Blackvelvet yang lain dengan senang hati menawarkan bantuan.

RevengeWhere stories live. Discover now