9. Keributan Besar

4.1K 291 4
                                    

"Duduk! Kerjakan PR gue sekarang!" Perintah Arsenio sambil melipat tangan di dada, dia kembali menyesap rokok nya dan duduk di sofa, sedangkan Alana, gadis itu sudah pasrah. Percuma nolak, hal itu hanya akan membuang tenaga.

Alana menghela nafas, dia harus cepat. Alana tidak mau terlambat masuk bekerja di hari pertama, dia harus disiplin dan selalu tepat waktu. Alana harus berjuang untuk kesembuhan Arya dan membantu ibu nya bekerja untuk mencukupi segala kebutuhan keluarga.

Alana dengan cekatan mulai menghitung angka-angka yang ada kertas sambil memegangi kepala nya yang sedikit terasa sakit. Mungkin karena kecapeaan kepalanya jadi sering terasa sakit seperti ini.

Adit duduk santai sambil menghafal jejeran rumus yang ada di buku, sedangkan Arsenio sibuk bermain game online di ponsel nya.

"Sen, jadi kapan kumpulan sama anak GARIOS? Kemarin kan di tunda karena acara mendadak" tanya Adit, mata nya masih tertuju pada buku yang di pegang nya.

Arsen menyesap rokok nya, asap keluar dari kedua lubang hidung dan mulut nya, "lusa. Tadi gue ketemu sama Geonandra, kita sepakat untuk kumpulan lusa, lo konfirmasi ke seluruh anggota untuk hadir dalam kumpulan bersama anak-anak GARIOS" jawab Arsen masih fokus dengan game nya.

"Membahas tentang penghabisan PASGAR kan? Emang si Lucky keras kepala, sudah tau anggota nya terluka berat, masih saja sok kuat, munafik!" umpat Adit geram. Minggu lalu, terjadi pertempuran sengit antara STARES, GARIOS, PASGAR dibantu oleh KUANSTA- kumpulan mantan-mantan anggota STARES. Mereka harus dimusnahkan karena telah berkhianat. Arsenio tidak segan-segan menghancurkan PASGAR dan KUANSTA.

"Kita akan kembali menyerang markas PASGAR dan KUANSTA, waktu nya sesuai keputusan kumpulan lusa" ujar Arsenio, mulai kesal. Dia meruntuki kebodohan nya yang lengah, bisa-bisa nya anggota sendiri berkhianat, dia terlambat mengetahui.

"SELAMAT MAKAN-MAKAN ANAK-ANAK, NIH ABANG ANDRO PALING CAKEP UDAH-..ASTAGA SEN! CEWEK LO!!" Andro meletakkan dua piring di tangan nya yang berisi ikan bakar ke atas meja. Andro terkejut bukan main saat melihat wajah Alana yang pucat dengan darah segar yang menetes dari lubang hidung gadis itu ke kertas HVS yang menjadi kertas hitung-hitungan dia. Pipi Alana juga terlihat cemong dengan darah, dia setengah sadar. Kelopak mata nya belum tertutup, Alana masih membuka mata nya lemas.

Darah mimisan gadis itu sudah membasahi kertas HVS tersebut. Alana sedari tadi menyandarkan kepala di lengan nya, mendengar suara keras membuat kepala gadis itu semakin terasa sakit. Arsenio langsung mematikan ponsel nya, dia dan Adit sungguh terkejut.

Arsen menarik kedua pundak Alana dari belakang, gadis itu sekarang bersandar lemas di paha Arsenio, cowok itu terkejut melihat kondisi Alana, mimisan nya terus keluar. "TISU! AMBIL TISU SEKARANG!! CEPETAN ANJING!!" pekik Arsenio.

Keadaan markas ricuh, anak-anak STARES gelabakan mencari tisu, namun selembar pun mereka tidak menemukan nya. "BOS DI MARKAS KITA NGGAK ADA TISU!" teriak salah satu dari mereka.

"OTAK LO DI MANA BANGSAT?!! BELI ANJING!! DI WARUNG DEPAN!! CEPETAN!! NGGAK PAKE LAMA!!" Arsenio mulai mengangkat tubuh Alana, dan mendudukkan gadis itu di sofa. Sedangkan Guntur langsung menuju warung.

"Kak, aku mau pulang" rintih Alana, setengah sadar.

"MATA MU PULANG!! KONDISI LO LAGI NGGAK BAIK ANJING! MASIH AJA MIKIRIN PULANG!" sentak Arsenio, refleks Alana menutup kedua telinga. Kepala nya semakin sakit mendengar teriakan-teriakan Arsenio.

"SEN! JANGAN DI BENTAK, BEGO!! KEPALA NYA NANTI MAKIN SAKIT!!" teriak Adit, Axel menggelengkan kepala nya. Sungguh Arsenio dan Adit saat ini tidak ada bedanya, mereka sebenarnya tolol atau bego?

"Lo juga jangan teriak-teriak Dit! Lo dan si Arsen sama-sama bego!" cemooh Axel, sontak tatapan buas kedua nya langsung mengarah pada nya. Axel hanya bisa menghela nafas dan mengelus dada, sabar Xel, sabar. Orang sabar ganteng nya makin lebar.

ARSENIO✔Where stories live. Discover now