13. Hujan

4.1K 279 2
                                    

Sebelumnya, gini part 13 ini aku ada salah teknis dalam dunia per-halu-an jadi aku unpublis untuk revisi.

INI BAGIAN YANG SUDAH DI REVISI.
HAPPY READING♡

***

Arsenio menggesek-gesekkan hidung nya dengan telapak tangan nya, sampai hidung cowok itu jadi kemerahan karena gatal. Cowok itu berdecak kesal, padahal tidak ada semut yang menggigit hidung nya tetapi mengapa terasa gatal?

Andro dan Axel saling menatap bingung, mereka sedari tadi memperhatikan gerak-gerik aneh dari Arsenio. Berbeda dengan Adit dan Guntur yang sibuk dengan buku dan ponselnya masing-masing.

Malam ini markas sepi, anak-anak sedang balapan bersama anak kompleks sebelah. Arsenio tadi nya mau ikut balapan, tapi karena hidung nya gatal, batal sudah keinginan nya.

"Kenapa hidung lo Sen? Bermasalah?" tanya Andro, penasaran, lalu melirik Axel di sanding nya, dia hanya mengendikkan bahu nya, tidak tau.

"Gatel banget hidung gue, nggak tau kenapa," jawab Arsenio, masih dengan aktivitas yang sama.

Axel menggelengkan kepala nya, sambil berdecak "ck, ck, ck! Itu tuh Sen, nama nya ada yang nyumpahin lo!" celetuk nya, sok tau padahal nggak tau.

"Gue yakin, Alana pasti yang nyumpahin hidung lo gatel! Dia kan sering banget lo omelin" ujar Guntur, ikut serta, dia mengabaikan chat dari para pacar nya. Cowok itu masih berusaha untuk mendapatkan hati Adisty Mysha-siswi baru SMA Bintang.

"Bukan nyumpahin Xel, Tur! Tapi Alana itu sedang merindukan Arsenio dalam hati dan pikiran nya," kata Andro meluruskan sambil tersenyum lebar, di depan nya sudah ada pentol bakar yang sempat dia beli di bakul nya saat tak sengaja lewat depan markas.

"Seratus untuk Andro! Selamat Dro!" Adit bertepuk tangan ria, mungkin kutu buku satu ini ingin melepas kutu-kutu nya sejenak terus di pake lagi.

Arsenio mendekat, "jadi hidung gue gatel karena seseorang sedang rindu gue? Emang bener itu Dit?" tanya Arsenio, polos plus bego. Adit dan Andro saling bertatapan, seakan kedua nya berbicara dalam telepati.

"Beneran! Gue baru saja baca buku kemarin tentang itu," Adit kembali duduk santai dan mengambil buku nya. Saat di sekolah, dia mendengar Alana sedang menyumpahi Arsenio, hidung gatel. Ada-ada aja!.

"Samperin Sen! Jangan mau kalah sama Aggam!" Celetuk Guntur. "Nih ya, gue kasih tau, si Aggam itu kayak nya demen deh sama Alana. Gercep bro!"

"Bener-bener! Pas di perpus, Aggam itu selalu mendekati Alana! Gue lihat sendiri!" Celetuk Axel, serius. Kemarin dia di paksa Adit untuk belajar di perpus. Sungguh padahal waktu itu perutnya sangat keroncongan. Benar-benar nggak berakhlak si Adit!

"Jangan lupa besok persiapkan untuk rapat bersama anak GARIOS" pesan Arsenio. Dia lalu mengambil jaket dan kunci motor nya. Tanpa memperdulikan teriakan teman-teman nya, cowok itu melenggang pergi. Membelah jalanan yang dingin.

***

Arsenio menghentikan motor nya, dia menatap kesal Alana sedang di gendong seorang lelaki yang menjadi musuh bebuyutan nya, Albara-ketua geng CAKRA. Beribu umpatan dalam hati, ia lontarkan. Entah mengapa melihat Alana bersama cowok lain membuat nya tidak suka.

Tak mau lama-lama, Arsenio turun dari motor sport putih nya, dia menghampiri Alana dan Albara. Cowok itu langsung merebut kasar Alana dari gendongan Albara, "DIA PULANG SAMA GUE! MENDINGAN LO PERGI! JANGAN CARI GARA-GARA SAMA GUE!" ujar nya, tidak santai.

"LO NGGAK PUNYA HAK ATAS DIA BRENGSEK!" lanjut Arsenio, dia lamgsung menurunkan Alana dari gendongan nya.

Cowok itu maju, lalu melayangkan satu pukulan telak di bagian wajah Albara, dia sempat meringis merasakan betapa keras nya pukulan Arsenio. Tidak main-main memang, cowok itu kalo emosi susah di kendalikan.

ARSENIO✔Where stories live. Discover now