prolog

177K 9.6K 88
                                    

Gelap. Pengap dan sempit

Saat itu dia tidak tau dia ada dimana tapi yang pasti ia ingat jika dirinya sudah mati. Mati ditangan suaminya sendiri

Dia ingat saat ia berdiri diujung gedung apartement dengan suaminya yang memegang tanganya, ia sudah memohon untuk menariknya keatas tapi lelaki itu malah melepaskan tanganya dengan wajah dingin dan tak bersalah. Saat tubuhnya terasa melayang diudara dan terdengar siulan angin yang memekakan telinga ia teringat ucapan sahabat satu-satunya

"dari awal dia tidak pernah mencintaimu, dia hanya mencintaiku dan kau dengan bodohnya menerima lamaranya. Kau tau, akulah yang menyuruhnya untuk menghancurkan perusahaan keluargamu, dan aku juga yang menyuruhnya menikah denganmu. Kau tau kenapa? Supaya kau menderita selamanya"

Saat itu dia tau bahwa pernikahanya sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Dia mencoba memberontak dengan tidak menuruti semua peraturanya, berselingkuh dibelakangnya sampai akhirnya dion kekasihnya mengadakan kejutan ulang tahun diapartement milik dion

"tara apakah kau mencintaiku?"

"tentu saja dion, apakah kau tidak mempercayaiku?"

"bukan. Bukan begitu, hanya saja... Apakah kau mau membuktikanya"

"malam ini jadilah miliku seutuhnya"

Aku tertegun sampai akhirnya aku sadar kembali saat dion mulai menciumku, dan saat ciumanya turun keleherku pintu apartement terbuka dengan lelaki yang menyandang sebagai suamiku berdiri menjulang menatap dingin kearahku dan dion. Aku mulai membenahi pakaianku, saat itu aku melihat dia menyeringai menatapku, senyuman yang selalu membuatku takut untuk mendekatinya.

Sekilas aku melihat rasa sakit dimatanya, tapi kuenyahkan semua pikiran itu karna aku tau aku bukan apa-apa untuknya

Aku berteriak saat dion ditarik oleh pengawal dan mulai dipukuli secara brutal,tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa aku terlalu takut dengan dia hingga aku hanya meringkuk disudut kasur. Saat itu ponsel dion berbunyi beberapa kali tapi tak ku hiraukan karna ini bukan saatnya untuk memikirkan ini, nyawa dion dalam bahaya

Aku membuang wajahku saat mata itu masih menatapku, tapi entah kenapa tatapan itu sedikit berbeda bukan lagi tatapan tajam atau dingin yang biasa, aku tidak tau apa tapi saat itu aku tidak peduli

Ponsel dion kembali berbunyi tepat saat aku membuang wajahku untuk menghindari tatapanya.

Yose

Aku membeku saat melihat nama sipenelepon. Bukankah dia? Tidak. pasti tidak!

Aku mengambil telepon tepat saat pesan masuk

'Apakah kau berhasil tidur denganya? Aku tau itu, dia wanita bodoh tidak akan tau bahwa suaminya sangat mencintainya, dan saat itu aku akan merebut dia darinya. Dan kau bebas melakuakan apapun pada tara sibodoh itu'

Tanganku bergetar hebat saat membaca pesan itu. Jadi apakah....

Aku melihat alarick suamiku berjalan mendekatiku, tatapanya lurus menatapku, tanpa sadar aku mundur lalu turun dari kasur

Aku terus menggelengkan kepalaku tidak percaya akan semua informasi yang bahkan aku sendiri tidak pernah membayangkanya. Aku semakin berjalan mundur sampai tanpa sadar aku melewati pembatas balkon, untung saja alarick saat itu memegangi tanganku

Aku tidak tau harus berkata apa saat itu, rasa takut, marah, kecewa semuanya kurasakan secara bersamaan. Kutatap mata suamiku alarick yang kini masih diam memegang tanganku erat, tapi tak berniat menariku, mataku bergetar melihat matanya yang kemerahan menatapku entah itu marah atau menahan tangis

"t tolong tarik aku"

Saat itu dia hanya berkedip sekali lalu membuang wajahnya kesamping

"maaf_"

Belum selesai aku mengucapkan kata maaf dia melepaskan tanganku dengan tak berperasaan.

Jadi apakah dia benar-benar mencintaiku? atau membeciku?

Lalu mengapa dia malah membunuhku, apa karna penghianatanku? Yah itu memang salahku dan aku tidak akan menyalahkanya

I Live Again For My HusbandNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ