008

82.3K 7.3K 122
                                    

Sebelum membaca ada baiknya vote terlebih dahulu, komen setalah itu lalu share ketaman-temanmu

Hati-hati saat membaca, banyak typo bertebaran.

Happy reading 🎊🥳

*****

Tara duduk didepan cermin. Senyum wanita itu manis seperti telah memenangkan hadiah yang  luar biasa.

Wajah lembutnya memiliki semacam pemikat saat dia tersenyum. Tapi mata itu kini terlihat penuh ambisi dan kebencian yang tumpah ruah, hingga dia sendiri seperti tidak bisa lagi menampungnya.

Kebencian ini. Dia akan membalasnya. Meskipun tara tidak yakin itu itu akan hilang atau tatap bersarang dihatinya. Tapi dia tidak peduli, karena tujuannya utamanya kini membalas wanita itu.

Gigi ganti gigi.

Tok tok

Ketukan pintu membuyarkan lamunannya. baru saja tara beranjak dan ingin membuka pintu, kakinya berhenti melangkah, seakan dia mengingat sesuatu hal penting

Bukankah Ini sama dikehidupan sebelumnya? Bedanya tara sekarang dalam keadaan sadar, sedangkan dikehidupannya dulu dia mabuk karena merasa marah pada orang-orang yang menghinanya.

Benar. Dia pasti dion.

Mengingatnya lagi, tangan Tara terkepal erat. Saat itulah alarick sangat marah dan kecewa padanya, dia bahkan dikurung selama dua hari didalam kamar. Jika saja tara tidak keras kepala untuk tidak memakan apa-apa, Tara mungkin dikurung selamanya dikamar itu, melihat kegilaan alarick pada saat itu.

Perlahan tara mendekati pintu. "Pergi. Aku tidak ingin diganggu"

Menunggu beberapa saat, Tara tidak mendengar langkah kaki yang meninggalkan pintu.

Keningnya berkerut "aku bilang pergi! Apa kau tuli!?" Persetan. Tara semakin marah kala tidak mendapat jawaban

"Aku bi_" suara Tara yang meninggi berhenti seketika kala mendengar suara rendah yang terdengar samar.

"Buka"

Apa dia salah mendengar?

"Buka atau aku dobrak"

Sontak mata tara membola kaget. Alarick? Bukankah itu alarick!? Tapi bagaimana bisa, sedangkan Dion tidak ada dikamar ini.

*Setengah jam sebelum tara memasuki kamar

Tara menaiki tangga dengan berbagai tatapan yang menatapnya dari berbagai sudut. Bibirnya menampilkan senyum tipis yang hampir tidak terlihat, dia senang rencananya hari ini berhasil.

Sedangkan yoselin berjalan menunduk dipapah oleh temannya, bahkan kamarnya hanya dilantai satu, jadi yoselin tidak perlu menaiki tangga.

Yoselin melirik tara yang sedang berdiri diatas tangga, matanya memancarkan rasa cemburu yang kuat.

Tara berdiri tinggi diatasnya, sedangkan dia? Tangan yoselin terkepal erat.

"Awww!"

Yoselin menatap perempuan yang memapahnya gugup, dia tidak tau jika kebenciannya pada tara membuatnya diluar kendali, hingga tanpa sadar kukunya menancap ditangan perempuan itu.

Semua orang menatap keduanya bingung, termasuk tara yang dari jauh menampilkan senyum yang semakin dalam.

Ini baru permulaan. Tunggu dan lihat. Setelah itu tara melanjutkan langkahnya, dipimpin kepala pelayan jeri.

I Live Again For My HusbandWhere stories live. Discover now