004

92.5K 8.6K 159
                                    

Vote dulu yukk baru baca. Follow juga ayy, gratis kok

Warning typo! Gk direvisi

Harap bijak dalam membaca!

*****

Tara melangkahkan kakinya keluar rumah dengan suasana hati yang baik, senyumnya tidak hilang dari bibirnya, dia sesekali menyapa pelayan yang ada dirumahnya membuat mereka cukup terkejut dengan sikap ramahnya

"pak antarkan aku"

"ah iya nyonya, tunggu saya ambil kunci mobilnya" kata pak deni berlari memasuki rumah

Dari lantai atas alarick memperhatian setiap gerak-gerik tara. Saat tara tersenyum pada tukang kebun, menatap ponselnya dengan senyum manis lalu mengangkat telpon sesekali tertawa kecil

Tubuhnya dibalut dengan dres putih, berbanding terbalik dengan baju yang digunakannya saat dia pulang tadi. Dres putih itu semakin membuat kulit putih tara semakin bercahaya, seperti buah pir yang bisa diperas, sangat menyegarkan

Alarick mengambil ponsel disaku celanannya. "ikuti" langsung saja alarick mematikan sambungan telpon

Mata gelapnya memandang mobil yang semakin menjauh dengan tatapan rumit. Sebenarnya apa yang coba kau rencanakan sayang?

"apa sudah sampai?"

"baiklah bella, aku akan segera sampai. Bersabar oke?"

Tak lama kemudian tara sampai dikafe yang ia tuju. Ia turun dari mobil, baru saja ia berjalan dua langkah, ia dikejutkan dengan seseorang yang melilit pinggangnya dari belakang, dia memeluk tara intim

"hei aku merindukanmu, kemana saja kau?" suara renyah yang membuat siapa saja senang untuk mendengarnya membuat tara menekan rasa bencinya

Dia tau siapa pemilik suara itu. Dia dion, kekasih yang ia perjuangkan dikehidupan pertamanya

Dan sekarang, tara hanya merasa muak dengan hanya mendengar suara yang dulu sangat ia sukai itu

Tara berbalik. Melepas kasar tangan dion dari tubuhnya. Dion yang melihat mata tajam tara mengernyit heran

"sayang apa kau merindukanku?" ujar dion menggenggam tangan tara

Tara kembali menghempaskan tangan dion membuat lelaki itu terkejut dengan sikap baru tara

"hei ada apa denganmu? Bukankah kita tidak bertemu selama satu minggu? Apa kau marah? Maafkan aku, tapi kukira kau sedang tidak ingin diganggu selama satu minggu ini" jelas dion dengan nada yang semakin halus dan membujuk

"apa sudah selesai? Jika sudah, mari kira akhiri hubungan ini" kata tara dengan mata tegas

Bisa dilihat dion terkejut, terbukti mata lelaki itu membola tak percaya. Siapa yang akan mempercayai ucapan tara, sedangkan mereka bahkan tidak mempunyai masalah dan semua dan jika difikir-fikir dion selalu memperlakukan tara dengan sangat baik.

Disisi lain, dua orang berbadan besar kini sedang berdiskusi

"kirim semuanya apa tidak?" kata orang berkepala plontos

"kirim saja" kata rekannya menatap jijik kearah tara

"tapi nyonya,...?"

"apa kau bodoh. Cepat atau lambat tuan pasti akan tau" selanya

Pria berkepala plontos menekan tombol send, lalu keduanya kembali kemobil menunggu tara kembali

Diruangan yang tadinya rapih kini terdapat pecahan vas yang dipecahkan oleh alarick

I Live Again For My HusbandWhere stories live. Discover now