005

97.3K 8.5K 104
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca, komen and share juga yaa

Warning typo!!

Jangan jadi sider oyyy!!

HAPPY READING! ❤

*****

"sistem?" tara menghela nafas saat tak mendengar jawaban sistem

Seperti yang diucapkan sistem, tara memang tidak bisa menghubungi sistem sesukanya. Sistem hanya keluar hanya saat keadaan mendesak

Bagaimamapun tara tidak menyesalinya, ini kehidupannya dan dia akan mengandalkan dirinya sendiri.

Sistem berkata, jika dia sudah benar-benar terikat dengan sistem, sistem akan selalu ada kapanpun ia memanggilnya

Adapun kapan itu tiba....

Tentu saja saat tara meninggalkan dunia ini

Memikirkannya, tara benar-benar enggan, tapi mengingat ia hidup hanya untuk alarick tara menghilangkan semua keengganan itu. Bagaimanapun...tidak ada gunanya terus hidup jika alarick tidak ada disisinya.

Tara melihat sosoknya didepan cermin, mengenakan piyama katun tipis, rambut coklatnya yang agak basah menyebar dikedua sisi pundaknya, melihat mata berairnya, tara agak ling-lung, dia sepertinya tidak mempunyai mata ini dikehidupan sebelumnya. Mata yang terlihat jernih, seakan orang yang melihat bisa menembus kepribadian tara yang lembut dan polos

Heh.. Bukankah ini hanya kompensasi kecil untuk kehidupan sebelumnya?
memikirkan ini, tara tidak bisa tidak mengingat yoselin

Dari atas sampai bawah, kepribadian dan pembawaan yoselin begitu lembut, anggun dan murni, Hingga orang-orang tidak bisa menolak apa yang diinginkannya

Dia begitu terlihat rapuh, membangkitkan perasaan pada seorang pria untuk selalu melindunginya!

Dan dia salah satu orang yang dibodohi oleh yoselin dari awal sampai akhir

Dari awal yoselin hanya mengincar suaminya alarick! Dan juga penderitannya.

Tara tersenyum datar. Tidak banyak ekspresi diwajahnya, hanya saja jejak kebencian itu begitu kuat, hingga orang mungkin tidak akan menduga saat melihat wajah lembut dan halus itu penuh dengan jejak penghinaan.

Bukankah dia begitu iri padanya?

Maka tara akan memberi tahunya, bagaimana rasa iri sebenarnya. Rasa iri yang bahkan dia sendiri akan tercekik saat melihatnya lebih tinggi darinya.

Memikirkan hal-hal menyenangkan yang akan terjadi kedepannya, tara memandang seisi kamar

Tidak ada tanda-tanda kehidupan didalamnya selain tara. Nyatanya dia sendiri yang meminta alarick untuk memisah kamar

Sudah dua tahun....

Apakah toleransinya padanya begitu besar? Mengingatnya lagi, tara tersenyum masam

Tentu saja. Dia bahkan rela mati hanya untuk selalu bersamanya.

Kaki tara melangkah keluar, sepanjang perjalanan matanya terlihat ling-lung

Saat ini dia sedang mengingat bagaimana dulu alarick selalu lembut padanya, sebesar apapun kesalahannya. Dia tidak pernah berteriak atau mebentaknya...

Tidak.

Dia pernah marah padanya. Ya, saat itu alarick bahkan membentaknya. Dia sangat-sangat marah.

I Live Again For My HusbandWhere stories live. Discover now