ㅡdelapan

2.3K 363 9
                                    

Jisoo berjalan nguap sambil garuk-garuk perut ke arah ruang tengah dimana temen-temennya udah bangun duluan.

"lo muka aja cantik, joroknya kebangetan elah" kata wendy jijik liat jisoo garuk-garuk pipinya setelah garuk perut.

"sembarangan nih buaya jomblo kalo ngomong" kata Jisoo ngeinjak kaki Wendy.

"nih liat badan gue bintik-bintik merah, keknya gue salah makan semalem" jisoo ngasih liat lengan sama kakinya yang beneran ada bintik merah.

"Lo makan udang kak semalem?" tanya Joy yang ngeri liat Jisoo garuk-garuk dengan kuku panjangnya.

"Perasaan gue gak makan" jawab jisoo yang tangannya ditahan jennie untuk gak garuk-garuk lagi. "eh baru inget! semalem gue makan tahu isi udang sama seulgi" kata jisoo mengingat. matanya mencari keberadaan seulgi di samping yoohyeon yang biasanya berduaan kek lobang idung, tapi sekarang gak ada.

"seulgi mana yooh?" tanya jisoo

"lagi angkat telepon kak, katanya dari rumah," jawab Yoohyeon terus lanjutin main game penguin sama ChaeLisa tapi si Lisa main curang.

"disuruh pulang tuh pasti" kata Jennie yang dianggukin Wendy.

"udah pasti, maklum dia kan saudara mbak Toyib" Joy menimpali.

mata Jisoo kembali mencari sepupu cantiknya yang juga gak ada di ruang tengah. "kak irene mana?" tanya jisoo lagi.

"keluar tadi, gak tau kemana tapi dari mukanya, kayaknya buru-buru" jawab Joy yang ikut penasaran sama permainan ChaeLisa dan Yoohyeon.

"kayaknya ada sesuatu penting By, makanya kak irene jalannya cepet banget tadi" lapor Jennie yang kebetulan liat irene buru-buru keluar tadi.
























"kamu ngapain nyusul saya kesini?" marah irene kesal pada pria dihadapannya ini.

"loh apa salahnya? malah bagus dong biar kamu gak kesepian lagi disini" kata pria itu yang merupakan tunangannya, Kim Suho.

"saya mau healing dan lebih baik kamu pulang ke Jakarta sebelum ada yang liat" kata Irene memutar balik badannya tapi ditahan sama Suho.

"kamu kenapa sih Rene? aku anter kampus nolak, aku temenin ke kantor nolak, aku ajak jalan nolak, bahkan aku bela-belain dateng ke Lombok buat kamu pun sekarang kamu nyuruh aku pulang," Suho berbicara dengan cepat. "kita udah tunangan Rene. masa iya kamu mau gini terus?" tanya suho frustasi. irene menepis genggaman Suho ditangannya.

"kalo gitu bujuk orang tua kamu biar kita gagal nikah. gampang kan?"

"gampang kamu ngomong, gimana soal hati aku?"

Irene mengangkat kedua bahunya, "saya gak peduli urusan hati kamu. sekarang pulang ke Jakarta" usir irene tapi Suho tetap pada pendiriannya.

dia menarik irene mendekat dan hendak mencium bibirnya namun dengan cepat telapak tangan irene menghalangi bibir mereka.

"udah gila?!" Bentak irene marah lalu mendorong tubuh suho menjauh.

"Rene aku mohon izinin aku disini" mohon Suho tapi irene tetaplah irene.

"pulang atau saya benar-benar marah sama kamu" ancam irene lagi dan suho tidak bisa berbuat apa-apa karena irene sudah memberikan keputusan.

Irene melangkahkan kakinya memasuki Villa lagi namun dirinya terkejut karena ada seulgi di balik tembok yang tampak sama terkejutnya dengan Irene. Keduanya tatapan hingga Situasi keduanya menjadi canggung.

"kamu butuh sesuatu?" tanya irene akhirnya karena seulgi tampak canggung sekali bahkan dia menggeleng cepat ketika ditanya Irene.

"gak ada kak, makasih"

"saya seharusnya yang terimakasih." Seulgi mengerutkan dahi, untuk apa katingnya berterimakasih pikirnya.

"soal di pesawat, terimakasih udah megang tangan saya waktu itu." Kata irene tulus. Seulgi menganggukkan kepalanya lalu tersenyum manis membuat irene mengalihkan pandangannya.

"ah soal itu, refleks aja kak soalnya kakak... takut tinggi ya?" tanya seulgi hati-hati. takut kalo omongannya salah. irene mengangguk membenarkan.

"saya emang takut tinggi. biasanya kalo pergi gini saya ditemenin"

"sama tunangan kakak?" tebak seulgi namun gelengan kepala dari irene membuatnya mengerutkan dahi sekaligus malu karena sok tau.

"sama sahabat saya" irene berucap pelan namun dengan senyuman yang bikin hati seulgi berdetak kencang.

"ah kirain sama tunangan kakak hehe" seulgi nyengir karena malu dengan tebakannya sendiri.

keduanya berjalan bersama sampai ke ruang tengah. seulgi kaget pas liat yoohyeon yang mukanya penuh dengan paper note. Seulgi langsung jalan cepat monolid dan lepasin satu persatu paper note itu dari muka yoohyeon.

"ini siapa yang naruh ginian di muka lo?" tanya seulgi yang hati-hati ambilin paper note itu.

"cih posesif banget lo. yoohyeon kalah main game penguin elah" wendy jengah karena seulgi yang perhatian banget sama Yoohyeon.

"ya tapi kenapa harus pake tempel paper note di muka? gimana kalo big puppy gue ini jerawatan gegara lo pada?" seulgi ngerocos aja sampai di hadiahin tabokan dari Joy yang duduk disamping Yoohyeon.

"terus tempel pake apa? lem tembak? lagian lo repot banget sih kak. nih yooh liat dah pawang lo galak kek anjing komplek" sindir Joy bikin dia dapet jitakan dari seulgi.

"sembarangan-"

"udah deh kak seul. mending diem atau gue cipok nih" ancam lisa yang udah mau berdiri. seulgi auto diem karena tau kegilaan seorang Lisa gimana.

Sedangkan irene hanya menatap interaksi seulgi dan Yoohyeon. Matanya menangkap pipi bersemu Yoohyeon membuatnya mengepalkan tangan. tingkah irene itu disadari oleh sepupunya yang menatapnya sedih.

Jisoo ngeliat irene yang langsung jalan ke dapur cuma bisa menghela napasnya.

"kamu kenapa? masih gatel-gatel? kita ke dokter aja ya?" tanya Jennie yang dari tadi sibuk sama alergi jisoo.

Jisoo menggeleng lemah lalu mendongak keatas.

kak irene....

ㅡ HER ㅡ ✓Where stories live. Discover now